Mediatani – Prof. Dr. Herdhata Agusta adalah salah satu dosen IPB University, Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian mempresentasikan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan pupuk organik yang memiliki keunggulan. Dia juga menuturkan setiap ton TKKS mengandung unsur hara N 1.5 persen, P 0.5 perse, K 7.3 persen dan Mg 0.9 persen.
“N,P,K dan Mg merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman sawit. Selain unsur hara yang dikandung dalam tandan kosong juga terdapat mineral-mineral yang dibutuhkan oleh tanaman sawit,” tuturnya pada Selasa, 28 November 2023.
Hal tersebut disampaikan pada ‘workshop Karbonasi Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Pemanfaatanya sebagai Pupuk Organik untuk Substitusi Pupuk Kimia pada Perkebunan Kelapa Sawit’ kerjasama antara IPB University dan BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit).
“Biochar hasil karbonasi TKKS sebagai pupuk organik atau soil conditioner memiliki kelebihan. Dimana mampu menjaga kelestarian kandungan bahan organik unsur hara dalam tanah pada lahan perkebunan kelapa sawit,” jelasnya.
Secara langsung penggunaan biochar TKKS atau usaha pengembalian bahan organik pada lahan perkebunan sawit , akan mempengaruhi populasi mikroba tanah tersebut.
“ini akan berdampak secara berkala meningkatnya kesehatan, kesuburan, dan kualitas tanah,” bebernya.
Selain itu, Kepala Divisi Teknologi Proses, Program Studi Teknik Industri Pertanian, IPB University, Prof Dr Erliza Hambali memaparkan bahwa, jika 50 persen saja tandan kosong kelapa sawit di Indonesia dikelola menjadi pupuk organik atau biochar melalui proses karbonasi dengan penerapan tekologi yang tepat, maka akan menghasilkan sekitar 7.5 juta ton karbon pada pengolahannya.
“Dengan kata lain dapat menggantikan kebutuhan dari lahan perkebunan sawit akan pupuk kimia sekitar 50 persen” lanjutnya.
Berdasarkan informasi dari PT BGA, penggunaan pupuk organik tandan kosong kelapa sawit atau biochar untuk mengganti pupuk kimia dapat menekan biaya pemupukan sebesar 20 persen dari penggunaan biasanya.
“ jumlah ini, yang sangat signifikan, melihat biaya operasional perkebunan sawit sekitar 80 persen berasal dari komponen biaya pemupukan,” tuturnya.
Tentu penghematan biaya operasional pada perkebunan dapat dilakukan dengan memperhatikan manfaat dari penggunaan biochar tandan kosong kelapa sawit.
Pada kesempatan sebelumnya, Plt Direktur Penyaluran Dana, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDPKS, Zaid Burhan Ibrahim pada kegiatan lain menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan distribusi biochar tandan kosong atau pupuk organik yang diperoleh dari olahannya terhadap TKKS kepada petani binaanya.
“ Jika kualitas pada pupuk organik atau biochar tandan kososng kelapa sawit yang dihasilkan baik untuk diaplikasikan, kami akan salurkan ke petani binaan yang ada, karena biaya operasional dan barangnya sangat murah, hanya di bandrol Rp5000 per kilogramnya. Selain itu harga pupuk kimia yang sangat mahal saat ini. Jadi kita akan menggaungkan penggunaan pupuk organik dari tandan kosong sawit,” terangnya.