Mediatani – Pandemi Covid-19 telah membuat Seffino Ardiando Aguilera resah karena merasa kegiatan belajar di sekolahnya tidak bisa berjalan dengan maksimal.
Proses belajar yang dilakukan secara virtual itu membuatnya tidak bisa bertemu dan bercengkerama dengan teman-temannya di sekolah. Belum lagi perangkat yang digunakannya terbilang jadul sehingga membuatnya kurang menyimak kelas online yang diikutinya.
Tidak mau terus larut dalam kekurangannya, Seffino pun mencari cara untuk mendapat penghasilan agar bisa membeli sarana yang dapat menunjang pembelajaran daringnya itu.
Awalnya, Seffino hanya iseng berternak atau membudidaya ikan mas koki di belakang rumah orang tuanya di Desa Karangan, Trenggalek.
Ia kemudian berpikir untuk menjadikan hobinya itu sebagai bisnis yang dijalankannya selama mengisi waktu luang ketika belajar secara daring dari rumah.
Selain karena hobi memelihara ikan, semangat Seffino untuk berbisnis ikan hias itu juga karena didukung penuh oleh keluarganya. Pasalnya, orang tua seffino juga telah lama menjalankan usaha budidaya lele.
“Saya sendiri memilih usaha ikan mas koki karena setelah mendapat banyak referensi kalau ikan hias ini memiliki pasar yang potensial,” ungkapnya, dilansir dari Antara, (21/11).
Usaha budidaya ikan mas koki yang dijalankan Seffino selama setahun lebih itu nyaris berkembang tanpa hambatan. Keberhasilannya itu tidak lepas dari bantuan sang ayah, Andik Purwanto yang sudah bertahun-tahun menggeluti budidaya ikan.
Dari sisi finansial, modal yang dikeluarkan tidak begitu besar seperti pengusaha ikan hias lainnya yang memulai usaha. Terlebih Seffino sebelumnya sudah memiliki kolam dengan konstruksi yang memadai, air melimpah, dan peralatan kerja yang lengkap.
Untuk mengembangkannya, Seffino bisa dibilang hanya tinggal belajar beberapa hal tentang merawat ikan mas koki, mulai dari mengatur manajemen pakan yang tepat, mengontrol kadar keasaman air serta memisah ikan-ikan yang sakit dan mengobatinya.
Berkembangnya usaha ikan mas koki Seffino terlihat saat BUMD di kampungnya melirik usahanya dengan menawarkan program kerja sama kemitraan.
Selain itu, warga lain di desanya ikut terinspirasi melihat kesuksesan Seffino meraup pundi-pundi rupiah dari penjualan ikan mas koki. Mereka tertarik mengikuti program kerja sama tersebut, di mana Seffino menjadi pioner sekaligus percontohan.
Bahkan, ikan mas koki yang dibudidaya Seffino dilirik banyak pedagang yang asalnya tidak hanya dari Trenggalek, melainkan juga dari luar daerah hingga pulau.
Kini, usaha budidaya ikan mas koki yang telah dijalankan Seffino hampir setahun ini menghasilkan keuntungan hingga jutaan rupiah per pekannya. Omzet yang pernah didapatkannya bisa mencapai Rp5 juta hingga Rp6 juta dalam sepekan.
“Selain (pembeli) dari Trenggalek, ada juga pembeli dari Malang, Semarang bahkan ada yang sampai Bali. Pembeliannya bervariasi, ada yang partaian (skala besar) dan lain sebagainya,” tuturnya.
Dengan penghasilan yang diperolehnya itu, Seffino kini bisa membeli gadget versi terbaru dan komputer dengan spesifikasi yang bisa memudahkannya untuk belajar secara daring. Ia bahkan bisa membeli motor dengan uang hasil jerih payahnya itu.
Perkembangan teknologi juga telah membantunya untuk memasarkan ikan mas koki hasil budidayanya. Jenis ikan mas koki itu diantaranya ryukin, ranchu, panda dan three collor.
Untuk lebih memperluas jangkauan pemasarannya, ia juga kerap ikut serta di ajang penjualan lelang. Sebab, penjualan dengan cara itu dinilai potensial untuk memancing penjualan skala besar.
“Lelang ikan di media sosial banyak peminatnya,” katanya.