Gerakkan Ekonomi Desa, Warga Kampung Klamono Sorong Kembangkan Pertanian Hidroganik

  • Bagikan
Sumber foto: news.detik.com

Mediatani – Sebagian besar pensiunan Kampung Klamono Olie, Distrik Klasafet Sorong memilih untuk menghabiskan masa tuanya dengan kegiatan budidaya pertanian hidroganik dan budidaya ikan air tawar.

Dilansir dari laman medcom.id, mereka sudah lama menggeluti kegiatan pemberdayaan ini melalui BUKAN TANI (Budi Daya Ikan dan Pertanian Hidroganik).

Selain untuk mengisi hari tua, tujuan mereka menggeluti kegiatan ini yaitu untuk menghidupkan perekonomian kampung mereka tanpa harus bergantung pada dana pensiunan.

Di tahun 2018, warga sudah aktif membuat kolam ikan yang dana awalnya diperoleh dari bantuan pemerintah yaitu berupa pengadaan kolam dan bibitnya. Kemudian selanjutnya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang diberi nama Bumdes Sinivago.

Menurut Yuliana, Kepala Kampung Klamono Olie, hasil budidaya ikan mereka bahkan pernah mencapai 150 kg. Dari hasil panen inilah kemudian digunakan lagi untuk membeli bibit sekitar 6 ribu.

Mereka bergantian untuk merawat ternak ini sesuai jadwal piketnya. Sayangnya, beberapa hari menjelang hari panen, kolam tersebut mengalami banjir dan membuat ikan lele yang siap panen lenyap tak tersisa.

Peristiwa itu sempat mematahkan semangat warga di sana. Bahkan, ikan lele yang masih tersisa pun dibiarkan mangkrak dan dipancing oleh warga sekitar.

“Tahun ini, dari PT Pertamina datang. Melihat kolam yang sudah ditumbuhi rumput setinggi orang. Mereka tertarik untuk menghidupkan lagi,” kenang Yuliana.

Program BUKAN TANI merupakan sistem pertanian yang mengolaborasikan antara ikan dan sayuran. Walaupun sejatinya, profesi petani ini bukan profesi mayoritas di kampung tersebut.

Program ini sebenarnya inisiatif masyarakat sejak dulu, namun sempat ditinggalkan. Sehingga PT Pertamina hadir untuk membantu menghidupkan kembali program tersebut.

Minimnya keahlian menjadi penyebab kegagalan budidaya ikan yang dilakukan. Sehingga, pertanian hidroganik yang merupakan sistem pertanian urban ini dinilai cocok dijadikan sebagai solusi bagi mereka yang bukan petani.

Communication Relation & Community Involvement and Development PT Pertamina EP Papua Field, Hariyanto menjelaskan bahwa pertanian hidroganik adalah memadukan tanaman sayuran yang ditanam secara hidroponik tetapi menggunakan nutrisi yang berasal dari kolam ikan.

Dijelaskannya, hubungan tanaman dan ikan ini bisa terjadi karena air dari kolam ikan tersebut mengandung sisa makanan dan juga kotoran yang ternyata bisa dimanfaatkan sebagai nutrisi tanaman.

Dalam merealisasikan program ini, langkah awal yang ditempuh adalah dengan membabat rumput liar yang telah menutupi area kolam.

Terdapat 6 petak kolam yang 3 petaknya di belakang berukuran masing-masing 10x5m dan 3 petak lainnya menyatu dengan ukuran 10×15,40m. Lalu selanjutnya kolam diperbaiki agar lebih bagus dan juga tahan terhadap banjir.

Melalui program BUKAN TANI, banjir dapat diatasi dengan meninggikan dinding kolam lalu diberi atap. Selanjutnya pompa dan pipa pvc diletakkan di permukaan kolam sebagai wadah menanam sayuran.

Rencananya, pada Desember 2021, program ini akan mulai dijalankan. Kolam ini diharapkan tidak hanya mampu memberi hasil tetapi juga bisa dijadikan sebagai contoh oleh warga sekitar. Kedepannya, para warga juga bisa membuat dan menerapkan pertanian hidroganik sendiri di rumahnya.

  • Bagikan