Identifikasi Lahan Pertanian Pasca Bencana, Kementan: Langkah Awal Pemulihan

  • Bagikan
Sumber foto: Republika.co.id

Mediatani – Bencana alam memang tidak dapat dihindarkan. Letak Indonesia sangat strategis dan berada pada jalur gempa teraktif karena dikeliling oleh cincin api. Sehingga, bencana alam sering menghantui Indonesia. Tidak ada upaya selain penanganan pra bencana. Namun, jika penanganan pra bencana tidak maksimal dilakukan, masyarakat Indonesia harus bisa kuat dan menerima bencana alam yang datang sewaktu – waktu tanpa terduga.

Jika terjadi bencana, tidak perlu khawatir dan bersedih. Setiap musibah pasti ada hikmahnya. Pasca bencana yang harus dilakukan dan diprioritaskan adalah penanganan dan pemulihannya. Salah satu sektor yang harus gerak cepat untuk memulai penanganan pasca bencananya adalah sektor pertanian terutama pada lahan – lahan pertanian yang terdampak bencana.

Dedi Nusyamsi, selaku Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian pun menghimbau kepada seluruh penyuluh pertanian baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang terdampak bencana untuk segera memikirkan tahap pemulihan tersebut. Langkah awal yang cukup efektif adalah dengan segera melakukan identifikasi lahan yang terkena dampak bencana tersebut. Dedi menilai hal itu adalah langkah awal untuk memulihkan dan membangun kembali sektor pertanian yang terkena dampak bencana alam agar ketersediaan bahan makanan segera teratasi.

Dedi Nursyamsi menyampaikan seruan tersebut dari arahan Menteri Pertanian RI (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Kementerian Pertanian akan bergerak cepat untuk merespons bencana alam banjir ini yang melanda sejumlah Provinsi di Indonesia, terutama di Kalimantan Selatan, Jawa Barat dan Sulawesi Barat.

“Tidak ada sektor kehidupan yang tidak terganggu oleh bencana alam kali ini, termasuk juga pada sektor pertanian. Terlebih lagi sektor pertanian ini adalah sektor andalan negara, jadi secepat mungkin kita upayakan pemulihan dan kebangkitannya. Kita harus menjadi penyedia pangan bagi seluruh rakyat Indonesia”, kata Dedi mengucap hal yang sama dari arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat Rapat Tindak Lanjut dan Informasi Banjir di Banjarmasin, Minggu (17/1).

Langkah ini diharapkan bisa berjalan sesuai rencana dan tanpa hambatan. Dedi juga meminta Balai Penyuluhan Pertanian selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani) di wilayah terdampak bencana agar setelah bencana mulai surut, kemudian dilakukan identifikasi lahan pertanian terdampak bencana. Penyuluh di BPP KostraTani diminta untuk tetap semangat dan jangan menyerah terlebih lagi ditengah pandemi Covid-19 seperti ini ditambah lagi bencana alam yang melanda.

“Para penyuluh yang ada di Sumedang, Jawa Barat yang terkena dampak bencana alam longsor, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Barat yang terkena dampak banjir dan gempa bumi akibat dari bencana alam, harus tetap menjaga semangat dan kinerjanya untuk mendampingi serta mengawal kondisi fisik dan psikis petani”, kata Dedi saat didampingi oleh Septalina Pradini selaku anchor Ngobras Koordinator Substansi Evaluasi dan Pelaporan (Evalap) BPPSDMP.

Dedi juga menguraikan beberapa langkah lainnya, tetapi yang paling utama adalah identifikasi dan pemenuhan kebutuhan pokok terlebih dahulu seperti sandang, pangan dan kesehatan. Lalu langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi luas lahan pertanian yang terkena dampak bencana seperti longsor, terendam banjir, dan terguncang akibat gempa bumi termasuk hewan ternak.

Menteri Pertanian RI (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengamanatkan kepada BPP KostraTani untuk harus segera identifikasi dan melaporkan jumlah lahan yang rusak maupun puso akibat bencana. Kementerian Pertanian telah menyediakan pos komando (Posko) untuk mengatasi hal itu seperti balai karantina, balai besar pelatihan pertanian (BBPP) di Binuang dan SMKPP Banjarbaru di Kalimantan Selatan.

 

  • Bagikan