Mediatani – Primulyanto (54) warga Rusunawa Kraton yang kesehariannya bekerja sebagai guru olahraga di SD Persatuan Umat Islam (PUI) Kota Tegal, sukses menjalankan usaha ternak jangkrik cliring yang dirintis tepat di tahun pertama Pandemi Covid-19.
Usaha ternak jangkrik itu mulanya dijalankan Prim saat kegiatan belajar mengajar diharuskan digelar dari rumah secara daring. Karena cara belajar itu membuat Prim memiliki banyak waktu luang, ia berpikir untuk melakukan kesibukan atau kegiatan lain yang produktif.
April 2020, Prim mulai beternak jangkrik cliring. Ia membeli jangkrik eceran seharga Rp5.000 dengan satu kantong plastik berisi sekira 50 ekor. Jangkrik-jangkrik ini kemudian dijadikan sebagai indukan.
Sebelumnya, Ia mengaku sudah pernah terjun menjadi peternak jangkrik di tahun 1998 hingga 2000. Berbekal ilmu yang dulu itulah, kina Prim bisa berhasil membudidaya jangkrik.
Prim sudah membeli jangkrik secara eceran hingga lima kali. Jangkrik-jangkrik tersebut kemudian dibesarkan hingga menjadi indukan. Percobaan awalnya berhasil, jangkrik-jangkrik indukan tersebut bertelur.
Setelah indukannya bertelur, Pri kemudian menetaskan telurnya dengan menggunakan mesin tetas yang telah dibuatnya. Saat proses penetasan berhasil, ia kemudian merawat jangkrik-jangkrik tersebut selama 30 hari usia pasaran.
Saat ini, ia telah menebar telur jangkrik hingga mencapai 1 kilogram, dimana masing-masing kotak budidaya diisi 30 ons telur. Hingga panen, per kotak tempat budidaya itu dapat menghasilkan 80-100 kilogram jangkrik.
Untuk mendapat hasil yang memuaskan, Pri memberi makan jangkriknya pada pagi dan sore hari. Namun, jika mendekati usia panen, ia juga memberi makan jangkriknya pada malam hari. Jangkrik-jangkrik tersebut kemudian dipanennya setiap seminggu sekali.
Adapun kendala yang selalu diwaspadainya adalah predator hewan seperti tikus dan cicak yang sangat menyukai menu jangkrik sebagai santapan makanannya.
Pri mengaku bersyukur usaha peternakan jangkriknya dapat bertahan di masa pandemi Covid-19 yang hampir berlangsung selama dua tahun ini. Kini, dalam sebulan hasil panen jangkriknya sudah mencapai 100 kilogram atau 1 kuintal jenis jangkrik cliring.
Primulyanto mengaku, modal untuk memulai bisnis ternak jangkrik tersebut tidak begitu besar dan punya peluang yang bagus di Kota Tegal. Pasalnya, di Kota itu banyak pasar burung dan pecinta burung.
Di tengah kesibukannya sebagai guru dan ketua RT di Rusunawa Kraton, ia masih dapat menjalankan usaha peternakan jangkriknya. Meski demikian, saat ini aktivitas mengajar sudah kembali aktif, sehingga mengharuskannya untuk menerapkan manajemen waktu yang baik.
“Pada pagi hari setelah salat subuh, saya sudah pergi ke pasar untuk membeli sayur-sayuran sebagai pakan jangkrik. Sebelum bekerja pada pukul 06.00 WIB. Kemudian saya memberi makan jangkrik lagi pada sore harinya, pukul 16.00 WIB,” ujarnya dilansir dari tribunnews.com, Minggu 17 Oktober 2021.
Saat ini, ia bahkan telah memiliki tujuh orang peternak binaan. Para peternak binaan tersebut membeli telur jangkrik darinya, yang kemudian ditetaskan dan dirawat hingga usia pasaran. Satu dari peternak binaannya bahkan ada yang sekali panen bisa menghasilkan sebanyak 100 kilogram jangkrik.
Sementara untuk harga jangkrik, sifatnya cukup fluktuatif, kadang mahal dan juga murah. Saat ini harganya sudah mencapai Rp25.000 per kilogram. Namun, saat mahal harganya bisa mencapai Rp40.000 per kilogram.