Lika-Liku Perjuangan Petani Melon di Kudus untuk Dapatkan Hasil Bagus

  • Bagikan
Suwondo, Petani melon di Kabupaten Kudus

Mediatani – Suwondo, seorang petani melon di kelurahan Mlatinorowito, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, menceritakan perjuangannya selama menjadi petani melon. Ia mengaku tak pernah menyerah bertani melon meski pernah mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Sambil memetik buah melon di kebunnya, pria berusia 40 tahun itu menceritakan bahwa dirinya telah menjadi petani melon selama 16 tahun atau tepatnya sejak 2005.

Ia sudah berprinsip bahwa usaha apapun yang dijalani, memang tak selamanya mujur. Begitu pula yang pernah dialami dirinya, yang pernah rugi hingga Rp 300 juta.

“Nasib naas itu terjadi pada tahun 2015. Saya menanam melon sangat luas. Dengan modal ratusan juta, tapi sayangnya hasilnya buruk ditambah lagi harga melon anjlok. Sehingga uang modalnya tidak balik,” ungkap Suwondo.

Ia menceritakan, pada saat itu tanaman melon yang ditanamnya memang tidak berkualitas baik. Sebab, buah melon tersebut diserang hama, sehingga yang bisa dipanen hanya sedikit saja. Terlebih, harga melon di pasaran sangat anjlok.

“Saat mengalami kerugian itu, saya sampai habis – habisan. Serta menjual beberapa barang di rumah,” ungkap pria yang merupakan warga Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kudus tersebut.

Ayah dua orang orang anak tersebut mengatakan, meski dirinya pernah merugi hingga ratusan juta, ia tak pernah berniat untuk berhenti bertani melon. Menurutnya, kerugian merupakan hal yang biasa dalam menjalankan usaha dan yang perlu dilakukan adalah bangkit kembali.

“Meski rugi ratusan juta, saya tidak kapok. Saya malah percaya dengan bertani melon ini saya akan mendapatkan untung ratusan juta rupiah pula. Apalagi kami para petani itu seolah ada prinsip. Rugi atau untung bertani tetap jalan terus,” ungkapnya.

Dengan jiwa yang pantang menyerah, Suwondo selalu belajar dari kegagalan yang dialaminya selama menjadi petani melon. Termasuk cara menanam melon yang benar, cara penanggulangan hama dan lainnya, sehingga dirinya bisa menuai hasil yang memuaskan.

“Belasan tahun bertani melon, saya pernah mengalami rugi dan untung. Namun, kalau dikalkulasi masih tetap sering untungnya. Bahkan kalau lagi mujur, hasil panen bagus dan harga lagi tinggi seperti saat ini, keuntungan yang saya dapat bisa lebih dari Rp 100 juta sekali panen di lahan satu hektare,” sebutnya.

Ia mengatakan bahwa saat ini ia sudah dalam proses memanen buah melon. Dia bersyukur melon yang ditanam di lahan satu hektare sudah panen, dan mendapatkan hasil yang bagus.

“Ya mas ini saya lagi panen melon seluas satu hektare. Dari lahan seluas itu, melon yang saya panen bisa dapat 30 ton,” ujarnya.

Suwondo mengungkapkan, musim ini melon yang dipanennya lagi bagus. Setiap buah melon yang dipanennya itu memiliki berat yang bisa mencapai dua hingga tiga kilogram.

Selain menghasilkan buah yang bagus, harga jualnya juga cukup tinggi. Buah melon yang dipanennya itu dihargai Rp 7 ribu per kilogram. Dengan jumlah panen sebanyak 30 ton, musim ini ia bisa mendapatkan uang Rp 210 juta.

“Ini panen melonnya bagus mas. Harganya juga tinggi Rp 7 ribu per kilogram. Padahal biasanya, harga melon dari sawah itu hanya kisaran Rp 3 ribu sampai Rp 4 ribu per kilogram,” bebernya.

Suwono menjelaskan bahwa melon yang ditanmnya itu membutuhkan waktu dua bulan untuk panen. Selama proses tersebut, ia harus mengeluarkan biaya untuk menanam melon seluas satu hektare sekitar Rp 100 juta. Sehingga, keuntungan yang diperoleh bersih sekitar Rp 110 juta.

“Modal Rp 100 juta tersebut sudah termasuk ongkos sewa lahan. Alhamdulillah panen melon kali ini saya dapat hasil banyak,” ujarnya.

Ia juga menceritakan, sebelum dirinya menjadi petani melon, ia awalnya hanya kerja ikut orang selama dua tahun. Setelah paham dan punya modal yang cukup, ia pun mulai menanam melon mulai dari satu kotak, dua kotak hingga sekarang bisa menanam melon di lahan seluas satu hektare.

  • Bagikan