Mediatani – Meskipun kebanyakan perempuan mengharapkan dapat melakukan proses persalinan secara normal, namun tak jarang perempuan mengalami kondisi tertentu yang membuat mereka terpaksa harus melakukan operasi Caesar.
Seiring berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan dalam dunia kedokteran, operasi Caesar kini makin mudah dilaksanakan dan mulai tidak dianggap lagi sebagai momok menakutkan.
Meski demikian, proses persalinan tetap mempunyai sisi negatif, dimana masa pemulihan pasca melakukan persalilan akan lebih lama serta harus mendapat perawatan khusus untuk menangani bekas jahitan operasinya.
Sebagian orang menganggap bahwa orang yang baru saja melalui proses operasi termasuk perempuan yang baru menjalani persalinan melalui operasi Caesar dilarang untuk mengkonsumsi ikan gabus karena akan memperlambat proses penyembuhan luka bekas operasi.
Padahal, justru sebaliknya, kandungan gizi yang terdapat pada ikan gabus sebenarnya malah sangat dibutuhkan untuk proses penyembuhan orang yang baru saja menjalani operasi.
Seperti yang disampaikan Dr Raymond Tjandrawinata, Direktur eksekutif Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) Dexa Medica yang menegaskan bahwa isu tentang pelarangan mengosumsi ikan gabus tersebut hanyalah mitos belaka.
“Itu tidak benar (ikan gabus memperlambat penyembuhan luka operasi), kata siapa,” ucap Raymond dalam acara peluncuran produk ASI Booster HerbaASIMOR bertajuk Kawal Awal Kehidupan Bersama HerbaASIMOR secara daring, Selasa (21/4/2020).
Ikan gabus memiliki kandungan protein dan juga albumin yang tinggi. Albumin sendiri merupakan sejenis senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh dalam proses penyembuhan luka.
Dilansir dari Hello Sehat, sebuah penelitian tentang khasiat ikan gabus ini juga pernah dilakukan di Universitas Hasanuddin Makassar yang melibatkan pasien pascaoperasi yang diberikan konsumsi dua kilogram ikan gabus matang setiap hari.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan mengonsumsi ikan gabus tersebut, dapat meningkatkan albumin pada pasien menjadi normal.
Ikan gabus
Ikan gabus sendiri merupakan ikan air tawar yang cukup mudah ditemukan di negara-negara Asia Tenggara termasuk di Indonesia. Ikan yang dengan nama latin Channa striata ini banyak ditemukan di perairan manapun.
Uniknya, nama ikan gabus di beberapa daerah penjuru Tanah Air bisa berbeda. Seperti di Riau, biasa dinamakan ikan bocek. Kemudian di Jawa, disebut ikan kutuk.
Sementara di Bugis, orang menyebutnya bale salo, di Makassar disebut ikan kanjilo, sedangkan di Papua disebut gastor. Sekarang ini, ikan gabus mulai banyak dibudidaya oleh masyarakat.
Selain pemulihan luka, ikan gabus ini juga memiliki banyak manfaat lain, diantarnya untuk para pengidap diabetes dan stroke. Sebab, ikan gabus cukup rendah lemak dan memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi. ikan gabus bahkan memiliki protein yang lebih tinggi dibanding ikan salmon.
Ikan gabus juga memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dari ikan bandeng, ikan mas, dan ikan kakap. Diketahui, kandungan protein pada ikan gabus bisa mencapai 25,5 persen.
Sementara kandungan protein ini pada ikan bandeng 20,0 persen, ikan mas 16,0 persen, ikan kakap 20,0 persen dan ikan sarden 21,1 persen. Kandungan nutrisi tersebut membuat ikan gabus juga bisa diberikan bagi anak yang mengalami gizi buruk.
Ikan gabus yang kaya protein ini, juga memiliki beberapa manfaat lainnya, yakni pembentukan dan pertumbuhan otot, mempercepat penyembuhan luka, memperbanyak produksi Air Susu Ibu (ASI), dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh
Namun mengonsumsi ikan ini setiap harinya tentu akan membuat kita merasa bosan dan memerlukan biaya lebih banyak juga mengingat harga ikan ini yang relatif mahal di pasaran.
Namun, kini telah banyak produk yang menggunakan ekstrak ikan gabus ini dalam bentuk kapsul sehingga lebih mudah dikonsumsi setiap hari secara praktis. Harganya juga relatif tidak terlalu mahal dibanding harus selalu membeli langsung ikan gabus.