Gambas (oyong) termasuk jenis tumbuhan yang hidupnya merambat. Sayuran gambas ini bisa tumbuh dengan baik pada tanah yang subur dan gembur. Tanah yang akan ditanami gambas harus mengandung banyak humus serta memiliki aerasi dan drainase yang baik, Gambas bisa tumbuh pada tanah yang memiliki pH sekitar 5,5-6,8.
Anda bisa menanam gambas pada tanah liat berpasir seperti halnya tanah aluvial, latosol, serta padsolik merah kuning. Kisah sukses petani gambas menjadi inspirasi petani pemula untuk mencoba membudidayakan sayuran gambas tersebut.
Banyak petani inspiratif yang telah berhasil membudidayakan sayuran gambas. Keberhasilannya membudidayakan gambas tersebut membuatnya mendapatkan penghasilan yang tinggi. Maka tak heran jika banyak petani yang ingin membudidayakan sayuran gambas. Dalam membudidayakan gambas, anda bisa menanamnya pada suhu sekitar 18°C-24°C dengan kelembaban sekitar 50%-60%. Ketika pemeliharaan, jangan sampai lupa untuk memasang ajir atau lanjaran karena mengingat gambas hidupnya merambat. Anda bisa pasang lanjaran ini setelah penanaman selesai.
Kisah Sukses Petani Gambas di Ponorogo
Yudi, seorang petani gambas sukses di Ponorogo, Jawa Timur, berhasil mendapatkan keuntungan yang besar dalam usahanya. Ketika membudidayakan gambas, ia mulai dengan melakukan penggemburan lahan. Selanjutnya, lahan ditaburi dengan kompos kotoran hewan ternak. Setelah itu, Yudi membuat bedengan atau gulutan dengan tinggi 25 cm-30 cm dan lebar antara 80 cm-90 cm. Jarak bedengan tersebut sekitar 50 cm-60 cm. Selanjutnya, bedeng ditutup plastik dengan ukuran 110 cm-120 cm.
Dalam melakukan budidaya gambas, Yudi menggunakan bibit gambas hibrida. Sementara untuk perawatannya, Yudi melakukan penyemprotan tiap 4 hari sekali. Penyemproton tersebut dilakukan ketika gambas telah berusia 1 minggu hingga menjelang panen. Usaha budidaya sayuran gambas ini, Yudi menggunakan lahan seluas 1.700 meter persegi dengan 1.600 bibit. Modal awal Yudi untuk memulai budidaya gambas ini hanya 7 juta saja. Selama 3 bulan, Yudi dapat menghasilkan 15 ton gambas tiap 3 bulannya. Dengan hasil tersebut, Yudi berhasil meraup keuntungan sebesar 28,5 juta selama 3 bulan, dengan asumsi harga gambas 1.900/kg.
Kisah Sukses Petani Gambas di Brebes
Selain di Ponorogo, ada lagi petani gambas sukses di wilayah Brebes yang bernama Pak Munari. Petani gambas sukses ini tinggal di Desa Kebogadung, Kecamatan Jatibarang. Pak Munari menanam gambas pada lahan seluas 1700 meter persegi. Dalam membudidayakan gambas, Pak Munari menggunakan paket produk dari PT. Bina Guna Kimia guna merawat sayuran gambas yang akan ditanamnya. Adapun produk yang digunakan adalah Boomflower, Taldin, serta Cronus 18EC. Bibit gambas yang Pak Munari gunakan adalah Varietas Anggun dari Panah Merah.
Dalam lahan seluas 1700 meter persegi tersebut, Pak Munari menanam 40 bungkus bibit gambas dengan total populasi sekitar 2800 batang. Pak Munari melakukan pemupukan dengan system kocor yang dilakukan tiap 10-12 hari sekali. Sementara dalam hal perawatannya, Pak Munari melakukan penyemprotan 5-10 hari sekali. Boomflower disemprotkan tiap 10 hari sekali. Panen yang pertama dilakukan setelah gambas berumur 35 hari setelah tanam dan seterusnya tiap 2 hari sekali bisa dilakukan pemanenan.
Dalam satu musim, Pak Munari berhasil memetik gambas hingga 7,98 ton. Dengan hasil tersebut, pendapatan Pak Munari dari penanaman gambas pada lahan seluas 1700 meter persegi dalam kurun waktu selama 80 hari dapat meraup omset sampai 19,3 juta rupiah. Salah satu hal yang mempengaruhi hasil panen gambas tersebut ialah penggunaan boomflower. Boomflower memang terbukti bisa meningkatkan hasil panen sekaligus berguna menjaga kualitas gambas. Dengan boomflower, gambas pada petikan ke 20 masih besar dan panjang seperti pada awal panen.