Mediatani – Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpangan) Kabupaten Kulon Progo kembali melakukan pemberian vaksin bagi hewan ternak sebagai upaya untuk mencegah penyakit antraks di wilayahnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Aris Nugroho mengatakan bahwa sebenarnya vaksinasi antraks di Kabupaten Kulon Progo telah dilakukan secara rutin setiap tahunnya.
Hal itu pun melibatkan UPT Puskeswan di masing-masing daerah. “Kemudian pada 2 Maret – 7 April 2021 kemarin, kami sudah memberikan vaksinasi antraks sebanyak 3.900 ekor hewan ternak di wilayah Pendowoharjo, Purwosari dan Jatimulyo yang berada di Kapanewon Girimulyo. Selain itu pula dilakukan pemberian vitamin dan obat cacing untuk meningkatkan imunitas,” terangnya, Selasa (16/3/2021), melansir, Kamis (18/3/2021) dari situs tribunjogja.com.
Adapun hewan ternak milik masyarakat setempat yang diberi vaksin di antaranya ialah ternak kambing, domba, sapi dan kerbau. Terlebih bakteri bacillus anthracis penyebab penyakit antraks tersebut dapat bertahan hidup di dalam tanah selama puluhan bahkan ratusan tahun, sehingga dikhawatirkan bisa menyebar lagi.
Dengan demikian, upaya pencegahan dilakukan secara rutin selama 10 tahun hingga 2027 mendatang. Dia menyebut, penyakit itu ditemukan menyerang hewan ternak di Kapanewon Girimulyo pada 2017 silam.
“Jadi kalau dihitung tahun ini sudah memasuki tahun ke-4 pelaksanaan vaksinasi antraks,” ucap Aris.
Pihaknya mengklaim penyakit antraks itu sekarang ini tidak ditemukan di Kabupaten Kulon Progo. “Meskipun tidak ditemukan tapi harus diantisipasi, jangan sampai muncul virus itu lagi,” ungkapnya.
Tidak juah beda, dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kotamobagu bidang peternakan dan kesehatan hewan telah melakukan vaksinasi terhadap Hewan Penular Rabies (HPR) yang dilaksanakan di Kelurahan Tumubui, Selasa (16/3/2021).
Kepala bidang peternakan dan kesehatan hewan, Samsul Hidayat Lasena, mengatakan hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus rabies di Kotamobagu.
Pihaknya menggelar vaksinasi di Kelurahan Tumubui dan Kelurahan Kotamobagu RT 15, 16 dan 17. “Vaksinasi ini merupakan program Dispertanak Kotamobagu yang bertujuan mencegah virus HPR milik warga, yang dilaksanakan pada Februari dan September dalam setahun,” ujar dia, melansir, Kamis (18/3/2021) dari situs mongondow.com.
Vaksinasi HPR tersebut diprioritaskan untuk hewan yang rentan dengan penyakit. “Ada tiga jenis HPR, yaitu kucing, anjing dan kera, yang kami laksanakan pada Februari lalu, vaksin diutamakan di wilayah yang memiliki populasi HPR terbanyak,” sebutnya.
Dia juga menuturkan bagi masyarakat yang ingin agar hewan ternaknya divaksinansi agar bisa melaporkannya. “Untuk masyarakat yang ingin hewan ternak miliknya divaksin, bisa langsung melapor ke Dispertanak Kotamobagu, atau bisa juga ke kelurahan dan desa untuk mendapatkan vaksinasi,” Jelas Samsul.
Sebelumnya, di Banyuwangi, para peternak patut bersyukur karena Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi membuka pelayanan kesehatan keliling gratis untuk hewan ternak.
Secara rutin, tim-tim dari dokter hewan dan tenaga kesehatan dari pusat kesehatan hewan (Puskeswan) ini siap untuk berkeliling ke berbagai wilayah, dengan memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gratis kepada hewan ternak milik warga.
“Program ini bertujuan untuk mendekatkan pelayanan dan meningkatkan status kesehatan hewan ternak di Banyuwangi. Agar bereproduksi dan berproduksi secara maksimal. Target tahun ini kami bisa melayani 10 ribu hewan ternak besar, seperti sapi dan kambing,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Arief Setyawan kepada detikcom, Minggu (14/3/2021) yang dikutip mediatani.co, Senin (15/3/2021).
Dalam kegiatan dan pelaksanaannya, tim keliling ini mendatangi lokasi peternakan maupun tempat permukiman warga di desa-desa, menggunakan mobil ambulans khusus ternak yang telah disiapkan oleh Pemkab Banyuwangi.
Mobil ambulans itu pun dilengkapi dengan berbagai peralatan kesehatan khusus hewan ternak. Seperti mikroskop, kamar hitung, alat pemeriksa berat jenis susu (laktodensimeter), hingga ultrasonografi (USG) untuk sapi dan ternak kecil.
Dengan berbagai peralatan itu, tim Puskeswan bakal melakukan pemeriksaan kesehatan secara terpadu, dilanjutkan pemberian vitamin, obat cacing, mineral, hingga tindakan pengobatan jika memang ditemukan hewan ternak yang sakit.
Bagi hewan yang bisa ditangani di lokasi, ucap Arief, akan langsung ditangani oleh dokter hewan dan petugas medis di tempat pemeriksaan. Bagi hewan yang membutuhkan penanganan medis lebih lanjut maka akan dibawa langsung ke klinik hewan usai atau setelah mendapat penanganan awal. Baca berita selengkapnya klik di sini, Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi membuka pelayanan kesehatan keliling gratis untuk hewan ternak. (*)