Mediatani – Suharno (41) dikenal sebagai pengusaha kambing etawa unggulan di Dukuh Surowono, Desa Tangkil, Kecamatan Kemalang, Klaten. Ia memilih untuk terus mengembangkan usaha peternakan kambing etawa yang telah diteliti sejak tujuh tahun terakhir.
Berkat ketekunannya, kambing etawa yang dikembangbiakkan beberapa kali berhasil menjuarai kontes bahkan pernah dijual hingga ratusan juta rupiah.
Sebelum menjadi pengusaha kambing, Suharno selepas lulus SMK memilih merantau dan bekerja di salah satu perusahaan percetakan di Jakarta. Setelah bekerja selama enam bulan di perusahaan tersebut, ia mulai merasa tidak betah.
Singkat cerita, Suhartono kemudian memilih bekerja sembari menempuh pendidikan D3 Jurusan Desain Komunikasi Visual. Saat lulus kuliah, ia bekerja ke salah satu perusahaan konsultan desain dan arsitek.
Pekerjaan konsultan dan arsitek ditekuni Suhartono selama dua tahun. Setelah itu, ia pindah bekerja ke agensi perusahaan rokok sebelum akhirnya memutuskan membuka usaha sendiri di Jakarta.
“Tahun 2010, bapak saya tertarik memelihara kambing etawa dan akhirnya membuat kandangnya. Kemudian saya belikan tiga ekor. Meski waktu itu saya masih tidak peduli dan tetap merantau. Hingga pada 2013 saya disuruh pulang ke Klaten karena ibu sakit,” kata Suharno dilansir dari economy.okezone.com, Senin (25/10).
Di awal usahanya, dia memelihara kambing etawa untuk memanfaatkan susu yang dihasilkan dengan harga jual sebesar Rp15.000 per liternya.
Kambing Etawa Bernilai Tinggi
Tidak berhenti sampai penjualan susu saja, pengetahuan Suharno mengenai ternak kambing etawa kian bertambah hingga ia mencoba mengembangkan usaha pengembangbiakan.
Menurutnya, usaha pengembangbiakan ini memiliki nilai ekonomi tinggi dibanding beternak kambing untuk diambil susunya.
Setelah memiliki indukan kambing yang berkualitas, Suharno pun banyak dicari oleh para peternak kambing etawa. Berawal dari enam indukan kambing yang dimilikinya, kini ia berhasil mengembangkannya hingga memiliki 12 kambing etawa.
Harga anak kambing miliknya pun terus mengalami peningkatan. Anak kambing atau cempenya itu dihargai Rp12 Juta. Padahal, harga jual cempe itu sebelumnya hanya senilai Rp2,5 juta, kemudian meningkat hingga Rp5 juta.
“Sekarang, untuk dua ekor cempe bisa mencapai Rp38 juta,”sebutnya.
Pandemi Covid-19 justru membuat harga anak kambing semakin melejit. Salah satu kambing etawa pejantan miliknya bahkan pernah dihargai hingga Rp300 juta. Baginya harga itu sebanding dengan pengembangbiakan yang dilakukannya.
“Kenapa kami kasih nilai segitu? Karena sebelumnya itu mengawinkan empat induk dan bisa terjual hingga Rp100 juta. Walaupun nanti ada yang mau membeli dengan harga Rp300 juta, saya juga masih pikir-pikir. Karena pejantan itu jadi kunci dalam menghasilkan kambing etawa berkualitas,” katanya.
Kini, Suharno terus mengembangkan usaha pengembangbiakan kambing etawa miliknya itu. Saat ini, ia telah memiliki satu pekerja yang bertugas untuk mencari pakan ternak.
Ia berharap semakin banyak kaum milenial untuk menggeluti usaha bidang peternakan terutama peternakan kambing etawa. Sebab bagi Suharno, kambing etawa merupakan salah satu usaha dengan nilai investasi yang tinggi.
“Target saya bisa menggaet semakin banyak anak muda. kalau lulus tidak perlu pusing cari kerja, cukup jadi peternak kambing etawa. Peternak bisa memanfaatkan sumber daya alam dengan bahan pakan yang melimpah disekitar kita,” kata Suharno.