Mediatani – Belum lama ini, heboh ditemukan fosil bunga purba yang usianya diperkirakan berkisar 99 juta tahun. Bunga purba tersebut memiliki bentuk yang tetap utuh dan terawetkan dengan sempurna oleh gumpalan amber era dinosaurus. Kedua bunga purba ini ditemukan di Negara Bagian Kachin di Myanmar utara.
Amber sendiri merupakan resin pohon yang menjadi fosil dan sangat dihargai karena warna dan kecantikannya. Pada umumnya, amber yang memiliki kualitas bagus dimanfaatkan untuk membuat ornamen dan berbagai barang permata.
Fosil bunga ini hampir mirip dengan beberapa tanaman berbunga di Afrika Selatan yang hingga saat ini tetap tidak berubah selama 99 juta tahun lamanya.
Penemuan fosil bunga purba ini menjadi hal menarik dalam pengungkapan fakta tentang bagaimana bunga tersebut mampu berevolusi dalam kurun waktu yang lama dan berada pada dua tempat yang jauh berbeda.
“Bunga-bunga khusus ini hampir identik dengan kerabat modern mereka. Bahkan, sebenarnya tidak ada perbedaan besar,” ungkap Robert Spicer, seorang profesor emeritus di School of Environment, Earth and Ecosystem Sciences di The Open University di Inggris dikutip dari laman BBC, pada Kamis (3/2/2022).
Spicer yang diketahui juga berprofesi sebagai profesor tamu di Kebun Raya Tropis Xishuangbanna, China, menambahkan bahwa evolusi dan penyebaran tanaman berbunga atau angiospermae ini memainkan peran kunci dalam terbentuknya sebagian besar kehidupan di muka bumi.
Misalnya pada diversifikasi amfibi, burung, mamalia, serangga dan akhirnya menandai pertama kalinya ketika kehidupan di daratan menjadi lebih beragam jika dibandingkan dengan awal kehidupan di lautan.
Bunga purba yang ditemukan awet dalam damar oleh peneliti ini diberi nama Eophylica priscatellata dan bunga yang lainnya Phylica piloburmensis. Kedua bunga tersebut punya genus yang sama dengan bunga Phylica yang berasal dari Afrika Selatan saat ini.
Spicer juga mengaku bahwa dirinya belum mengetahui pasti tentang kapan tepatnya tanaman berbunga pertama kali muncul. Akan tetapi, kehadiran bunga awal yang telah diawetkan dalam damar ini bisa sedikit menjelaskan misteri tersebut.
Spesimen menunjukkan bahwa ciri-ciri identik dengan bunga di daerah rawan kebakaran, seperti daerah fynbos yang unik di Afrika Selatan. Kurang lebih sebanyak 150 spesies Phylica ini berasal dari wilayah yang kaya dan beragam secara biologis. Mereka juga telah ditemukan di samping amber yang berisi tanaman yang terbakar sebagian.
Menurut Spicer, hal ini menunjukkan bahwa terjadi adaptasi yang luar biasa antara bunga purba ini terhadap lingkungan kering musiman. Hal ini akan mendukung vegetasi lebih sering terkena kebakaran hutan.
“Itu menunjukkan adaptasi yang luar biasa terhadap lingkungan kering musiman yang mendukung vegetasi yang sering terkena kebakaran hutan,” pungkas Spicer.