Mediatani – Pemerintah Provinsi Gorontalo berencana untuk melakukan pengembangan benih udang yang berkualitas. Untuk itu, Pemprov menggandeng investor yang berpengalaman dalam pembenihan udang, yakni PT Esaputlii Prakarsa Utama (Benur Kita).
Sebagai salah satu komoditas yang memiliki prospek cerah di masa depan, udang menjadi komoditas andalan yang dibudidayakan sejumlah pengusaha, terutama di Kabupaten Pohuwato dan Gorontalo Utara.
Dilansir dari laman resmi Pemprov Gorontalo, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyatakan akan mendukung kegiatan pembenihan udang vaname yang dilakukan oleh PT Esaputlii Prakarsa.
Bahkan, ia mengatakan akan memberikan berbagai fasilitas pendukung yang dibutuhkan oleh investor ini selama dijalankan sesuai aturan dan tidak melanggar hukum.
“Kami mendukung jika memenuhi segala persyaratan, akan memudahkan semua layanan yang dibutuhkan tanpa ada pungutan, yang penting bapak bisa berinvestasi di sini, menciptakan lapangan kerja, dan melibatkan masyarakat,” kata Rusli Habibie saat menerima komisaris utama dan direksi PT Esaputlii Prakarsa Utama di rumah jabatan, Senin (8/2/2021).
Rusli Habibie menyarankan investor untuk segera mengurus segala perizinan mengelola tambak di dinas terkait. Ia berharap pihak investor terus berkoordinasi sesuai kewenangan Pemerintah Provinsi Gorontalo dan kewenangan Pemerintah Kabupaten Pohuwato.
“Kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Kami memang mengharapkan kedatangan pengusaha untuk melakukan investasi di bidang pertanian, peternakan, perikanan,” ucap Rusli Habibie.
Komisaris Utama PT Esaputlii Prakarsa Utama Ahmad Abdi Baramuli menjelaskan sejauh ini pihaknya telah mengurus persiapan awal, salah satunya dengan melakukan pembebasan lahan. Namun, dari target 400 ha lokasi lahan tambak yang akan dibangun, baru 100 ha yang telah dibebaskan.
Adapun tambak budidaya udang vaname yang akan dibangun ini berlokasi di Desa Bunto Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato.
“Kami telah menghadirkan masyarakat, tetapi karena ini masih dalam pandemi, kami cuma memanggil yang punya lahan, masuk dan mematok ke dalam, nanti Badan Pertanahan yang akan membuat plot,” terang Ahmad Abdi Baramuli.
Dia juga bersyukur atas kedatangan tim TKPRD dari Kabupaten Pohuwato dilokasi untuk melakukan peninjauan dan lokasi itu telah diperuntukkan untuk keperluan pengembangan tambak udang.
Ahmad Abdi Baramuli memaparkan bahwa rencananya tambak udang yang dikelola oleh pihaknya itu memiliki luas 400 ha, dimana sebanyak 50 persen atau 200 ha digunakan untuk budidaya, sisanya untuk sarana dan prasarana seperti pembangunan laboratorium dan mes karyawan.
“Proyek kami juga ada di Tolitoli. Sementara yang sudah beroperasi di Parigi Moutong. Tapi memang di sana hanya kecil sekitar 15,5ha,” ujarnya.
Ahmad Abdi Baramuli berani melibatkan masyarakat lokal dan membangun tambak seluas 400 ha untuk mengembangkan perekonomian di Gorontalo. Harapannya, dengan adanya tambak udang ini akan menjadi trigger peningkatan pertumbuhan ekonomi di kawasan Pohuwato.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, terdapat 16.713 hektare tambak udang yang tersebar di Kabupaten Pohuwato, Boalemo, dan Gorontalo Utara. Namun, saat ini yang beroperasi hanya 54 persen. Selain itu, sebagian besar tambak itu baru dikelola secara tradisional.
Pada tahun 2018 lalu, nilai ekspor perikanan Gorontalo mencapai 40,2 ton. Dari nilai itu, udang vaname merupakan komoditas yang paling banyak diekspor. Jepang merupakan tujuan ekspor komoditas ini karena cukup banyak diminati masyarakatnya.
Sebelumnya, Pemprov Gorotalo menggenjot produksi udang vaname melalui program Kampung Vaname (KaVe) yang dicanangkan sejak tahun 2016 lalu. Program KaVe yang dipusatkan di Kabupaten Boalemo, Pohuwato dan Gorontalo Utara itu menjadi percontohan pengembangan udang vaname, melalui tambak budidaya udang intens tambak plastik (Busmetik) atau tambak buatan yang dilapisi plastik.