Gerak Cepat Jajaran Kementan Diapresiasi Pengrajin Tahu Tempe Semanan

  • Bagikan
Sumber foto: Indozone.com

Mediatani – Penanganan Kementerian Pertanian dan jajarannya dalam upaya menstabilkan harga kedelai dengan melakukan produksi besar – besaran selama 200 hari ke depan, membuahkan hasil. Melihat hal itu, para pengrajin tahu dan tempe di Kawasan Perum Kopti, Semanan, Jakarta Barat mengapresiasi langkah cepat jajaran Kementerian Pertanian (Kementan).

Handoko, selaku Ketua Pengurus Kopti Jakarta Barat menyampaikan apresiasinya kepada jajaran Kementerian Pertanian atas gerak cepatnya dalam upaya penanganan kestabilan harga kedelai. Apresiasi ini disampaikan Handoko sehari usai dikunjungi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di kawasan pengrajin tahu dan tempe terbesar se Jabodetabek itu.

Handoko juga menyampaikan bahwa saat ini produksi tahu dan tempe disambut antusias oleh para pengrajin tahu dan tempe di Semanan. Upaya pemerintah ini dinilai cukup tepat. Perlahan tapi pasti akan membuahkan hasil. Para pengrajin tahu dan tempe pun cukup optimis akan hal itu.

“Alhamdulillah kita merasa terayomi oleh Bapak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) beserta jajarannya yang telah berupaya sedemikian rupa untuk menstabilkan harga tahu dan tempe dengan melakukan produksi kedelai lokal pada 200 hari ke depan,” ujar Handoko, saat ditemui pada hari Jumat, 8 Januari 2021.

Lanjutnya, Handoko juga menjelaskan bahwa para pengrajin tahu dan tempe di Semanan sempat merasa tidak bersemangat karena harga kedelai yang cukup tinggi, mencapai Rp 9 ribu lebih. Tapi dengan adanya upaya Kementerian Pertanian untuk menstabilkan harga, maka mereka kembali optimis karena semua pihak harus bergerak bersama dalam upaya tersebut.

Kementerian Pertanian beserta jajarannya diharapkan mampu memaksimalkan upaya tersebut sehingga bisa mewujudkan cita – cita para pengrajin tahu dan tempe yang ingin menjadikan perum Kopti Semanan sebagai lokasi wisata nasional.

Handoko dan para pengrajin tahu tempe di Semanan juga berharap baik kepada Menteri Pertanian beserta jajarannya agar bisa menjadikan lokasi ini sebagai lokasi wisata tahu tempe nasional.

Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, masalah kedelai yang terjadi saat ini adalah adanya kontraksi global, khususnya akibat pandemi covid 19 yang menyebabkan sistem perekonomian berjalan tidak stabil. Sehingga, Kementerian Pertanian berinisiatif untuk mempersiapkan produksi kedelai dalam negeri selama 200 hari ini.

“Kami sikapinya dengan siapkan langkah awal yang konkret untuk mendorong petani tingkatkan produksi. Program aksi nyatanya kami susun, tapi bagi kami yang terpenting adalah bagaimana dapat diimplementasikan di lapangan. Ini yang harus kita pastikan dan utamakan,” ujar Syahrul Yasin Limpo.

Produksi kedelai dalam negeri bisa diwujudkan, sebab kedelai dalam negeri dinilai mampu berdaya saing yang baik termasuk kualitas maupun harganya adalah program utama dan prioritas pembangunan pertanian. Dengan mengusung program konkret yaitu melalui perluasan areal tanam dan meningkatkan pelibatan integrator, unit – unit kerja Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah.

“Dengan langkah cepat dari Kementerian Pertanian bersama berbagai integrator dan pengembang kedelai yang ada kita lipatgandakan dengan kekuatan. Kita bergerak cepat, sehingga produksi kedelai dalam negeri meningkat,” tutupnya.

Sementara itu, Jenderal Helmy Santika, selaku Kepala Satgas Pangan Polri Brigadir, menyatakan sudah mengantongi data dan hasil analisis ketersediaan serta kebutuhan kedelai secara nasional.

Helmy juga menyebutkan perkembangan global di masa pandemi Covid-19 turut memengaruhi harga kedelai di pasar dunia. “Berdasarkan data FAO (Organisasi Pangan Dunia), pada Desember 2020 ada kenaikan harga kedelai di pasar global sebesar 6 persen dari harga awal US$ 435 menjadi US$ 461 per ton,” kata Helmy.

  • Bagikan