Mediatani – Kampung Sidat Cilacap merupakan julukan untuk Desa Kaliwungu di wilayah Cilacap yang mengelola sidat serta dianggap luar biasa dan sesuai dengan rencana aksi nasional konservasi sidat. Bahkan, desa tersebut dikenal sebagai daerah penghasil sidat terpenting di Indonesia.
Tapi, apa faktor lain yang memberi julukan untuk kota itu? Bagaimana pengelolaan sidat di Desa Kaliwungu hingga akhirnya mendapat penghargaan tertinggi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)? Simak penjelasan berikut ini.
1. Kampung Tempat Produksi Sidat
Berbeda dengan desa nelayan yang ada di seluruh Indonesia, kampung sidat Cilacap bisa menghasilkan hasil laut yakni sidat. Sidat adalah ikan yang memiliki tubuh panjang. Gaya hidup Sidat sangat unik karena berpindah dari laut ke air tawar, tumbuh, dan kembali ke air laut saat dewasa.
Budidaya sidat ini ada di beberapa wilayah Indonesia, antara lain Bali, Banyuwangi, dan daerah lainnya. Namun, Desa Kaliwungu menjadi desa percontohan pertama untuk budidaya sidat. Petani disana dapat menjual total 12 ton sidat per bulannya.
Namun karena pandemi, banyak restoran di Indonesia yang tutup dan ekspor ke Jepang juga dihentikan, sehingga sidat tidak bisa diproduksi sama sekali.
2. Cara Pengembangbiakan di Kampung Sidat Cilacap
Di desa Kaliwungu yang juga tempat pengelolaan sidat, masyarakat setempat telah mengembangkan pembibitan benih sidat yang dikelola oleh sebuah perkumpulan yakni Koperasi Mina Sidat Bersatu. Pada sungai yang dijadikan tempat pengembangiakan ini juga memiliki fasilitas beberapa fasilitas yakni
- Pengolahan sidat
- Tangki untuk membesarkan sidat
- Pengisian kembali sidat.
Pemeliharaan sidat di sungai pengembangbiakan itu dilakukan dengan menyisihkan 2,5 persen sidat yang diternakkan dari penyulingan. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan mereka untuk bertelur secara alami dan menghasilkan bibit sidat yang bagus.
Sebelum mulai bertelur dan pengembangbiakan, sidat yang ada di Kampung Sidat Cilacap akan diukur dan ditandai terlebih dahulu sehingga nelayan nantinya dapat menemukannya dan mengenali arah pergerakannya sebelum dilepaskan ke alam liar.
1. Dijadikan Desa Percontohan Pengelolaan Sidat
Karena akurasi, kelincahan dan metode penangkaran sidat yang sangat baik dari desa sidat Kaliwungu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) resmi membuat Desa Kaliwungu pada tahun 2018, sebagai desa percontohan Kampung Sidat Cilacap.
Usai menjadi Kampung Sidat, kawasan tersebut fokus pada pengembangan budidaya sidat berbasis ekosistem. Sidat dianggap lezat dan bergizi dan biasa dikonsumsi di banyak negara.
Maka dari itu, dijadikannya Kaliwungu sebagai desa percontohan bertujuan untuk memaksimalkan potensi besar ekonomi sidat Indonesia, khususnya penduduk lokal. Untuk meningkatkan potensi ikan sidat, harga eceran penjualan sidat di tingkat nelayan mencapai Rp 90.000 per kilogramnya.
—
Dengan sekali panen, produksi sidat di desa Kaliwungu bisa mencapai hingga 10 ton. Dalam hal ekspor, harga penjualan akan jauh lebih tinggi dua kali lipat. Ini berarti sidat bisa menjadi alat bisnis yang menggiurkan untuk membantu meningkatkan perekonomian di Indonesia.