Mediatani – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) terus berupaya melakukan peningkatan produktivitas pertanian.
Satu di antaranya ialah melalui program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT). Kali ini, aksi ini dilakukan di Desa Abianbase, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.
RJIT dilakukan lantaran air sering tidak sampai ke hilir di area pertanian desa tersebut.
Direktur Jenderal PSP Kementan Sarwo Edhy menuturkan bahwa RJIT merupakan bagian dari water management.
“Tujuan dari kegiatan RJIT adalah memperbaiki sekaligus meningkatkan fungsi dari saluran irigasi. Sehingga air yang ada di saluran irigasi bisa menjangkau lahan pertanian lebih luas lagi,” terangnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (25/4/2021), melansir dari laman Kompas.com.
Kegiatan tersebut juga dilakukan bersama Kelompok Tani Subak Teba pimpinan I Wayan Suantara dengan memanfaatkan air dari Dam Penarungan.
“Di tempat ini, kegiatan RJIT dilakukan di dua lokasi. Panjang target kegiatan di lokasi pertama adalah 260 meter (m), dan di lokasi kedua adalah 112 m. Total saluran irigasi ini melayani lahan seluas 165 hektare (ha),” ujarnya.
Sarwo Edhy menerangkan bahwa dimensi saluran yang dikerjakan di Desa Abianbase memiliki lebar 0,4 m dengan kedalaman 0,5 m.
Sebagai informasi, saat ini, pertanian di Desa Abianbase memiliki indeks pertanaman (IP) 200, atau dua kali tanam dalam satu tahun. Pola tanam yang diterapkan petani adalah Padi–Padi–Palawija, dengan produktivitas mencapai 7 ton per ha.
“Kegiatan RJIT dilakukan karena saluran irigasi di tempat ini masih berupa saluran tanah. Akibatnya, air sering meluap ke samping kanan kiri saluran karena kurangnya kapasitas saluran sehingga air tidak sampai ke bagian hilir,” ungkapnya, lagi.
Saluran tersebut, lanjut Edhy, akan ditingkatkan kekuatannya menggunakan konstruksi beton siklop (cyclop).
Dia berharap, RJIT dapat membuat pengairan menjadi lebih lancar, aliran air sampai ke hilir saluran, mempermudah pembagian air oleh kelompok, dan meningkatkan efisiensi irigasi.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun menjelaskan pentingnya saluran irigasi.
“Saluran irigasi ini berfungsi untuk mendukung aktivitas pertanian. Jika bermasalah, pertanian pun dipastikan akan bermasalah. Untuk mencegah hal tersebut, kami melakukan kegiatan RJIT,” katanya.
Sebelumnya, dalam upaya mendongrak peningkatan terhadap produksi pangan secara signifikan, Kementerian Pertanian (Kementan) mewujudkannya dengan menyediakan irigasi bagi tanaman padi.
Salah satu kunci untuk mendukung peningkatan produksi pangan yaitu dengan melalui fungsi dari Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
Merespon hal tersebut, Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian RI menyampaikan bahwa saat ini sarana dan prasarana pertanian yang tersedia dan menjadi lebih fokus dalam upaya peningkatan produksi pangan.
Salah satu contohnya yaitu melalui rehabilitasi atau pembangunan terhadap jaringan irigasi, percetakan atau perluasan sawah baru dan menyediakan alat mesin pertanian.
Dilansir dari Suara.com, Syahrul juga menyampaikan bahwa P3A mengelola atau memelihara jaringan irigasi tersier dan mencari solusi secara lebih mandiri terhadap persoalan-persoalan menyangkut air irigasi. Hal itu disampaikan di Jakarta, pada Selasa (9/3/2021).
Pada kesempatan yang sama, Lanjut Syahrul, dari penyediaan sarana dan prasarana berdasarkan kuantitas terhadap sektor pertanian pun mengalami peningkatan.
Begitu pula yang terjadi pada pembangunan atau rehabilitasi jaringan irigasi yang telah dilaksanakan.
Diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap perluasan penutupan area tanaman yang terairi.
“Namun pada saat ini, masih perlu adanya peningkatan dalam penyediaan dan pengelolaan air irigasi, terutama pengelolaan, pemanfaatan serta pemeliharaan jaringan irigasi berjalan secara berkelanjutan, sehingga terus berkontribusi terhadap peningkatan produksi tanaman pangan,” ujarnya…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)