Mediatani – Hari Nelayan Nasional merupakan momen untuk memperingati dan mengapresiasi jasa para nelayan Indonesia yang telah berupaya untuk memenuhi kebutuhan protein dan gizi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Untuk itu, Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan berharap agar pemerintah dapat menjadikan Hari Nelayan Nasional pada 6 April 2021 ini sebagai momentum meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir seperti nelayan.
“Masih banyak PR yang harus diselesaikan pemerintah untuk membantu kehidupan nelayan kita. Di antaranya masih tingginya kemiskinan nelayan yang mencapai 20 hingga 48 persen nelayan,” ungkap Johan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, (6/4).
Johan menyebutkan bahwa jumlah nelayan yang saat ini sudah sebanyak 1.459.874 orang berdasarkan data KKP merupakan aset nasional untuk dapat mengembangkan sektor kelautan dan perikanan menjadi lebih maju dan berjaya sebagai negara maritim.
Politisi PKS ini juga mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang harus diatasi untuk membantu nelayan seperti meningkatkan harga jual hasil tangkap agar bisa lebih tinggi dibanding biaya produksi yang dikeluarkan.
Begitu juga untuk membantu mereka dalam meningkatkan kuantitas tangkapan dengan menggunakan metode yang lebih canggih, dan juga perlu adanya insentif khusus bagi nelayan dan pembudidaya skala kecil agar dapat memiliki modal usaha yang memadai.
“Mari menjadikan momentum hari nelayan nasional saat ini dengan memberikan kebijakan dan program yang selalu berpihak pada kepentingan nelayan. Serta memperkuat pemberdayaan masyarakat nelayan agar lebih sejahtera,” serunya.
Menurut Johan, saat ini sangat diperlukan pemberdayaan nelayan untuk mengatasi persoalan kemiskinan nelayan yang terjadi di Tanah Air.
Partisipasi Aktif Masyarakat
Dalam pendekatan pemberdayaannya, lanjut Johan, harus menekankan pada partisipasi aktif dari masyarakat nelayan yang bertujuan untuk membangun kesadaran dari setiap nelayan bahwa mereka memiliki potensi dan tekad untuk menjadi lebih sejahtera dengan optimalisasi pemberdayaan sumber daya yang ada.
Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah untuk dapat menyiapkan berbagai sarana prasarana yang memadai untuk membantu semua nelayan di Tanah Air.
“Dan memiliki perhatian khusus kepada rumah tangga nelayan dengan berbagai program penting, seperti adanya beasiswa khusus anak nelayan agar pendidikannya terjamin dan kesejahteraan keluarga nelayan lebih meningkat,” ujar Johan.
Ia juga meminta pemerintah agar tidak membuat kebijakan yang dapat merugikan nelayan, seperti membuka kran impor ikan. Karena menurutnya hal yang semestinya dilakukan yaitu meningkatkan potensi produk ikan secara nasional agar mampu memasok kebutuhan domestik.
Menteri Sakti Wahyu Trenggono yang menakhodai Kementerian Kelautan dan Perikanan membuat tiga program terobosan yang harus dijalankan dengan optimal dan sebaik-baiknya hingga tahun 2024.
“Terdapat tiga program terobosan KKP pada tahun 2021 hingga tahun 2024,” ungkap Trenggono.
Program Pembangunan Kelautan dan Perikanan
Menurut Menteri Trenggono, langkah terobosan tersebut merupakan rangkaian upaya dalam melaksanakan program pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan.
Adapun tiga program prioritas KKP hingga tahun 2024 yang dimaksud, antara lain peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan nelayan.
Kemudian, terobosan yang kedua adalah melaksanakan pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor yang didukung dengan riset kelautan perikanan.
Dan terobosan ketiga yaitu membangun kampung-kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut yang berbasis kearifan lokal.
Sejarah Hari Nelayan
Perlu diketahui, setiap tahunnya tanggal 6 April selalu diperingati sebagai Hari Nelayan Nasional. Peringatan Hari Nelayan Nasional ini telah ditetapkan pada tahun 1960 lalu sejak pemerintahan Orde Baru.
Sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas kesejahteraan hidup yang diberikan, beberapa daerah memperingati Hari Nelayan dengan melakukan upacara yang diisi dengan tarian tradisional dan pelepasan sajen ke laut. Harapannya, hasil tangkapan para nelayan dapat semakin meningkat.
Upacara tersebut didasari oleh keadaan geografis Indonesia yang diapit oleh dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Kondisi tersebut membuat Indonesia memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya penduduk yang berprofesi sebagai nelayan.