Garam Langka, petani nikmati Manisnya Garam

  • Bagikan

Mediatani.co – Lamongan adalah salah satu daerah  penghasil garam yang dikenal. Belakang ini   sedang diramaikan pemberitaan kelangkaan garam. Hal tersebut berdampak pada harga pasar dinikmati bagi petani garam di Lamongan. Kini, petani garam di Lamongan bisa merasakan ‘manisnya’ harga garam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Salah satu petani yang merasakan ‘manisnya’ harga garam yakni Arifin, warga Sedayulawas, Kecamatan Brondong. Arifin mengaku pada musim panen biasanya harga garam per kg Rp 500, tahun ini harganya tembus Rp 3 ribu. Garam hasil produksi Arifin banyak terserap industri dan kebutuhan pengasinan ikan.

Arifin mengaku, baru kali ini petani garam bisa merasakan manisnya harga garam. Bahkan, agar tak tergantung musim, Arifin kini menerapkan petak rumah garam prisma. Meski harga garam melambung, kata Arifin, namun untuk kebutuhan nelayan atau petani dia menghargai garam produksi linya Rp 2000, jauh dari harga yang kini melambung.

Dia menjelaskan selama bulan Juli ini dari 14 petak tambak garamnya, dia sudah memproduksi 5 ton. Bahkan, kata Arifin, hingga akhir Juli ini dia menargetkan hasil garam dari petak yang dikelola bisa mencapai 20 ton.

“Dengan sistem seperti ini, yakni sistem garam prisma hasil garam bisa maksimal dan tak tergantung musim, juga hasil garam lebih bersih,” ujarnya.

Sementara di tingkat pengecer, harga garam hingga kini masih melambung tinggi. Di salah satu pengecer yang ada di Kecamatan Turi, harga garam per sak isi 50 kg Rp 125 ribu. Meski harga Rp 125 ribu, stok garam juga tidak tersedia. Hal yang sama juga terjadi di sejumlah pengecer atau toko yang mengakui jika garam masih langka.

Selain di Sedayulawas, petani garam lainnya di Kecamatan Brondong tercatat luas lahan 213 hektar, namun saat ini tinggal sekitar 200 hektar.

sumber : detik.com

  • Bagikan