Kisah Inspiratif ! Liu Yonghao, Berawal dari Beternak Kini Jadi Miliarder

  • Bagikan
ILUSTRASI. Peternak/Tempo/tony Hartawan/IST

Mediatani – Setiap insan di dunia ini tentunya berhak menjadi seorang yang sukses dengan cara mereka sendiri. Dengan menggabungkan kreativitas, kegigihan, dan pantang menyerah, setiap individu pastinya akan berhasil mencapai puncak kejayaannya.

Tentunya, tak ada jalan kesuksesan yang dengan cepat terjadi atau instan. Kisah-kisah suksesnya seorang rerata melewati jalan liku, hingga ‘berdarah-darah’ mencapai kesukseseannya.

Semua dari kita punya pikiran yang berbeda. Masing-masing memiliki jalannya dalam berusaha atau pun berbisnis.

Bahkan, dari pekerjaan yang tidak disangka-sangka pun bisa meraup kekayaan yang fantastis. Sebuah kisah dari Liu Yonghao seorang rupawan dan peternak asli China ini bisa menjadi cerita motivasi bagi kita yang mungkin saja baru memulai usaha.

Disadur Selasa (16/2/2021) dari situs berita Kumparan.com, Liu berhasil jadi miliarder di China dengan profesi sebagai peternak ayam dan mendirikan perusahaan.

Saat ini, perusahaan New Hope Group pun menjadi produsen pakan ternak terbesar di China. Tercatat di Forbes bahwa kekayaan Liu dan keluarga sebesar USD 11,6 miliar atau sekitar Rp 163 triliun (kurs Rp 14.084).

Dikisahkan, Liu sendiri merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Bisa dibilang, keadaan ekonomi keluarganya saat itu cukup susah.

Dengan keadaan dan nasib seperti itu, Liu dan saudaranya ingin mengubah nasib kehidupan menjadi lebih baik lagi.

Sampai akhirnya, pria kelahiran September 1951 itu dan semua saudaranya bisa menamatkan jenjang pendidikan tinggi.

Dengan cara itu mereka yakin, bisa meraih kesuksesan melalui pendidikan dan mereka akan mengubah hidupnya melalui kecerdasan dan caranya mereka sendiri.

Ternyata keempatnya mulai mencoba bisnis pertama pada tahun 1980 dengan merakit dan menjual peralatan audio. Liu mengakui kalau mereka bekerja dengan baik dan menghasilkan sebuah prototipe. Namun bisnisnya tersebut tidak berjalan lancar dan akhirnya gagal.

Dua tahun kemudian, pada tahun 1982, ada potensi dan peluang untuk mendirikan bisnis di pedesaan dengan prospek yang cukup menggiurkan.

Maka dari itu, Liu dan saudara berencana menjadi seorang peternak ayam untuk memulai bisnisnya lagi.

Mereka pun mulai mengumpulkan modal dengan cara menjual jam tangan, sepeda, bahkan berbagai macam barang yang bisa diuangkan.

Hingga akhirnya, mereka berhasil mengumpulkan USD 120 sekitar Rp 1,6 juta (kurs Rp 14.084). Untuk memulai usaha dalam pembiakan burung puyuh dan ayam lalu kemudian dijual ke peternak lain.

Meski dengan perjuangan keras, memang menjadi seorang peternak bukan perkara mudah. Di tengah perjalanan, Liu dan saudaranya tersendat masalah biaya. Mereka pula harus meminjam uang dari kerabat karena bank saat itu enggan memberikan pinjaman kepada individu.

Uang yang dipinjam melalui kerabatnya pun terus bertambah sampai mereka tidak bisa mengembalikan pinjamannya. Mau tidak mau, untuk melunasi utang itu, Liu menjual semua ayam yang baru lahir agar bisa membayar utangnya.

Walaupun sempat mengalami kendala, Liu tidak putus asa. Ia pantang menyerah dan terus mengembangkan bisnis pakan ternak dan mendirikan New Hope Group.

New Hope Group menjadi salah satu perusahaan pakan ternak terbesar di China pada tahun 1992. Dua tahun kemudian, Liu lalu berinvestasi untuk Prefektur Otonomi Liangshan Yi di Provinsi Sichuan sehingga bisa mendirikan pabrik Tiongkok terbesar kala itu.

Tak sampai di situ, Liu turut mengambil andil dalam mendirikan China Mingsheng Bank. Dirinya juga telah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan dan Direktur Non-Eksekutif sejak 2009 dan memiliki kira-kira 7 persen saham dari bank itu.

Perusahaannya, New Hope Group, mempertahankan minatnya dalam bidang pakan ternak, produk susu, logistik, hingga properti.

Liu menuturkan bahwa dirinya terfokus untuk mengembangkan koperasi pertanian. Hal itu bisa membantu petani untuk memperluas petak ternak keluarga mereka menjadi pertanian industri besar.

Kini, putrinya yang bernama Liu Chang mengambil alih bisnisnya. Meski begitu, dirinya masih sering terlibat dalam operasi perusahaan. (*)

  • Bagikan