Kementan Kerja Sama Japan International Cooperation Agency Tingkatkan SDM Pertanian

  • Bagikan
Sumber foto: jurnas.com

Mediatani – Pentingnya sumber daya manusia (SDM) terutama pada sektor pertanian, dinilai mampu mewujudkan pertanian yang mandiri, maju dan modern. Terutama sumber daya manusia yang berasal dari generasi milenial saat ini. Karena dinilai memiliki ide – ide yang menarik dan diyakini mampu membuat inovasi serta terobosan baru untuk sektor pertanian. Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian RI juga meyakini hal tersebut. Menurutnya, sangat penting untuk menguatkan kapasitas terutama kualitas sumber daya manusia (SDM) pada sektor pertanian.

“Sinergi antara pertanian dan juga teknologi diharapkan kedepannya menjadi satu kesatuan. Sehingga mampu meningkatkan pendapatan bagi petani yang berbanding lurus dengan produktivitasnya yang juga meningkat. Hal ini menjadi kewajiban dikarenakan tuntutan untuk mewujudkan pertanian yang mandiri, maju dan modern. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus mampu mengelola usaha pertanian berbasis teknologi,” ujar Syahrul Yasin Limpo.

Selaras dengan hal itu, Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mengatakan yang menjadi kunci utama bagi majunya sektor pertanian disuatu negara adalah kualitas sumber daya manusianya.

“Sumber Daya Manusia itu memiliki peran yang penting bagi peningkatan produktivitas. Beberapa negara maju, penyebab sektor pertanian mereka maju yaitu dimulai dari pembangunan sumber daya manusianya. Oleh sebab itu, kita harus terus genjot sumber daya manusia agar produktivitas pertanian kita bisa terus meningkat,” ujar dia.

Merespon hal tersebut, BPPSDMP Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam rangka survei dan proyek percontohan untuk perbaikan Program Pelatihan Praktek Kerja Jepang khusus pada sektor pertanian.

Program kerja sama ini adalah Training on Profit/Loss Calculation and Action Plan. Program ini diselenggarakan pada tanggal 2-6 februari 2021 yang bertempat di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP). Pesertanya adalah alumni magang Jepang selama lima tahun terakhir yang baru kembali dan segera merintis usaha.

Sebelum memulai kegiatan pelatihan ini, terlebih dahulu dilakukan Training of Trainers (ToT). Training ini diikuti oleh perwakilan Widyaiswara yang terdiri dari sepuluh UPT Pelatihan lingkup Pusat Pelatihan Pertanian. Hal ini agar bisa menyesuaikan antara persepsi dan pembekalan tentang metode dan materi pelatihan yang nantinya akan diikuti oleh peserta pelatihan nantinya. Training ini dilaksanakan secara virtual yaitu melalui zoom cloud meeting.

Sementara itu, Kemal Mahfud selaku Kepala Balai mengapresiasi program ini. Menurutnya, program ini sangat baik untuk pendampingan alumni yang telah magang ke Jepang untuk keberlanjutan usahanya.

Mr. A. Koyama selaku narasumber JICA di awal kegiatan, menjelaskan tentang form Profit/Lost (P/L) dan bagaimana mengisinya untuk alumni magang yang nanti akan menjadi peserta pelatihan.

Selanjutnya disampaikan video tentang perbandingan produktivitas sayuran di Indonesia dan Jepang. Pada pembahasan Peningkatan Profitabilitas, dijelaskan oleh narasumber mengapa kerap terjadi produktivitas yang rendah.

Solusi disampaikan ada enam faktor yang bisa meningkatkan produkstivitas, diantaranya: 1) seleksi benih untuk meningkatkan kapasitas genetik, 2) pengolahan lahan yang benar, 3) pemupukan yang seimbang, 4) menerapkan pengendalian hama terpadu, 5) perlakuan pascapanen yang tepat dengan melakukan grading dan pengemasan sayuran untuk meningkatkan nilai jual produk di pasaran, dan 6) permintaan pasar tinggi maka harga jual akan tinggi pula.

Narasumber juga menjelaskan bahwa untuk memperoleh Profit/Loss yang lebih baik diperlukan pembuatan rencana aksi oleh para alumni magang Jepang.

Profit/Loss juga bisa dimodifikasi dengan menerapkan usaha di lahan yang lebih bagus dan harga satuan. Peserta pada akhirnya akan mengisi form Action Plan yang menjadi dasar untuk menghitung laba kotor dengan kenaikan produktivitas 30% dan 20% kenaikan harga satuan.

Salurkan Donasi

  • Bagikan
Exit mobile version