Mediatani – Ketahanan pangan menjadi hal yang sangat penting untuk masyarakat Indonesia dan menjadi salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Dalam keterkaitannya, pertanian menjadi salah satu sektor yang paling penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Data Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan bahwa sektor pertanian menyumbang 12,8 % dengan luas baku di Indonesia berjumlah 10,52 juta hektar pada tahun 2021.
Seperti yang diketahui, strategi utama dalam mencapai target pada sektor pertanian yaitu dengan meningkatkan produktivtas dan melakukan perluasan dalam memantau area tanam melalui pengoptimalan infrastruktur dan sumber daya manusia.
Perencanaan pelaksanaan pertanian tepat guna di masa sekarang ini, harus dibantu dengan penerapan teknologi. Di sisi lain, teknologi yang telah ada sebelumnya dan sudah diterapakan dinilai kurang memiliki mobilitas yang efisien, sehingga diperlukan adanya teknologi yang lebih efektif dalam penerapannya.
Permasalahan lain muncul ketika sebagian besar lahan pertanian belum dikelola dengan konsep keberlanjutan. Hal ini akan berdampak pada aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
Maka dari itu, mahasiswa Universitas Gadjah Mada membuat suatu inovasi teknologi yang efisien dan efektif untuk membuat konsep pertanian presisi berbasis Internet of Things (IoT) dengan berbagai alat dan sistem yang mereka namakan Tabur-21.
“Pengembangan Tabur-21 sebagai alternatif penyelesaian dimulai dari pra-tanam sampai dengan distribusi hasil panen ke konsumen seluruhnya berbasis teknologi berbasis video,” ungkap Finandi Amartya Deva, Anggota tim pengembang video interaktif Tabur-21.
Amartya menambahkan, inovasi teknologi ini diterapkan dalam bentuk video interaktif. Di mana di dalamnya memuat konsep pertanian presisi berbasis IoT dengan berbagai alat dan sistem yang digunakan.
Kemudian, dalam video tersebut dijelaskan bahwa Tabur-21 dibuat dengan maksud untuk mewadahi container workshop yang di dalamnya terdapat semua alat yang telah dirancang secara terperinci untuk pengelolaan lahan pertanian.
“Kontainer workshop yang di dalamnya terdapat alat-alat pintar sesuai kebutuhan lapangan yang dapat dipasang oleh para pengguna seperti drone, traktor, dan sistem irigasi,” sebutnya.
Menurutnya, pengenalan teknologi terbaru melalui video gagasan konstruktif ini dapat meningkatkan efisiensi kerja, produksi tanaman padi, dan sebagai salah satu peluang usaha alat pertanian berkelanjutan yang mendukung Smart-eco Bio Produkction.
Selain hal tersebut, gagasan teknologi ini juga dimanfaatkan dalam konsep agroforestri untuk meningkatkan produksi pangan dan menjaga keseimbangan ekosistem, karbon, dan oksigen.
Video Gagasan Konstruktif ini didanai oleh Program Kreativitas mahasiswa bidang Video Gagasan Konstruktif (PMK-VGK).
Adapun anggota tim selain dari Amartya terdiri dari Wahyu Tri Wicaksono (Teknik Fisika 2020), Budi Sugiarto (Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak 2021), Fiana Eka Aprilia (Kehutanan 2020), dan Intan Nur Fadhilah (Pertanian 2020), di bawah bimbingan dosen FMIPA Suherman S.Si., M. SC., Ph.D.