Mediatani – Hingga kini Kabupaten Temanggung, khususnya wilayah di lereng Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau ini masih mengandalkan pertanian dan perkebunan sebagai sumber perekonomian rakyat. Wilayah perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian variatif, dua gunung api aktif yang menjadi penyebab kesuburan lahan.
Kemandirian Temanggung dalam bidang agrikultur memang tidak diragukan lagi setelah beberapa komoditas seperti vanili, kopi dan tembakau berhasil dibudidayakan. Selain itu, ada komoditas asparagus yang saat ini sedang digadang-gadang menembus pasar ekspor.
Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung, Joko Budi Nuryanto menyampaikan pengembangan asparagus di Temanggung seluas 14 ha dengan produksi rata-rata 15-20 ton/ha.
“Komoditas ini cocok di ketinggian wilayah, kontur tanah dan kemiringan serta serapan cahaya matahari seperti di Temanggung. Asparagus tergolong tanaman super food dengan harga yang terbilang sangat tinggi dibanding produk pertanian lainnya,” ujar dia melalui keterangan, Rabu (12/8).
Melihat potensi komoditas asparagus tersebut, pemerintah pusat terus membantu pengembangan komoditas pertanian ini. Seperti yang dikatakan Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, dalam kunjungan kerjanya ke Asosiasi Asparagus Temanggung Farm (ATAF), pemerintah mendorong peengembangan tanaman asparagus di Kabupaten Temanggung untuk meningkatkan taraf hidup petani.
“Saya memang baru melihat bagaimana budidaya asparagus, ternyata sangat menjanjikan untuk petani,” ungkap Dirjen Hortikultura yang akrab disapa Anton ini.
Ia juga menyampaikan, potensi pengembangan asparagus sangat besar dan permintaan pasar juga terbuka luas. Asparagus kualitas premium, katanya harga jual sekitar Rp80.000 per kilogram, sehingga dalam satu hektare bisa menghasilkan Rp 1,6 miliar per tahun.
Anton berharap agar asosiasi dapat meningkatkan penampilan dari kemasan produk asparagus untuk meningkatkan nilai tambah produk. Ini sebagaimana arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang meminta agar terus mendorong kualitas komoditas hortikultura.
“Dengan kerja keras semua pihak, mudah-mudahan pemerintah akan mendorong upaya ekspor asparagus ke luar negeri yg masih terbuka luas di Asia, Timur Tengah, Amerika Serikat maupun Eropa,”kata Prihasto.
Ketua Asosiasi Temanggung Asparagus Farm (ATAF) Basori Supriyanto menyampaikan asparagus merupakan komoditas sayuran level menengah ke atas dalam klasifikasi hasil pertanian.
“Dengan kandungan nilai gizi yang tinggi produk asparagus banyak diminati pasar, bahkan permintaan pasar sering tidak terpenuhi. Kekurangan produk asparagus terjadi karena masih rendahnya produktivitas asparagus itu”, tambahnya.
Awalnya, Basori memperoleh informasi yang membudidayakan asparagus di Pulau Jawa hanya di Bandung dan Malang saja. Ia menganggap hal tersebut adalah peluang lalu mencoba berinisiatif menanam asparagus di Temanggung.
Setelah berkordinasi dengan rekan-rekannya, akhirnya dari percobaan tersebut sampai saat ini sudah hampir 14 hektare lahan tanaman asparagus yang tersebar di tujuh kecamatan di Kabupaten Temanggung.