Eks Wakil Bupati Bandung Barat Pilih Terjun di Bisnis Pertanian

  • Bagikan
Sumber foto: kompas.com

Mediatani – Setelah berhasil mengakhiri masa jabatannya, Yayat T Soemitra selaku Wakil Bupati Bandung Barat dan juga sebagai Pelaksana Tugas Bupati Bandung Barat pada periode 2013-2018 ini memutuskan untuk kembali ke Jakarta.

Dilansir dari Kompas.com, Kembalinya Yayat ke Jakarta untuk membenahi beberapa bisnis yang telah terbengkalai selama kurang lebih lima tahun atau selama masa jabatannya.

Dua tahun setelah mengakhiri masa jabatannya, Yayat memutuskan untuk kembali ke Bandung Barat. Namun, kembalinya Yayat ke Bandung Barat kali ini bukan untuk urusan politik. Yayat kembali ke Bandung Barat untuk berbisnis di sektor pertanian.

Pria yang pernah menjabat sebagai Plt Bandung Barat selama tiga bulan ini memutuskan untuk berbisnis pertanian dan membuka lahan pertanian di daerah Tenjolaut, Kabupaten Bandung Barat.

“Alhamdulillah beberapa urusan Saya di Ibu Kota telah selesai dan beberapa bisnis yang dulu sempat saya tinggalkan telah tertata kembali. Sehingga sekarang saya punya banyak waktu luang. Maka dari itu saya mau coba bertani,” kata Yayat.

Yayat mengungkapkan kepada Kompas.com saat di Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada Senin (12/4/2021) bahwa ingin sukses sebagai petani di usianya yang sudah tidak lagi muda.

“Beradasarkan data dari WHO bahwa orang sukses di dunia itu adalah sebagian besarnya berada pada usia enam puluh tahun ke atas. Tadinya saya kira usia enam puluh tahun itu adalah masa pensiun. Jadinya saya jadi tambah semangat lagi. Saya mau sukses di pertanian pada usia enam puluh tahun ke atas,” ungkapnya.

Yayat juga menjelaskan mengapa daerah Cikalong Wetan dipilih untuk mengembangkan bisnis pertaniannya. Menurutnya, daerah Cikalongwetan masih mempunyai banyak lahan kosong yang subur dan bisa dimanfaatkan untuk menanam berbagai komoditas pertanian.

“Saya melihat di Cikalongwetan ini tanahnya subur dan masih banyak lahan kosong. Asalkan ada ketersediaan air maka berbagai sayuran seperti yang ada di Lembang bisa tumbuh di sini,” ungkap Yayat.

Yayat akan menerapkan konsep pertanian yaitu tumpang sari dengan pemanfaatan mulsa. Menurutnya, mulsa akan menjadi salah satu kunci agar petani dapat terus panen rutin setiap pekan dan setiap bulan. Penghasilan kotor petani bisa tiga sampai empat kali lipat lebih banyak dibanding pertanian konvensional.

Yayat mengaku akan memanfaatkan total lahan seluas sebelas hektare yang akan ditanami berbagai komoditi pertanian seperti pisang, sayuran, singkong, dan buah-buahan. Yayat juga akan bermitra dengan masyarakat dalam hal pemanfaatan lahan sehingga bisa lebih luas lagi.

“Nantinya mereka (pemilik lahan) bisa mendapatkan penghasilan dua kali lipat dari biasanya,” kata Yayat.

Lebih lanjut dikatakannya, mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), inti bisnis Kabupaten Bandung Barat adalah agro bisnis dan agro wisata. Yayat mengaku optimistis nantinya sektor pertanian di Kabupaten Bandung Barat ini bisa berkembang, ketahanan pangan daerah hingga nasional bisa terjaga.

“Mengemas hasil pertanian dengan baik, sehingga hasil pertanian tersebut memiliki nilai ekonomis lebih, karena saya yakin market yang menerima pun sudah menunggu,” tambahnya.

Merespon hal tersebut, Wowo Syswono selaku Kepala Desa Tenjolaut, Cikalongwetan menyampaikan bahwa banyak lahan kosong yang ada di wilayahnya dan bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Tidak hanya itu, hampir sembilan puluh persen dari warganya berprofesi sebagai petani sehingga bisa diberdayakan.

“Di sini kan buruh tani masih murah dan memang banyak yang bertani. Biasanya hasil panen dijual ke Cibitung Jakarta dan Caringin, Bandung,” sebutnya.

  • Bagikan