Mediatani – Saat ini, pemuda yang ingin terjun di dunia pertanian memang semakin sedikit. Kebanyakan dari mereka lebih memilih merantau ke kota untuk menjadi karyawan. Mereka enggan untuk menjadi petani di desa karena menganggap bertani penuh ketidakpastian dan malah terkadang merugi.
Cerita berbeda datang dari seorang petani muda asal lereng Gunung Merbabu bernama Sofyan Adi Cahyono (24 tahun) ingin mengubah pemikiran itu. Baginya bertani adalah pekerjaan yang santai dan tidak monoton.
Seperti kebanyakan anak muda pada umumnya, Sofyan awalnya tidak tertarik dengan bidang pertanian. Saat menjalani kuliah di Fakultas Bisnis dan Pertanian Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Sofyan sadar bahwa dari sektor pertanian ini ada banyak potensi yang bisa digali. Ia pun akhirnya mendirikan sebuah unit usaha budidaya sayuran dan pemasaran sayuran organik.
Awal Kisah Sukses Sofyan Adi Cahyono
Sofyan sebenarnya hidup dari keluarga petani. Ayahnya sudah mulai bertani secara organik sejak 2007 namun terkendala pasar. Oleh karena itu saat kuliahnya menginjak semester dua, dia mengambil program kewirausahaan yang ditawarkan kampusnya. Di sana dia mengambil topik pemasaran sayuran organik.
“Jadi hasil tani organik yang kami tanam, kita jualnya ke tengkulak. Dan kalau sama tengkulak harganya kadang bagus tapi banyak nggak bagusnya. Sering dipermainkan harganya. Makanya saya berinisiatif bagaimana bisa mem-branding sayuran kami dan menciptakan sistem pasar sendiri. Branding itu kemudian kami beri nama ‘Sayur Organik Merbabu’,” ujar Sofyan dikutip dari akun YouTube CapCapung.
Menurut Sofyan, menjadi petani sekarang sebenarnya lebih enak dan mudah dibandingkan dengan menjadi petani zaman dulu. Sekarang, petani sudah dimudahkan dengan kemudahan internet yang menyediakan banyak cara bertani. Selain itu, hidup sebagai petani sebenarnya lebih bebas karena tidak terikat dengan waktu.
“Jadi petani itu enjoy. Setiap hari itu juga ada kegiatan-kegiatan yang bisa kita lakukan. Jadi hidupnya tidak monoton,” kata Sofyan.
Manfaatkan Medsos Untuk Berjualan
Dalam menjalani hari-harinya sebagai petani, Sofyan sebenarnya juga sering menggunakan media sosial. Selain berinteraksi dengan teman, media sosial digunakan Sofyan untuk menawarkan produk. Untuk aktivitas bisnisnya itu, dia menggunakan media sosial Instagram.
“Kenapa Instagram? Dengan media sosial itu kita bisa menampilkan kebun kita, bisa menampilkan proses-proses saat menanam, saat perawatan sampai panen, sehingga konsumen bisa tahu kalau tanaman ini ditanam secara organik dan menyehatkan,” jelas Sofyan.
Pada saat masih belum berjualan online, Sofyan biasanya berkeliling menjual sayuran dan penghasilannya hanya Rp300 ribu per bulan. Namun sejak dia memanfaatkan media sosial, pendapatannya terus meningkat dan pada Maret 2020 omzet per bulannya bisa mencapai Rp200 juta.
Walaupun berjualan online, Sofyan tetap mengantar pesanan sayuran langsung ke konsumen. Hanya saja konsumen harus memesan sayuran maksimal sehari sebelumnya.
Konsep Usaha Sayur Organik Merbabu
Di usaha tani Sayur Organik Merbabu itu, Sofyan mengusung konsep pertanian keluarga. Dalam usaha ini, Sofyan sendiri bertugas untuk mem-branding produk. Sementara itu ayahnya bertugas di bagian produksi dan bertanggung jawab dalam menata pola tanam dan menata produksi serta menjadi penasehat kelompok tani.
Sementara itu ibunya bertugas di bagian penyediaan barang dan pasca panen, sehingga dia-lah yang menerima pesanan dan menyiapkan sayuran sebelum akhirnya siap diantar.
Adanya branding usaha berdampak signifikan bagi Sayur Organik Merbabu. Menurut Sofyan, adanya branding bisa menjadi sarana edukasi bagi konsumen. Selain itu branding juga bisa membuat konsumen menjadi loyal dan meningkatkan profit usaha tersebut.
“Secara pengemasan juga kita kemas dengan rapi, dengan bagus, sehingga menarik minat konsumen untuk membeli produk kami,” kata Sofyan.
Dalam memproduksi sayuran di ladangnya yang luas, Sofyan tidak bisa bekerja sendiri. Oleh karena itu dia kemudian mengajak pemuda lain yang tinggal di kampungnya untuk ikut bekerja di sana.
Seiring waktu, ada 30 pemuda yang bekerja di usaha tani Sayur Organik Merbabu. Kelompok pemuda itu kemudian diberi nama Kelompok Tani Citra Muda. Kelompok itu punya berbagai kegiatan terutama hal yang terkait pertanian.
“Kegiatannya mulai kita membuat pupuk bersama-sama, membuat pestisida, sampai kita membuat budidaya sayuran secara organik. Kita di sini bangga menjadi petani karena bisa menyediakan bahan makanan dan juga bisa menyehatkan semuanya,” kata Sofyan.