Mediatani – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turut andil dalam percepatan program nasional dengan penguatan ketahanan pangan. Salah satu upaya yang dilakukan yakni mendukung informasi layanan iklim dan cuaca di wilayah food esate Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara.
Untuk mengamati cuaca di food estate Humbahas, BMKG melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang), BMKG Jakarta memasang alat pendeteksi cuaca berupa Micro Radar Rain (MRR) dan Portable Weather Station (PWS).
Kepala Puslitbang BMKG, Dr. Nelly Florida Riama Manurung menjelaskan, pengamatan yang dilakukan Puslitbang BMKG dengan kedua alat tersebut merupakan tindak lanjut dari peninjauan food estate yang dilakukan pada dua pekan sebelumnya di Humbahas.
Upaya ini merupakan bentuk dukungan dari BMKG dalam mendukung program nasional dan ketahanan pangan di food estate di Humbahas, Sumatera Utara.
“Sebagai Langkah awal tahun 2022, BMKG ambil bagian dalam percepatan program nasional dengan penguatan ketahanan pangan dengan pemasangan alat MRR dan PWS di food esatate hortikultura untuk memberikan informasi dini pengamatan hujan, yang beroperasi secara vertical,” terangnya.
Alat MRR dan PWS ini dipasang oleh tim peneliti Puslitbang yang terdiri dari (Roni Kurniawan, Wido Hanggoro, Welly Fitria, Daniel Hutapea, Asep dan Mohhamad Husein Nurrahmat) Balai Besar MKG Wilayah I (Marzuki Sinambela), dan BMKG Silangit (Romauli Kristiana Sirait, M.Si, Mikhael Natal Naibaho), sebut Dr. Erwin E.S Makmur Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan Meteorologi Puslitbang.
Sementara Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan Meteorologi Puslitbang, Dr. Erwin E.S Makmur juga menjelaskan bahwa MRR merupakan sebuah profiler radar meteorologi unik untuk spektrum Doppler hidrometeor pada ketinggian berkisar 15 meter hingga 6000 meter.
MRR dengan resolusi tinggi dalam waktu dan ketinggian bisa membentukan tetesan hujan. Dengan tingkat hujan yang diturunkan, MRR menawarkan kalibrasi radar cuaca.
Sementara PWS ini dipasang sebagai instrument yang dapat mengukur kecepatan angin, suhu, kelembaban relatif, tekanan udara, dan curah hujan di sekitar food estate.
Dengan PWS ini, kondisi cuaca selama operasi respons dapat dipantau. Pemasangan MRR dan PWS ini juga dapat memberikan informasi dini untuk meminimalisir kerusakan tanaman dan tanah yang bersumber dari hantaman air hujan dan kecocokan varietas tanaman di food estate.
“MRR dan PWS ini akan dioperasikan selama 1 bulan atau lebih, untuk analisis karakter fisis air hujan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Manajer Lapangan Food Estate, Dr. Van Basten Panjaitan menyampaikan bahwa pihaknya sangat berterima kasih kepada BMKG melalui Puslitbang yang telah turut andil dalam tindakan aksi cepat dalam mendukung proses percepatan food esate dengan pemasangan instrument MRR dan PWS.
Sinergi dan kolaberasi pemanfaatan teknologi BMKG dan artificial merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam penguatan program nasional food esate di Humbahas.
“Pemanfaatan teknologi MRR dan PWS diharapkan dapat memberikan dukungan positif untuk food estate hortikultura yang sudah memasuki proses otomitasi, dengan pengamatan kecepatan angin, suhu, kelembaban relatif, tekanan udara, dan curah hujan,” katanya.