Mediatani – Pemandangan yang asri tampak di pekarangan rumah seorang warga yang terletak di Tuah Karya Ujung, Tuah Madani, Tampan, Pekanbaru. Budidaya tanaman anggur yang dilakukan Yusuf Siregar membuat kediamannya menjadi rindang.
Selain karena pekarangannya yang hijau, warga di sekitar rumah yusuf juga ditandai dengan gaya rumah modern dan bercat warna abu-abu. Pohon-pohon anggur tersebut ditanam di sisi kiri rumahnya dengan luas tanah 3×9 meter.
Kebun anggur mini milik Yusuf ini dinamakan Kebun Anggur Pung Grape. Nama tersebut diambil dari panggilan Yusuf biasa disapa ‘opung’ atau kakek. Kebun Anggur Pung Grape sudah berdiri satu setengah tahun lalu.
Karyawan Surya Dumai Group ini menceritakan, selama proses budidayanya, dia mengaku banyak mengalami kendala. Salah satunya adalah susahnya mendapatkan bibit anggur sesuai dengan iklim, cuaca dan tanah di Pekanbaru.
Tak jarang juga bibit anggur yang didatangkannya ke pekanbaru itu rusak atau patah. Selain itu, curah hujan tentu saja juga mempengaruhi perkembangan pohon-pohon anggur tersebut.
“Ditambah lagi hamanya. Memang harus telaten dalam perawatannya,” kata Yusuf.
Yusuf melanjutkan cerita. Awal mula ia tertarik menanam anggur ini didasari beragam alasan. Pertama, Yusuf merasa tertantang untuk membuktikan anggur yang katanya sulit ditanam dan hidup di Pekanbaru, ternyata bisa hidup dan berbuah.
Alasan kedua, karena anggur memiliki nilai estetika tinggi, mampu memberikan kepuasan bagi pemiliknya. Berikutnya, ada impian di dirinya untuk membangun kebun anggur bersama Pemerintah Kota Pekanbaru.
“Sebelum membangun kebun anggur, dibuktikan dulu sendiri di rumah,” ujarnya dikutip dari kumparan.
Alasan keempatnya, ia ingin membuat Riau mampu menyediakan buah-buahan sendiri sehingga masyarakat pekanbaru tidak lagi mengambil buah dari luar.
Konsep Menanam Anggur
Yusuf menjelaskan, untuk memulai membudidayakan anggur, hal pertama yang dilakukannya adalah menentukan konsep menanam. Awalnya, ia mencoba dengan menanam anggur di dalam plastik polybag. Namun, hasil produksinya tidak bisa maksimal.
Kemudian konsep menanam anggur di tanah. Jika tanahnya sempit, misalnya berukuran 2×9 meter, dibuatkan teralis yang berfungsi untuk merambatnya tanaman anggur tersebut. Sehingga tumbuh ke atas, bukan ke samping.
Konsep selanjutnya, memakai para-para sebagai tempat menjulainya tanaman. Para-para dibuat seperti naungan setinggi dua meter. Di atas para-para, Yusuf meletakkan atap Ultra Violet (UV) guna menghindari curah hujan tinggi.
“Kuncinya, cahaya matahari wajib tetap masuk,” kata Yusuf.
Tanaman anggur ini tergolong ke dalam keluarga Vitaceae. Curah hujan sangat mempengaruhi pertumbuhannya. Hujan yang berlangsung satu atau dua hari mungkin masih bisa ditolerirnya, namun jika hampir seminggu, buah-buah yang dihasilkan akan pecah.
“Selain itu, kalau bunganya mekar, ketimpa hujan, maka akan rontok,” jelas Yusuf.
Untuk media tanam digunakan, jelasnya, antara lain pupuk, tanah, dan sekam dengan metode pemangkasan. Metode pemangkasan terbagi dalam dua jenis, pemangkasan pemeliharaan dan pembuahan.
Saat tanaman anggur berusia dua bulan, dilakukan pemangkasan untuk membuang tunas-tunas liar tidak diinginkan. Sedangkan pemangkasan pembuahan dilakukan saat tanaman anggur berusia enam bulan ke atas.
Yusuf mengakui, ia sangat terbuka bagi warga ingin berkunjung ke Kebun Anggur Pung Grape miliknya. Warga bisa datang langsung ke Jalan Tuah Karya Ujung, Tuah Madani, Tampan, Pekanbaru atau bisa juga menghubungi terlebih dahulu ke nomor 0813-7255-8556 dan 0823-88-98-9933.