Mediatani – Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias air tawar yang saat ini tengah populer untuk dipelihara atau juga diikutsertakan dalam kontes. Menariknya, selain memiliki warna tubuh yang indah, ikan asal Asia Tenggara ini juga memiliki naluri bertarung.
Karena sifat agresif ketika melihat lawan bertarungnya itu, masyarakat Thailand menyebut ikan cupang dengan nama “pla kat”, yang artinya ikan aduan. Meski demikian, tujuan memelihara ikan cupang sebenarnya bukan untuk diadu.
Ikan cupang yang dikenal sebagai petarung adalah ikan cupang jantang. Ketika melihat lawannya, cupang jantan secara agresif melebarkan penutup insang dan berusaha menyerang cupang lain di sekitarnya.
Di alam liar, ikan cupang tersebut satu sama lain mungkin akan bertarung selama hingga 15 menit. Di Thailand, ikan cupang yang dipelihara masyarakat di sana bahkan mampu bertarung selama berjam-jam.
Ini penjelasan kenapa ikan cupang suka bertarung
Ada beberapa penjelasan mengapa ikan hias ini suka saling menyerang. Bahkan ada sejarah yang menyebutkan bahwa ikan cupang itu sudah memiliki sifat agresif sejak berabad-abad lalu.
Ikan cupang pertama kali ditemukan di Asia Tenggara pada tahun 1800-an. Ikan cupang yang ditemukan di habitat aslinya seperti sawah dan genangan air itu dibawa ke kota-kota untuk dipelihara.
Mereka yang melihat kemampuan bertarung ikan cupang tersebut kemudian mengembangbiakkan ikan tersebut secara khusus untuk dijadikan hewan aduan.
Tradisi mengadu ikan cupang yang menjadi semakin luas ini membuat pemerintah saat itu mengenakan pajak untuk mengatur pertarungan ikan cupang. Hingga saat ini, pertarungan genetik ikan cupang terus dilakukan manusia di berbagai negara.
Perlu diketahui, tidak selamanya ikan cupang akan selalu bertarung sampai mati. Bahkan mereka tidak akan berani mendekat, kecuali pemiliknya memang telah mengembangbiakkan secara selektif ikan tersebut untuk bertarung atau terjebak dalam akuarium tanpa tempat untuk bersembunyi dari ikan cupang lainnya.
Hal ini terutama dilakukan cupang splendens, atau ikan cupang yang biasanya dijual sebagai hewan peliharaan. Ikan cupang jantan saling menyerang satu sama lain karena mereka sangat teritorial.
Di alam liar, ikan cupang akan melalui bermeter-meter sungai dan sawah saat bukan musim kemarau. Ketika salah satu cupang jantan memasuki wilayah cupang lainnya, kedua ikan yang bertemu itu mungkin saling menunjukkan sifat agresif. Namun, pertarungan itu kemungkinan besar tidak terjadi jika banyak ruang untuk bersembunyi.
Ikan cupang jantan juga akan berusaha sekuat tenaganya untuk mendapatkan makanan. Ikan cupang biasanya akan memakan lahap pakan yang diberikan oleh pemiliknya.
Sementara di alam liar, ikan cupang harus berburu makanan untuk dapat bertahan hidup. Saat berburu, dua jantan yang bertemu akan bertarung demi memperebutkan makanan untuk bertahan hidup. Para cupang jantan itu juga akan saling bertarung untuk berusaha melindungi sarang dan telurnya.
Ketika ikan cupang jantan ingin kawin, dia akan membuat banyak gelembung di permukaan air. Setelah merasa cukup, dia akan menunggu ikan cupang betina mendatangi gelembung tersebut. Adanya gangguan terhadap upaya untuk bereproduksinya akan memicu naluri bertarung dan sifat protektifnya.
Sedangkan untuk cupang betina, meskipun umumnya mereka kurang agresif, namun mereka juga akan sangat teritorial dan bertarung satu sama lain. Meski pertarungan ikan cupang betina itu hanya terjadi sewaktu-waktu.
Ikan cupang jantan dan betina juga akan saling menyerang. Oleh karena itu, mereka tidak boleh berada dalam tempat yang sama kecuali saat kawin dan segera pisahkan setelahnya.
Ikan cupang betina biasanya akan memakan telur selama proses pemijahan, saat itu pejantan akan mengejarnya untuk mencega betina melakukannya. Pejantan sendiri akan berusaha melindungi telur di dalam sarang dengan cara apapun dan merawatnya hingga menetas.