Mediatani – Lahan porang yang ada di Kampung Celai, Kelurahan Balleanggi, Ballocci, Pangkep, Sulawesi Selatan mulai digarap oleh Kementerian Pertanian.
Saat mengunjungi lahan porang yang luasnya kurang lebih mencapai 550 hektar dari total seribu hektar lahan yang telah dipersiapkan di dua kecamatan ini, Kementerian Pertanian didampingi oleh Pemerintah Kabupaten Pangkep
Terkait hal ini, Syahrul Yasin Limpo (SYL) sebagai Menteri Pertanian (Mentan) menyampaikan bahwa tanaman porang ini merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang dinilai memiliki potensi yang besar dalam membuat beragam prodak olahan yang siap ekspor.
Oleh sebab itu, Kabupaten Pangkep yang juga diketahui sebagai kabupaten yang subur ke depannya akan diproyeksikan sebagai salah satu lumbung porang nasional.
“Pastinya Kabupaten Pangkep ini harus lebih maju. Kita tau bahwa Kabupaten Pangkep ini mataharinya bagus, air dan tanah yang pun bagus. Oleh karena itu, harus kita syukuri nikmat dari Allah ini untuk bisa menanam porang,” ujar Mentan SYL, pada Senin (19/7/21).
Meskipun demikian, Mentan SYL juga mengajak agar seluruh eksportir dan unsur pimpinan daerah untuk tidak mengekspor bibit porang. Hal ini karena sebagai upaya bersama dalam menjadikan negara Indonesia sebagai negara penghasil porang global.
“Melihat hal ini, Saya meminta kepada Gubernur dan juga para Bupati untuk bisa melakukan percepatan terhadap porang agar lebih kuat lagi,” tegas Mentan SYL.
Alasannya, karena porang ini bisa juga mnejadi beras, farmasi, kosmetik dan lain sebagainya. Lebih lanjut, Mentan SYL menyampaikan bahwa hal yang tidak boleh yaitu mengekspor umbinya lewat ciping atau setelah di modernkan.
Sementara itu, Muhammad Yusran Lalogau selaku Bupati Pangkep, dalam kesempatan yang sama menyampaikan ucapan terima kasihnya atas perhatian besar dari Kementerian Pertanian.
Menurutnya, Kementerian Pertanian telah berupaya untuk mewujudkan pembangunan komoditas porang yang ada di Kabupaten Pangkep.
Terlebih lagi, kata Yusran, masyarakat Kabupaten Pangkep sebelumnya telah diberikan bimbingan teknis terkait bagaimana cara penanaman porang yang baik.
Maka dari itu, diharapkan ke depannya mereka sudah mampu melakukan penanaman porang dengan metode yang lebih modern.
“Kepada seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Pangkep, saya harapkan supaya kita mampu untuk meningkatkan perekonomian kita melalui dengan pengembangan komoditas porang ini. Kalo bisa lagi komoditi porang ini Kita jadikan sebagai komoditi andalan kabupaten Pangkep,” ujar Yusran.
Sementara itu, Suwandi selaku Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian menyampaikan bahwa Pengembangan budidaya porang di Provinsi Sulawesi Selatan ini difasilitasi oleh bantuan pemerintah yang dimulai sejak tahun 2020.
Bantuan tersebut memiliki luas kurang lebih 577 ha dengan rincian meliputi bantuan dengan luasan 13 ha untuk pilot project/kebun bibit (Kab.Sidrap, Bantaeng dan Universitas Hasanudin) dan 564 ha bantuan pupuk yang dialokasikan di enam kabupaten.
“Ditahun 2021 ini, Provinsi Sulawesi Selatan memperoleh alokasi kegiatan porang yang luasnya dua puluh ha di sebelas Kabupaten,” ungkap Suwandi.
Sebelas kabupaten itu diantaranya Kabupaten Bantaeng, Barru, Bulukumba, Luwu Utara, Maros, Sidenreng Rappang, Sinjai, Soppeng, Takalar dan Wajo. Kesebelas Kabupaten ini menerima bantuan full paket pupuk dan benih.
Terjadinya peningkatan budidaya porang khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan disebabkan karena dinilai keuntungan yang diperoleh sangat memadai. Selain itu didukung juga oleh kesesuaian lahan dan berkembangnya industri olahan berbahan baku.
“Oleh sebab itu, saya berharap agar kondisi ini akan terus dipertahankan atau kalau perlu bisa ditingkatkan. Sehingga dimasa yang akan datang produksi porang dalam negeri akan terus berkembang tentu tanpa mengganggu pengembangan komoditas pangan lainnya,” pungkas Suwandi.