Inovatif, Sumber Rejeki Hadirkan Ternak Kambing Tanpa Bau dan Rendah Kolesterol

  • Bagikan
Peternakan kambing "Sumber Rejeki" Kota Kediri yang berhasil menciptakan inovasi ternak kambing tanpa bau dan rendah kolestrol. (Foto: tugujatim.id)
Peternakan kambing "Sumber Rejeki" Kota Kediri yang berhasil menciptakan inovasi ternak kambing tanpa bau dan rendah kolestrol. (Foto: tugujatim.id)

Mediatani – Peternakan kambing merupakan bisnis yang memiliki potensi keuntungan yang menggiurkan dan bisa dimulai oleh siapa saja. Namun, kambing bukan menjadi hewan yang bisa diternakkan di berbagai tempat karena baunya yang kurang sedap dan bisa mengganggu warga sekitar.

Selain itu, bau yang ditimbulkan oleh kotoran kambing ini sering dipermasalahkan masyarakat, utamanya bagi mereka yang kembangkan usahanya di tengah pemukiman. Selain kotorannya, daging hewan ternak ini juga dikenal memiliki bau yang khas dan mengandung kolesterol tinggi.

Berangkat dari masalah itulah Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Sumber Rejeki di Kelurahan Ngronggo, Kota Kediri menciptakan inovasi pakan ternak probiotik. Pakan ini berhasil membuat hewan ternak kambing tidak mengeluarkan bau bahkan dagingnya rendah kolesterol.

Pengelola ternak kambing Sumber Rejeki, Edi Susanto mengatakan minimnya bau yang dihasilkan dari kotoran kambing berasal dari pakan yang dipilihnya. Kuncinya adalah pakan yang dikonsumsi oleh kambing.

Pemberian pakan berupa pakan ternak probiotik ini memanfaatkan sampah dedaunan. Sampah tersebut kemudian dihaluskan dan difermentasikan dengan penambahan probiotik dan multivitamin dalam pakan agar nutrisi tetap terjaga.

Pembuatan pakan fermentasi yang menggunakan probiotik ini terbukti bisa meningkatkan kualitas pakan fermentasi. Biaya pembuatannya murah dan mudah serta mengandung nutrisi tinggi sehingga dapat menjadi pengganti pakan hijauan yang langka di musim kemarau.

Selain itu, pemberiannya lebih praktis karena hanya sekali buat. Selain itu, bisa menghemat pengeluaran karena pakan tersebut dapat digunakan selama beberapa bulan kedepan.

“Dalam sehari 50 ekor kambing di peternakan ini mampu menghabiskan 1 kuintal pakan. Kami berencana akan menambah satu kandang lagi. Sebelumnya ada dua kandang yang masih berfungsi hingga sekarang,” ujar Edi, seperti yang dilansir dari laman jatimtimes.com, Selasa, 21 September 2021.

Hal yang dilakukan Edi sejalan dengan hasil penelitian dari Universitas Islam Kediri, yang menyatakan bahwa daging kambing dengan pakan hasil fermentasi ternyata mengandung lebih rendah kolesterol daripada kambing pada umumnya.

Penambahan probiotik dalam pakan fermentasi ini dapat menjaga keseimbangan komposisi mikroorganisme dalam sistem pencernaan ternak. Hal ini bisa meningkatkan daya cerna bahan pakan dan menjaga kesehatan ternak serta  dapat memperbaiki laju pertumbuhan ternak.

Peternakan yang berlokasi di Jalan Sumber Rejeki ini merupakan usaha bersama yang beranggotakan 8 orang dari anggota Karang Taruna.

Kambing yang diternakan tersebut mendapatkan pembeli dari daerah lain di eks Karesidenan Kediri. Meski pandemi melanda saat momen Idul Adha lalu, usaha ternak ini bisa mencapai omzet Rp 50 juta.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar sangat mengapresiasi inovasi tersebut. Terlebih mereka tidak pernah menyerah dalam menjalankan usaha di tengah pandemi Covid-19.

Menurutnya, bukan hal yang mudah untuk beternak kambing di tengah perkotaan yang padat penduduknya. Sebab, bau dari kandang ternak bisa mengganggu tetangga sekitarnya.

“Saya berharap usaha ini semakin maju, dan sekiranya mau menularkan ilmunya pada orang lain, sehingga akan lahir banyak peternak muda yang sukses di Kota Kediri. Disini juga sebagai tempat belajar para siswa, baik yang melakukan magang ataupun studi banding,” ungkapnya.

  • Bagikan