Mediatani – Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mengantisipasi kebutuhan dan ketersediaan daging sapi dan kerbau saat Ramadhan dan Idul Fitri 2021 dengan menyiapkan rencana impor.
Dikutip Rabu (10/2/2021) dari situs Ihram.co.id, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menjelaskan bahwa kebutuhan daging sapi atau kerbau secara nasional untuk 2021 mencapai angka 696.956 ton dengan perhitungan konsumsinya per kapita 2,56 kg/tahun.
Sementara itu, perihal ketersediaan daging sapi atau kerbau lokal hanya berkisar 473.814 ton. Maka dari itu, kebutuhan dan ketersediaan daging sapi/kerbau nasional sepanjang tahun 2021 masih memerlukan jumlah sebanyak 223.142 ton.
“Kekurangan tersebut akan dipenuhi dari impor baik dalam bentuk sapi bakalan, bakalan yang dipotong dan impor daging sapi atau kerbau,” kata Nasrullah di Jakarta, Selasa (9/2) yang disadur Rabu (10/2/2021) dari situs Ihram.co.id.
Ada pun perihal impor yang renacana akan dilakukan pemerintah, perinciannya yakni dalam bentuk sapi bakalan dengan jumlah sebanyak 502 ribu ekor, bakalan yang dipotong sebanyak 430 ribu ekor atau setara 96.367 ton dan impor daging sapi/kerbau sebanyak 185.500 ton.
Nasrullah juga merinci bahwa dari stok akhir tahun ini, akan diperoleh sebanyak 58.725 ton dalam rangka untuk pemenuhan kebutuhan daging dari bulan Januari hingga Maret tahun 2022 nanti.
Dirinya pula mengimbau importir daging yang sudah memperoleh rekomendasi dan izin agar segera melakukan realisasikan impor daging sapi beku pada Maret, April dan Mei 2021 ini.
Hal ini pun demi menjaga ketersediaan stok dan stabilisasi harga daging sapi/kerbau pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2021 mendatang.
Menurut laporan dari para importir per 28 Januari 2021, stok daging yang ada di importir swasta dan BUMN masih tersedia dengan jumlah sebanyak 6.998,69 ton daging sapi/kerbau, termasuk 477,45 ton jeroan.
Maka dari itu, realisasi pemasukan pun harus diperhatikan oleh importir demi meningkatkan stok gudang, khususnya dan terutama dalam menghadapi bulan puasa dan lebaran 2021.
Selain daripada itu, karena umumnya masyarakat Indonesia memilih daging sapi segar untuk kebutuhan puasa dan lebaran maka importir diimbau agar dapat menyediakan potongan karkas impor dalam bentuk segar dingin (chilled) yang bakal dijual ke pasar dalam bentuk daging sapi segar dengan harga yang lebih terjangkau.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Syamsul Ma’arif, masih dikutip dari sumber yang sama, meminta para importir daging berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam upaya penyediaan daging sapi/kerbau dan mencegah gejolak harga daging saat bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini tiba.
Importir yang telah pernah mengimpor dan saat ini masih memiliki izin impor potongan karkas daging sapi segar dingin (chilled) juga diimbau agar segera dapat merealisasikan impornya untuk menyediakan daging sapi segar saat Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
“Kami juga ingin meminta dukungan dan komitmen dari semua unsur untuk bersama-sama mengantisipasi ketersediaan dan mencegah terjadinya gejolak harga daging ini. Kami pun menerima masukan dan usulan konkret dari seluruh pihak dalam upaya menjaga ketersediaan daging,” ucap Syamsul.
Sebelumnya, sebagaimana diberitakan mediatani.co Dilansir Kamis (4/2/2021) dari situs berita Kumparan.com bahwa Perum Bulog bakal ikut ambil bagian dalam meredam harga daging sapi itu.
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, menuturkan bahwa sebenarnya, perusahaan tidak punya kewenangan untuk dalam komoditas daging.
Akan tetapi, sekarang pihaknya mendapatkan tugas khusus dari Kementerian Bidang Perekonomian untuk melakukan pengadaan daging kerbau.
Selain sebagai opsional, pula untuk mengantisipasi stok daging menjelang bulan puasa dan lebaran nanti.
Buwas mengungkapkan, perusahaan mendapatkan mandat untuk melakukan impor dengan kuota sebesar 80.000 ton.
Daging kerbau itu pun rencananya bakal didatangkan dari India.
“Kita mengajukan untuk impor daging khususnya untuk menghadapi puasa dan lebaran, karena kebutuhan itu meningkat. Maka kita dari jauh-jauh hari sudah ajukan dan ini, sudah diputus di Rakortas bahwa Bulog mendapatkan jatah penugasan untuk impor daging kerbau 80.000 ton tunggal,” jelas Buwas dalam virtual conference, Rabu (3/2) dikutip dari Kumparan.com, Kamis (4/2/2021).
Pengadaan daging dari negeri Bollywood itu, rencananya akan dilakukan secara bertahap.
Ia menargetkan seluruh kuota dapat direalisasikan agar mampu mengurangi persoalan di komoditas daging. (*)