Harga Ternak Kurban di Aceh Alami Kenaikan

  • Bagikan
ilustrasi hewan kurban/ist

Mediatani – Detik-detik menjelang Lebaran Idul Adha atau Idul Qurban 1442 Hijriah, pasar hewan di Sibreh, Kabupaten Aceh Besar kini telah ramai dikunjungi pembeli untuk membeli ternak guna keperluan berkurban.

Diketahui, perediaan atau stok ternak Qurban seperti sapi dan kambing, sudah dilaporkan aman dan mampu mencukupi kebutuhan di Provinsi Aceh.

Meski begitu, harga hewan Qurban itu, kini mengalami kenaikan dengan angka bervariasi, mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 Juta perekornya. Harga itu pula tergantung ukuran besar ternak Qurban tersebut.

Pasar hewan di Sibreh merupakan salah pusat pasar hewan terbesar di Provinsi Aceh hingga saat ini. Para pedagang ternak sapi maupun kambing dari berbagai kabupaten di Aceh selalu memadati pasar hewan ini.

Akhir-akhir ini mereka mengujungi pasar dalam rangka menjual hewan ternak mereka. Masing-masing berasal dari pedagang Bireuen, Takengon, Bener Meriah, Pantonlabu (Aceh Utara), Laweung (Pidie), Pidie Jaya, dan Aceh Besar dan Banda Aceh serta kabupaten lainnya.

Mereka memasarkan ternaknya di pasar hewan Sibreh yang rupanya digelar sepekan sekali setiap hari Rabu.

Salah seorang pedagang sapi, Umar, warga Gampong Miruek Pango kepada Serambinews.com, Rabu (7/7/2021), mengatakan, saat ini harga sapi untuk Qurban Idul Adha mengalami kenaikan dari Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta/ekor.

Pria 60 tahun ini juga mengaku untuk sapi Qurban ukuran kecil dihargai Rp 14,5 Juta perekor sekarang naik menjadi Rp 15 juta/ekor. Semenetara, untuk sapi Qurban ukuran sedang dihargai sebesar Rp 17,5 juta perekor dari Rp 16 juta perekor.

Bahkan, ada pula yang mencapai harga fantastis yakni Rp 32 juta perekor yang memiliki bobot berat mencapai 190 kilogram.

Menurut dia, saat ini stok sapi di Aceh aman dan melebihi untuk Qurban Idul Adha maupun meugang Idul Adha.

Umar juga mengungkapkan, sapi yang paling laris terjual sapi lokal atau sapi aceh mencapai 90 persen.

Pasar Ternak di Daerah Lain Juga Tetap Beroperasi

Sementara itu, di Kabupaten Probolinggo, meski menerapkan PPKM Darurat. Menjelang Hari Raya Idul Adha ini, pemerintah memastikan pasar ternak tetap buka.

Bahkan, sejauh ini belum mempunyai rencana untuk menutupnya.

Hal itu diungkapkan Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Probolinggo Taufik Alami.

Kata dia, menjelang Idul Adha, pihaknya belum ada rencana menutup pasar. “Kami kan hanya regulasi saja. Jadi, tidak ada penutupan pasar,” ujar dia.

Walaupun begitu, kini pihaknya melakukan arahan sesuai dengan instruksi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Dalam teknisnya, harus 50 persen dari kapasitas. “Tidak perlu adanya arahan itu, di pasaran sudah menerapkan hal itu. Bahkan, lebih dari 50 persen. Sebab, daya beli di masa pandemi ini sangat menurun,” terangnya.

Ia menambahkan, penerapan protokol kesehatan di pasar sudah bagus. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya klaster pasar. Namun, ada beberapa pasar, seperti pasar hewan yang masih sulit untuk memaksimalkan protokol kesehatan.

“Makanya, tadi ada klaster pasar. Yang cukup sulit memang di pasar hewan, sebab orang-orang yang datang dari luar daerah,” ucapnya.

Dalam penerapan protokol kesehatan di pasar hewan, Taufik mengaku, berkoordinasi dengan satgas kecamatan setempat. Pihaknya pula maksimalkan satgas kecamatan masing-masing.

Sejatinya, pun butuh dukungan dari berbagai pihak. Seperti Dinas Perhubungan dan pihak lain dalam mengontrol orang-orang di pasar ternak. (*)

  • Bagikan