Manfaatkan Bunga Bekas, Ternyata Berpotensi Menjadi Lebih Berharga

  • Bagikan
Sumber foto: genpi.co

Mediatani – Beberapa orang memikirkan tentang bagaimana cara agar barang bekas ataupun barang yang sudah tidak terpakai bisa bermanfaat kembali. Seperti halnya yang dilakukan oleh Komunitas Daur Bunga yang juga memanfaatkan bunga bekas untuk diubah jadi sesuatu yang berharga.

Terkait hal ini, Zacky Irwandi Soewondo selaku Operational Director mengungkapkan bahwa dia sudah bergabung dalam komunitas ini sejak awal dibentuknya. Pria 23 tahun itu juga memaparkan beberapa kegiatan yang sering dilakukan oleh anggota dari komunitas Daur Bunga.

“Ada dua kegiatan dalam Komunitas Daur Bunga ini, yaitu petik dan rangkai,” kata Zacky.

Pada kegiatan petik, tim Daur Bunga akan dibantu oleh beberapa orang relawan untuk datang ke sebuah acara pernikahan. Setelah acara selesai, para anggota datang untuk memetik lalu memilah bunga mana masih bisa dimanfaatkan.

Setelah disortir sesuai dengan jenis dan macamnya, bunga tersebut dikirimkan ke tempat transit (warehouse) untuk kemudian melewati tahapan treatment khusus sehingga bunga-bunga tersebut tidak layu di keesokan harinya.

Sementara untuk kegiatan rangkai, tim Daur Bunga dibantu oleh beberapa relawan yang berkumpul di taman kota atau pun di panti sosial untuk melakukan kegiatan donasi dalam bentuk memberikan pelatihan merangkai untuk mereka yang ada di lokasi,” kata Zacky.

Bunga ini dijadikan sebagai jembatan yang membuat komunitas Daur Bunga bisa mengenal satu sama lain serta berbagi cerita.

“Sebuah hal kecil yang Daur Bunga lakukan, ternyata bisa memberikan kebahagiaan bagi sekitar,” ujarnya.

Komunitas yang telah berdiri sejak tahun 2016 ini memiliki anggota sebanyak empat ratus orang yang rata-rata berdomisili di Jakarta sebab sebagian besar kegiatan komunitas ini dilakukan di Jakarta. Para anggotanya sering kali membahas terkait ragam, macam serta teknik merangkai ataupun meng-upcycle bunga agar bisa diubah menjadi sesuatu yang lebih menarik.

Terpisah, hal yang sama juga dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pelita dari Universitas Jember di Kabupaten Jember, Jawa Timur, berinisiasi untuk mengolah limbah bunga mawar untuk membuat batik ecoprint atau batik cetak dengan menggunakan bahan dasar pewarna alamiah.

Dilansir dari Humas Unej pada Kamis (8/7/2021), Andika Prastika selaku Ketua UKM Pelita menyampaikan bahwa limbah bunga mawar yang akan digunakan untuk batik ecoprint adalah bunga mawar yang sudah tidak mempunyai nilai jual.

“Kami olah dengan teknik ecoprint, yakni suatu proses untuk mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui kontak langsung,” kata Andika.

Menurutnya, cara untuk memindahkan bunga tersebut yaitu dengan menempelkan tanaman yang mempunyai pigmen warna ke kain. Lalu kemudian direbus di dalam kuali yang besar. Perlu diperhatikan, saat memilih tanaman yang akan digunakan yaitu harus tanaman yang mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap panas. Pasalnya, hal tersebut menjadi faktor penting dalam mengekstraksi pigmen warna.

Merasa ada potensi, bunga ini bisa dijadikan sebagai bahan pembuat batik ecoprint ini di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi. Di lahan yang luasnya 26.800 meter persegi yang ditanami tanaman mawar di Desa Karangpring.

“Setiap kali masuk masa panen, pasti akan selalu ada limbah bunga mawar yang sudah tidak layak dijual. dan tentunya sangat sayang jika harus dibuang begitu saja,” kata Andika.

Dia rutin melakukan koordinasi dengan para perangkat dan juga warga Karangpring terkait masalah teknis pelaksanaan kegiatan.

Proposal kegiatan tersebut, mendapat bantuan dari Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) milik Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditbelmawa) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

  • Bagikan