Mediatani – Menangkap ikan tidak selalu menggunakan jaring atau pancing. Warga di Banyuwangi mencoba mendapatkan ikan dengan cara lain, yaitu menggunakan senapan. Cara ini pun ramai digunakan oleh warga di Kabupaten, Jawa Timur untuk berburu ikan di wilayah pesisir.
Berburu ikan dengan menembak ini pun tak kalah seru dengan sensasi saat memancing. Seperti halnya seorang penembak jitu, mereka membidik ikan yang terlihat berenang di antara karang. Dengan menggunakan senapan, ikan yang menjadi target dapat ditembak dari pinggir muara.
Meski demikian, butuh keahlian khusus untuk berburu ikan dengan senapan ini. Selain dibutuhkan akurasi tinggi, para sniper juga harus mempertimbangkan kedalaman air dan arah embusan angin. Sehingga, perburuan ikan hanya dapat dilakukan di perairan yang dangkal, karena peluru dari senapan angin hanya mampu menembus air dengan kedalaman air maksimal 1 meter saja.
Lokasi yang menjadi spot berburu ikan yang ramai itu hanya terletak di Plengsengan, Kelurahan Mandar, Kecamatan Banyuwangi, karena tidak semua spot di pesisir Banyuwangi banyak terdapat ikan. Paling sedikit ada 5 penembak ikan yang berada pada lokasi tersebut.
Warga lingkungan Keramat, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, Imron (30) mengatakan bahwa dirinya juga tidak selalu mendapatkan ikan setiap waktu. Ia mengaku biasa mendapatkan 13 ekor ikan dalam kurun waktu 5 jam.
“Mungkin kalau ditotal bobot sekitaran 5 kg-an,” ungkap Imron, dilansir dari Detiknews, Minggu (31/1/2021).
Ikan hasil menembak tersebut rata-rata digunakan sebagai tambahan lauk-pauk konsumsi sehari-hari keluarga. Namun bila dijual di pasaran, biasanya dihargai kisaran Rp 15 – 25 ribu/kg, tergantung jenis ikan yang didapat.
Warga lingkungan Keramat, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi tersebut setiap harinya diramaikan oleh para sniper ikan. Wilayah ini menjadi salah satu spot favorit mereka karena airnya yang dangkal dan banyak jenis ikan yang hidup di wilayah perairan payau tersebut.
“Mulai dari siang sampai sore banyak yang datang memancing atau menembak ikan di sini. Tapi, antara pemancing dan sniper juga punya tempat sendiri-sendiri. Kami sudah saling memahami satu sama lain,” ungkap Imron.
Saat berburu ikan di siang hari, para sniper harus mengenakan kacamata hitam untuk memudahkan penglihatannya. Pasalnya, mata akan mendapat pantulan sinar matahari dan mengganggu penglihatan saat berburu.
Selain itu, ikan yang menjadi target juga tidak boleh langsung dibidik lurus. Karena menurutnya, berdasarkan hukum fisika, air dapat membelokkan peluru atau benda yang melaju.
“Harus diperkirakan arah ikan berenang. Minimal incar di titik 5 sampai 10 cm dari target. Kalau membidik tepat di sasarannya pasti pelurunya berbelok,” katanya.
Imron mengaku baru menggemari hobi menembak ikan tersebut. Sebelum menembak ikan, Imron dan rekan-rekannya hanya penembak burung yang tergabung dalam komunikasi Sniper Ikan Banyuwangi (SIWANGI).
Selain karena bosan berburu burung, Imron mengaku beralih berburu ikan karena merasa kasihan dengan burung-burung yang selama ini terus diburu.
Imron menjelaskan, senapan angin yang dapat digunakan untuk berburu ikan perlu dimodifikasi terlebih dahulu. Pada ujung senapan, perlu dimodifikasi dengan menambahkan gulungan senar. Selain itu, amunisi yang digunakan yaitu peluru besi panjang, bukan peluru timbal seperti biasanya.
“Pelurunya bisa pakai jeruji dari velg motor yang dipotong sekitar 18 cm. Jeruji tersebut langsung terikat dengan senar. Lubang untuk mengisi amunisi di senapan juga harus sedikit dimodifikasi,” kata Imron.
Sementara itu, salah satu sniper ikan lainnya, Agus Ariyanto (28) mengaku bahwa senapan tersebut tidak hanya untuk berburu ikan, namun juga bisa digunakan untuk berburu cumi-cumi. Meski demikian, menurutnya berburu cumi-cumi membutuhkan akurasi yang lebih tinggi.
“Kalau tidak tepat di tengah pasti lolos. Cumi-cumi beda sama ikan, karena tubuhnya mudah sobek,” ungkap Ari.