Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung, Guru Besar IPB: Perlu Pemupukan Berimbang

  • Bagikan
Ilustrsi: Petani sedang memberikan pupul

Mediatani – Guru Besar IPB University, Iswandi Anas Chaniago mengatakan, salah satu upaya untuk menjaga serta meningkatkan produksi padi dan jagung nasional secara berkelanjutan yaitu dangan melakukan proses pemupukan secara berimbang antara pupuk kimia dan pupuk organik.

Hal tersebut disampaikannya pada acara webinar yang bertajuk tema “Menjawab Tantangan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional dengan Pemupukan Berimbang”, yang digelar oleh Majalah Agrina.

Dalam acara tersebut, Iswandi menerangkan bahwa pupuk organik mengandung setidaknya 13 dari 16 unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan bagi tanaman untuk menunjang proses pertumbuhan dan produktivitasnya. Selebihnya, tanaman bisa diberikan pupuk jenis NPK.

“Jadi, sebenarnya pupuk organik dan pupuk kimia bukan untuk dipertentangkan, tetapi untuk digunakan bersama-sama. Pupuk organik dilengkapi dengan pupuk kimia,” jelasnya pada Sabtu (28/5/2022).

Iswandi juga mengungkapkan, akibat kekurangan bahan organik, sekitar 72 persen dari keseluruhan tanah di Indonesia sedang dalam keadaan ‘sakit’. Hal tersebut menurutnya, masih disebabkan oleh tingginya penggunaan pupuk kimia.

Iswandi menjelaskan, saat era 1960-an tanah di Indonesia masih terbulang bagus alias jumlah kadar organiknya terbilang masih cukup tinggi, sehingga pertumbuhan tanaman dapat meningkat hingga dua kali lipat hanya dengan tambahan pupuk kimia.

“Tapi sifat manusia ingin mudahnya saja lebih memilih Urea atau SP saja daripada harus membawa pupuk organik begitu banyak, akhirnya pupuk organiknya ditinggalkanya, sehingga lama kelamaan tanahnya rusak,” kata Iswandi.

Sebagai perbandingan, Iswandi mejelaskan bahwa kadar bahan organik tanah Pulau Jawa pada tahun 1930-1950 masih sangat tinggi. Namun, memasuki tahun 1960-1970 kadar organiknya kurang dari 1 persen di sebagian besar wilayahnya.

“Tahun 2010 makin jelek lagi. Jadi, tanah-tanah kita di Pulau Jawa yang terkenal dengan tanahnya yang subur, sekarang juga sudah pada rusak tidak gembur lagi,” terang Iswandi.

Karena itu, dia mendorong penggunaan pupuk organik. Apalagi, Indonesia memiliki sumber bahan yang melimpah untuk pembuatan pupuk organik, baik yang berasal dari limbah pertanian, peternakan, perikanan dan sumber lainnya.

Di samping mendorong penggunaan pupuk organik, Dewan Pakar MSL Naporina, Ina SRI juga menyarankan agar mulai mengurangi takaran penggunaan pupuk kimia.

“Jadi kalau tanah kita sudah bagus, sifat fisiknya sudah baik, sifat kimianya sudah baik, sifat biologinya sudah meningkat, maka efisiensi perkembangan akar lebih bagus. Dengan begitu tarakan pupuk kimia bisa kita kurangi,” jelasnya.

Terakhir, ia menjelaskan bawah manfaat pupuk organik yaitu dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta dapat berperan sebagai sumber hara, mengurangi pemadatan tanah dan meningkatkan aktivitas mikroba tanah dan juga cacing tanah.

“Untuk tanaman jagung kita perlu tanah yang gembur sehingga dengan penambahan pupuk organik membuat tanah sangat gembur, sehingga perkembangan akar begitu bagus,” ujarnya.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version