Mediatani – Seorang peternak Sarang Burung Walet (SBW), Marsilus warga Putussibau, Kalimantan Barat ini mengisahkan kisahnya selama beternak sarang burung walet.
Meski diketahui, Marsilus dikelilingi keluarga yang berkecukupan,t tidak membuat dirinya harus bergantung pada keluarganya. Justru pria yang pernah menjadi guru di Pontianak itu selalu berusaha mandiri.
Salah satu caranya ialah dengan beternak. Sejak dua tahun belakangan, dia ternyata menggeluti budidaya sarang walet.
Tidak tanggung-tanggung, pria yang biasa disapa Marsel ini pun membuat rumah walet di pekarangan miliknya di Putussibau.
Dengan ulet dan telaten dia kemudian mengurus kandang-kandang itu sendiri, tanpa bantuan karyawan.
Seperti dilansir dari detikcom, Kamis, (21/1/2021), dengan berita yang berjudul ‘Terharu, Pengusaha Burung Walet Menangis Waktu Beli Toyota Fortuner’, Marsel mengatakan, budidaya sarang walet itu bukanlah bisnis yang langsung jadi atau instan. Diperlukan waktu beberapa bulan sampai burung walet itu mau datang dan bersarang di kandang buatan manusia.
Dari enam kandang yang dibuatnya, hanya dua kandang yang sudah bisa dipanen secara berkelanjutan.
Marsel sendiri yang memanen sarang-saranh burung waletnya.
Di siang hari, dia pun masuk ke kandang walet lalu mengambil sarang-sarang yang ditinggalkan oleh burung berpelatuk panjang tersebut.
“Sarang walet ini saya panen sendiri, karena kan tidak bisa banyak orang yang masuk ke dalam sarang. Kalau banyak orang nanti burungnya malah tidak mau datang lagi,” kata Marsel.
Dia bahkan menyebut tiap bulan dirinya bisa mengumpulkan 7-8 kilogram sarang wallet, yang mana tiap kilogram dihargai Rp 12-14 juta oleh pengepul yang datang langsung ke rumahnya.
“Sekarang, sudah nanjak, sekali panen ini bisa sampai Rp 100 juta (rupiah) sebulan saya dapat. Ini baru dari dua kandang, karena (empat) kandang lainnya ini belum bisa dipanen,” ungkap dia.
Dia juga mengaku sangat bahagia dengan hasil dari sarang walet miliknya ini. Hal itu disebabkan, dia merasakan jerih payah dalam meniti usaha itu dari nol sampai menghasilkan uang ratusan juta per bulan.
Di tengah menanjaknya usaha waletnya, Marsel berinisiatif membelikan sebuah mobil untuk istri tercinta.
Meski di awalnya sang istri sempat menolak dengan alasan merasa cukup dengan satu mobil pickup yang biasa digunakan untuk mobilisasi usaha peternakan ayam. Akan tetapi akhirnya luluh dan memilih mobil impiannya.
“Saat ada agen sales yang datang ke rumah, itu memang saya sudah niat mau beli mobilnya. Meski istri tak minta. Dia bilang pakai mobil yang sudah ada juga masih bisa. Tapi akhirnya dia mau pilih mobilnya. Ya, pilihannya (Toyota) Fortuner itu,” kisahnya sambil terkekeh.
Dari situ kemudia muncul cerita menggelitik ketika Marsel mengambil langsung mobil tersebut di dealer, di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Karena sebelumnya terbiasa dengan mobil manual, dia cukup grogi ketika hendak mengendarai mobil Toyota Fortuner dengan transmisi otomatis.
“Akhirnya di hotel itu saya buka-buka YouTube kan, belajar dulu. Sempat grogi pula karena belum biasa bawa matic,” katanya sembari tertawa.
Saat hendak mengambil mobil impian keluarganya itu, Marsel pun merasa bangga sekaligus terharu. Dia pikir seakan tak percaya, karena jerih payahnya itu pun sudah berbuah hasil yang begitu banyak.
Dia bahkan sampai menangis dan berlinang air mata kala menghitung uang untuk membayar mobil barunya.
“Di hotel itu saya hitung uang bareng sama istri. Nggak nyangka ya, bisa terkumpul segini banyak. Menangis lah saya di situ, nggak pernah terbayangkan bisa membeli mobil mewah seperti ini,” kisahnya. (*)