Mediatani – Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong peningkatan Indeks (IP) Pertanaman sektor pertanian Kabupaten Jeneponto dari 100 menjadi 300 atau satu kali tanam menjadi tiga kali tanam setahun, bahkan ke depannya didorong menjadi empat kali setahun (IP400).
Untuk mewujudkan hal tersebut, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan pencanangan tanam perdana lahan sawah biasa untuk Peningkatan IP100 menjadi IP300. Pencanangan ini berlangsung di Desa Kayuloe Timur, Kecamatan Tulatea, Jeneponto beberapa hari lalu (15/5/22).
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan bahwa peningkatan IP tersebut salah satunya disebabkan karena telah beroperasinya Bendungan Kalalloe di Kabupaten Jeneponto, yang hingga saat ini telah mengairi persawahan dengan luasan 3.756 ha.
Rencana ke depan, Jeneponto yang dinilai punya potensi alam yang sangat baik ini diharapkan bisa menerapkan sistem pertanaman hingga IP400 atau empat kali tanam dalam satu tahun.
“Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian Syahhrul Yasin Limpo, kita sudah melakukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan produksi sehingga ketersediaan beras dalam negeri benar-benar mampu dipenuhi. Bahkan surplusnya dapat diekspor,” ungkap Suwandi di Jakarta, pada Selasa (17/5/22).
Bagi para petani Jeneponto, bendungan Kalaloe adalah anugerah yang luar biasa. Dengan hadirnya bendungan Kalaloe, diharapkan Jeneponto bisa menjadi salah satu lumbung pangan terbesar di Sulawesi Selatan, sehingga mampu menyuplai kebutuhan pangan untuk Kabupaten lain, bahkan provinsi lain hingga ekspor.
Terpisah, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto Bambang Haryanto mengatakan bahwa jika seluruh saluran irigasi sekunder dan tersier telah rampung diperbaiki, maka air bendungan bisa mengaliri sawah yang ada di Jeneponto seluas tujuh ribu ha.
Petani di daerah tersebut senang dengan beroperasinya bendungan Kalalloe, sehingga upaya meningkatkan IP dari 100 menjadi 300 mampu dilakukan. Peningkatan IP ini tentu saja diharapkan berbanding lurus juga dengan peningkatan taraf kesejahteraan para petani.
Bambang mengungkapkan bahwa bendungan Kalalloe mampu menampung air sebanyak 40,53 juta kubik. Selain digunakan untuk mengaliri sawah, air tersebut juga akan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Sementara itu, jarak antara bendungan dengan lokasi tanam IP 300 yaitu 14 km.
Bambang merasa optimis dengan kehadiran bendungan Kalalloe ini bisa merubah pola tanam para petani. Awalnya, mereka hanya menanam padi selama sekali dalam setahun. Kini, bisa mencapai hingga 2 kali dan sekali menanam jagung sehingga pola tanamnya padi-padi-jagung.
“Saat ini petani sedang melakukan tanam padi ke dua, setelah panen di bulan April. Bila air sepanjang tahun tersedia mungkin petani bisa untuk melakukan pertanaman padi 3 kali dan satu kali jagung sehingga IP lahan menjadi 400,” jelasnya.
Varietas padi yang ditanam, diantaranya Inpari 32, Inpari 42, Mekongga, dan lainnya dengan produktivitas 5,4 ton/ ha. Selain menanam padi, para petani Jeneponto juga semangat menanam jagung.
Produktivitas jagung di Jeneponto rata-rata 7,8 ton/ton. Sementara untuk varietas, yang sering ditanam oleh petani adalah Bisi, Nasa, NK, Pertiwi 2, Pertiwi 3 dan RK 547.