Mediatani – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan ditahun 2021 ini, PKS (Pabrik Kelapa Sawit) Luwu mengajak seluruh insan PTPN XIV untuk mengenang para pahlawan yang telah mendahului.
Selain mengenang jasa pahlawan revolusi, Manajer PKS Luwu, Wardi Samad juga mengajak untuk mengenang para pahlawan perkebunan yang telah memberikan kontribusinya terhadap perekonomian dalam negeri.
Dalam kesempatan yang sama, Wardi Samad juga menjelaskan terkait kesinambungan antara kebun petani/kebun plasma yang ada di Sulawesi Selatan sekitar 30 ribu hektar.
Sebagian petani telah melakukan replanting dengan menggunakan bibit Tenera kualitas baik. Namun, sejumlah petani masih menanam bibit jenis Dura yang dinilai kurang baik.
Menurutnya, Pulau Sumatera sebagai daerah pertama pengembangan sawit di Indonesia, telah mencapai angka produktivitas yaitu lebih dari 30 ton/ha. Pencapaian itu diperoleh dengan menggunakan bibit yang berasal dari Pusat Penelitian Perkebunan Sawit (PPKS) di Medan.
Dengan harga TBS yang saat ini lebih dari Rp 2 ribu/kg, maka peningkatan produktivitas per hektar dari 10 ton/hektar menjadi 20 ton/hektar.
Dengan luasan tersebut, maka potensi peningkatan pendapatan petani sekitar Rp 20 juta/hektar/tahun atau Rp 600 milyar/tahun dari luasan areal plasma sekitar 30 ribu hektar di Sulawesi Selatan.
Di tahun 80an, areal plasma sawit merupakan binaan dari PTPN yang didanai oleh Bank Dunia melalui program NES VII. Mulai dari pembersihan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dari Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) menjadi Tanaman Menghasilkan (TM) oleh PTPN, kemudian diserahkan ke petani binaan untuk dipanen dan dirawat secara berkesinambungan.
Bantuan ini sebenarnya hampir saja tidak terealisir. Untungnya, (Alm) Bapak Abdullah Suara yang menjabat sebagai Bupati Luwu pada saat itu menugaskan Bapak Haji Darwis Lantik, Kadisbun Kabupaten Luwu agar segera berangkat ke Amerika untuk menyelesaikan proses bantuan dari Bank Dunia tersebut.
Program replanting ini dinilai akan mengoptimalkan sumber daya lokal yang ada di Kabupaten maupun yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan.
Wardi Samad mengaku bersyukur atas hal tersebut dan PKS Luwu akan terus berupaya untuk melakukan replanting pada tanaman tua. Hal ini dilakukan agar areal HGU bisa kembali produktif.
Selain itu, PKS Luwu juga akan melakukan perbaikan dan peremajaan pada Off Farm atau Peralatan Pabrik dan Alat Berat/Alsintan, dsb. Karena itu, upaya ini dipastikan membutuhkan modal yang banyak.
Hadirnya PKS Luwu ini turut berkontribusi dalam menyerap tenaga kerja, yang menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk dirasakan oleh masyarakat setempat. Terbukti, sekitar 5 ratus orang tenaga kerja saat ini merupakan tenaga kerja lokal (dari Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Luwu Utara).
“PKS Luwu sebagai unit usaha komoditi kelapa sawit merupakan komoditi tanaman perkebunan yang sangat potensial karena selain mampu memberikan pendapatan yang lebih tinggi, dalam proses produksinya mampu menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.