Ini Cara Mudah Budidaya Belut Tanpa Lumpur, Cocok untuk Pemula

  • Bagikan
Budidaya belut di kolam air jernih

Mediatani – Meski tampak menggelikan, belut juga termasuk sebagai salah satu jenis ikan air tawar yang cukup banyak diminati. Jenis ikan yang sekilas mirip seperti ular ini ternyata sangat baik dikonsumsi karena memiliki berbagai kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh.

Selain memiliki manfaat dan kandungan nutrisi, belut juga sering menjadi menu favorit di rumah makan karena rasanya yang lezat. Kekenyalan daging dan rasa yang gurih membuat orang yang menikmati ikan ini akan ketagihan. Maka wajar saja jika permintaan belut semakin meningkat.

Meskipun digolongkan sebagai hewan air, namun ikan ini bisa dalam lumpur dengan air yang sedikit. Sebab, ikan ini memiliki dua sistem pernapasan yang bisa membuatnya mampu bertahan dalam kondisi kekurangan air.

Karena kemampuannya hidup di kondisi ekstrim dan permintaannya yang tinggi itu, ikan ini menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk dibudidayakan. Meskipun biasanya hidup di tempat berlumpur, namun belut juga bisa dibudidayakan menggunakan air bersih di kolam biasa.

Memelihara belut di kolam memiliki keuntungan, yaitu memudahkan kita untuk mengontrol belut ketika terserang penyakit dan juga memudahkan pembudidaya untuk mengurangi intensitas terjadinya kanibalisme antar belut.

Bagi Anda yang pemula, silahkan simak cara budidaya belut tanpa lumpur yang dirangkum Mediatani dari berbagai sumber.

Menyiapkan Media Budidaya

Kolam pembesaran merupakan persiapan atau langkah awal yang perlu dilakukan untuk memulai usaha budidaya belut. Biasanya kolam yang dibuat berupa kolam yang menggunakan terpal maupun kolam permanen dari semen.

Kolam yang menggunakan air jernih ini dapat meminimalisir penggunaan lahan yang boros. Sebab, ukuran kolam yang tidak terlalu besar lebih bagus untuk menampung banyak bibit, jika di bandingkan dengan kolam lumpur.

Jika menggunakan kolam air jernih, maka perlu membuat sirkulasi air yang baik agar kadar pH di dalam air dapat diatur. Pasalnya, pH akan terganggu dengan adanya pengeluaran lendir dari tubuh belut. Dengan sirkulasi yang baik, kadar oksigen di dalam kolam akan lebih stabil dan air tetap jernih.

Pemilihan Bibit Belut

Pemilihan bibit belut nantinya akan menentukan keberhasilan budidaya. Untuk itu, sebaiknya selektiflah dalam menentukan bibit yang berkualitas dan ungul. Berikut beberapa yang harus diketahui dalam pemilihan bibit:

  1. Bibit tidak memiliki bekas luka dan bergerak lincah.
  2. Bibit yang dipilih bukan berasal dari alam, karena biasanya memiliki bekas luka akibat penangkapan yang dilakukan dengan metode setrum.
  3. Bibit harus memiliki ukuran yang merata atau sama besar. Kanibalisme juga dapat diminimalisir dengan memilih ukuran bibit yang sama besar.

Penebaran Bibit Belut

Penebaran benih pada budidaya belut yang tidak menggunakan lumpur ini dapat dilakukan dengan jumlah yang lebih banyak. Hal ini menjadi keunggulan dibandingkan dengan cara budidaya belut secara konvensional atau menggunakan lumpur.

Pemberian Pakan Teratur

Pemberian pakan bagi untuk belut dilakukan secara teratur. Hal ini sangat penting dilakukan agar belut dapat bertumbuh kembang dengan baik.

Pemberian pakan yang tepat akan membuat keberhasilan dari budidaya yang lebih optimal. Pakan yang dapat diberikan bisa dari jenis pakan alami seperti limbah ikan, bekicot, sisa cincangan dari daging ayam maupun pelet.

Lakukan pemberian pakan secara berkala 3-4 kali sehari. Semakin besar dan semakin lama bibit dipelihara, maka jumlah pakan yang digunakan bisa lebih sedikit.

Perawatan Belut

Dalam perawatannya, sebaiknya rutin memperhatikan kualitas air, pemberian pakan secara teratur serta menggunakan takaran agar tidak menimbulkan air yang cepat kotor dan sifat kanibalisme belut.

Belut yang mengalami penyakit, biasanya ditandai dengan pergerakan yang terus dilakukan pada siang hari dan aktif menyerang belut lainnya.

Belut merupakan hewan yang selalu mengeluarkan lendir, hal ini dibabkan karena mekanisme tubuhnya untuk melindungi diri yang terbilang sensitif. Banyaknya lendir yang keluar dapat mempengaruhi tingkat keasaman air atau pH air di kolam.

Oleh karena itu, saat air kolam mencapai ambang batas pH 7, maka air harus segera dinetralkan atau segera disirkulasi. Itulah pentingnya melengkapi kolam dengan sirkulasi air yang memadai.

Panen Belut

Pemanenan belut tidak memiliki masa panen tertentu, karena seperti apapun ukutan belut tetap memiliki raza yang lezat dan bergizi tinggi. Namun agar hasilnya maksimal, sebaiknya panen setelah 3 hingga 4 bulan masa pemeliharaan.

Belut yang tumbuh dengan kualitas yang baik, dapat Anda jadikan indukan dan menghasilkan bibit-bibit baru nantinya. Panen dapat dilakukan secara harian atau secara total dengan penangkapan manual. Namun, jika belut dipanen total, ukuran yang didapatkan biasanya akan tidak seragam.

Proses panen belut di kolam ini lebih mudah dan praktis dilakukan daripada metode lainnya. Jika menggunakan kolam, panen dapat dilakukan dengan menguras kolam atau menjaring belut yang ada di kolam.

  • Bagikan