Mediatani – Sejumlah petani di Kabupaten Sukoharjo berharap tidak ada penutupan pintu air Dam Colo Nguter sebagai jaminan pemenuhan kebutuhan air, mengingat daerah ini menjadi daerah super prioritas pertanian dalam program IP400 atau empat kali tanam empat kali panen padi.
Namun demikian, penutupan rutin tahunan tetap dilakukan meskipun kali ini mundur dari jadwal yang sebelumnya 1 Oktober, menjadi 16 Oktober. Selama waktu penutupan diharapkan hujan turun dan memastikan kebutuhan air untuk tanaman padi cukup.
Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur, Jigong Sarjanto pada Senin (19/09/2022) mengatakan bahwa saat ini telah memasuki akhir September, di mana para petani terus mendapat sosialisasi terkait mundurnya jadwal penutupan rutin tahunan pintu air Dam Colo Nguter.
Sarjanto menerangkan, mundurnya jadwal penutupan ini terjadi karena ada proyek pembangunan tanggul di dalam Waduk Gajah Mungkur Wonogiri sebagai sumber pasokan air bagi Dam Colo Nguter.
Pelaksanaan pembangunan diperkirakan akan selesai dalam satu bulan jadwal penutupan pintu air Dam Colo Nguter. Mundurnya jadwal penutupan pintu air Dam Colo Nguter ini pun tidak terlalu dipermasalahkan petani.
Sarjanto menjelaskan, penutupan pintu air Dam Colo Nguter memang menjadi agenda rutin tahunan untuk perawatan rutin tahunan setiap tanggal 1 Oktober. Sedangkan pada tahun 2022 ini jadwal mundur menjadi 16 Oktober.
Dia mengungkapkan, penutupan pintu air yang dilakukan secara rutin tersebut dinilai wajar oleh petani sebab sudah menjadi agenda rutin tahunan. Bahkan pengunduran jadwal penutupan tahun ini membuat petani menjadi senang.
Meskipun begitu, Sarjanto mengatakan, petani sebenarnya berharap tidak ada penutupan pintu atau penghentian suplai air dari Dam Colo Nguter.
“Jelas petani butuh air karena sebagai jaminan pemenuhan kebutuhan air mengingat Kabupaten Sukoharjo menjadi daerah super prioritas pertanian dalam program IP400 atau empat kali tanam empat kali panen padi,” ujarnya.
Pengurus P3A Dam Colo Timur setelah ini berharap akan adanya koordinasi lanjutan lagi di tingkat Pemkab Sukoharjo, petani dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) selaku pengelola Waduk Gajah Mungkur Wonogiri dan Dam Colo Nguter, serta Kementerian Pertanian Republik Indonesia selaku pengambil kebijakan di wilayah pusat.
“Kedepan harapannya suplai air dari Dam Colo Nguter tetap bisa mengalir entah itu bagaimana pengaturannya dari pusat karena terkendala agenda rutin tahunan penutupan pintu air,” lanjutnya.
Sarjanto mengatakan, selama sosialiasi ini, banyak petani yang memberikan masukan terlebih lagi setelah adanya program IP400. Petani menginginkan agar suplai air dari Dam Colo Nguter harus terjamin. Selain itu, kebutuhan air ini juga diminta oleh petani di sepanjang saluran irigasi Dam Colo Nguter seperti di Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryatno mengatakan bahwa dirinya sudah menerima keluhan dari para petani.
Menurutnya, permasalahannya tidak sekedar jadwal tetap 1 Oktober atau mundur 16 Oktober untuk penutupan pintu air Dam Colo Nguter. Namun lebih menitik beratkan penutupan pintu air yang menjadi agenda rutin tahunan BBWSBS saat musim kemarau dimana petani sangat membutuhkan air.
“Pertimbangannya jelas petani sangat butuh air untuk pertanian khususnya padi dan tanaman lainnya. Apalagi Kabupaten Sukoharjo masuk daerah super prioritas pemerintah pusat melalui program IP400 dengan luas lahan terluas se-Indonesia 10.000 hektar,” ucap Bagas.