Mediatani – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) menargetkan untuk untuk mengembalikan kejayaan komoditas udang windu di provinsi itu. Terkait hal itu, pemerintah akan memberikan bantuan berupa bibit udang windu gratis bagi petani tambak.
“Kami siapkan bibit udang windu gratis bagi petani tambak yang siap kembalikan kejayaan udang windu,” ungkap Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah di kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo Makassar, Senin (15/2/2021).
Nurdin Abdullah mengatakan, upaya tersebut dilakukan untuk terus mengembangkan sektor perikanan, khususnya untuk pengembangan budidaya udang windu.
Hal itu juga berlaku untuk keadaan nelayan saat ini yang belum melek teknologi, sehingga perlu dilakukan upaya untuk mendorong daya tangkap dan jumlah pendapatan para nelayan. Padahal, terlihat jelas saat ini potensi perikanan di Sulsel sangat luar biasa.
“Sektor perikanan kita di depan mata terlihat jelas potensi perikanan kita besar. Persoalannya, nelayan kita belum melek teknologi. Kedua, alat tangkap kita masih sederhana. Ketiga, alat penangkapan kita masih sederhana. Ini PR kita,” katanya.
Sebelumnya, pada acara Milad Univesitas Muslim Indonesia ke 67 tahun, Prof Nurdin Abdullah mengajak dunia kampus untuk sama-sama berkolaborasi dalam mendukung pembangunan dan pemulihan ekonomi secara nasional melalui program triple helix. Ia berharap dukungan kampus dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di Kawasan Timur Indonesia.
Selain itu, kata Nurdin Abdullah, yang paling penting, UMI diharapkan turut terlibat langsung mendukung Pemprov Sulsel untuk mengembalikan kejayaan udang windu (Sitto). Belakangan ini, banyak petani tambak udang vaname di Sulsel mengalihfungsikan lahannya menjadi sawah.
“Kami berharap UMI mendukung Pemprov untuk mengembalikan udang windu kita. Banyak negara yang mengembangkan produk unggulan mereka, tapi justru kita tertarik dengan udang vaname. Setelah vaname masuk, banyak petani mengubah empang menjadi sawah,” tutupnya.
Sebagai informasi, Sulawesi Selatan mampu memproduksi udang windu rata-rata sebanyak 5.000 – 6.000 ton per tahun. Jumlah tersebut sebagian besar merupakan produksi dari Kabupaten Pinrang yang telah memasok udang windu ke Jepang.
Dilansir dari Antara, Bupati Kabupaten Pinrang, Irwan Hamid di sela panen udang windu bersama Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, pada November 2020 lalu, mengatakan bahwa jajarannya juga tengah berupaya untuk melakukan ekspor ke Eropa dan Amerika.
Dia menuturkan, selain rumput, laut dan beras , udang windu atau yang dikenal dengan nama udang sitto di Sulsel ini juga merupakan komoditas unggulan Kabupaten Pinrang. Menurutnya, adanya komoditas ekspor tersebut, dapat menjadi penyangga ketahanan pangan nasional yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan dan upaya pemulihan ekonomi (PEN) masyarakat.
Pada kesempatan itu, Irwan memperkenalkan kepada gubernur Kawasan Budidaya Udang Windu Ramah Lingkungan yang merupakan salah satu sentra pengembangan udang windu di Kabupaten Pinrang.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, tercatat Kabupaten Pinrang memiliki luas areal tambak sebesar 15.026,20 hektare, khusus di Kecamatan Lanrisang luasnya mencapai 1.588,33 ha yang meliputi dua blok pengembangan, yakni blok Lanrisang 523,23 ha dan blok Waetuoe seluas 1.065,15 hektare.
Irwan menambahkan adapun Kawasan yang dikunjungi oleh Gubernur Nurdin Abdullah itu memproduksi udang windu jenis echo-shrimp atau ramah lingkungan. Udang tersebut merupakan udang kualitas premium yang selama ini diekspor ke Jepang.
Menanggapi hal tersebut, Prof Nurdin Abdullah turut mengapresiasi hasil produksi undang windu yang dikembangkan pemerintah dan para petani tambak di Pinrang. Ia berharap, jangan sampai petani tambak meninggalkan udang sitto dan beralih ke vaname.
Apalagi, menurutnya dari dahulu nenek moyang sudah mengembangkan udang windu untuk meningkatkan kesejahteraan.
“Saya kira kita punya kewajiban untuk menjaga keunggulan kita, Pinrang ini adalah salah satu dari dulu sampai sekarang sebagai penghasil udang sitto (windu),” katanya.