Mantan Lurah Bilang Jadi Peternak Kambing Buat Hidup Lebih Tenang

  • Bagikan
proses budidaya ternak kambing
proses budidaya ternak kambing

Mediatani – Setelah selama enam tahun menjabat sebagai lurah, tak lantas membuat pria bernama Griyo ini ingin terus ada di dunia politik. Namun, dirinya justru beralih menjadi seorang peternak kambing.

Meski pernah menjabat sebagai Lurah, lantas tak membuat pria ini haus akan jabatan. Usai menjalani enam tahun itu sebagai lurah, Griyo bahkan sempat mencalonkan diri lagi, namun kali ini ia gagal mendapat kepercayaan masyarakatnya.

Daripada kesal dan berambisi untuk terus menduduki jabatan pimpinan, Griyo akhirnya lebih memilih untuk merawat kambing. Yup! Melalui youtube channel The Charm of Our Tour (21/7), ia pun mengisahkan perjalanannya menjadi peternak kambing usai gagal mencalonkan sebagai lurah.

“Saya jadi lurah 6 tahun. Nyalon lagi tapi gagal. Jabatan politik itu sulit mendapat kepercayaan masyarakat,” kata Griyo yang tinggal di Magelang, Jawa Tengah ini, mengutip dari situs detik.com, Sabtu, (24/7/2021).

Sambil memangku kambing kesayangannya, pria ramah ini kemudian menuturkan, bahwa ternyata lebih nikmat menjadi peternak kambing. Awal menjadi peternak kambing, rupanya dia dengan hanya modal nekat.

Ia bilang, cuma belajar memelihara kambing sembari langsung mempraktekkannya.

Kambing yang dirawatnya ini lalu dijual untuk berbagai keperluan seperti akikah atau momen Idul Adha. Meski terbilang baru, akan tapi peternakan kambing milik Griyo ini terbilang menjanjikan.

Tahun lalu saat momen Idul Adha, Griyo menjual lebih dari 200 ekor kambing. Dan tahun ini, ia mengakui bahwa penjualannya tidak terlalu tinggi, ia menduga karena efek dari pandemi corona.

“Tahun lalu laku 200 lebih buat kurban. Di sini juga menerima pesanan kambing akikah. Harga kambing beragam mulai 2,5 – 4 juta. Harga ekonomis,” terang Griyo.

Agar memastikan kambing yang dipeliharanya sehat dan bersih, maka ia yang mencari rumput hingga memandikan kambingnya seminggu sekali. Aktivitasnya di kandang kambing diakui memberi kenikmatan yang tak mampu diperoleh dari manapun.

“Enaknya itu, pulang ke rumah habis cari rumput bisa sambil ngopi liatin kambing. Nikmatnya kaya nggak punya uang tapi berasa punya ratusan juta,” ujarnya sambil tertawa, kecil.

Sukses menjadi peternak kambing, dia pula berencana untuk mengembangkan peternakannya menjadi kambing perah.

“Kebutuhan susu kambing di Indonesia itu sangat luar biasa. Apalagi di masa pandemi ini. Saya kedepannya sedang belajar mengembangkan kambing perah, supaya bisa memproduksi susu,” terangnya.

Menjadi peternak kambing juga diakuinya, dapat menjadi pilihan bagi semua kalangan. Ia mengajak orang-orang untuk mau belajar beternak kambing. Orangtua hingga anak muda semuanya berpotensi sukses lewat peternakan kambing.

“Buat yang sudah purna seperti saya, atau mau beternak, atau yang anak muda ayo semangat. Semua bisa menjadi peternak,” pungkas Griyo.

Sementara itu, Warga di perbatasan RI-PNG Kampung Wonorejo Pir IV, Distrik Mannem, Kabupaten Keerom, Papua, kini tengah diajari beternak ayam modern.

Mereka lalu dikenalkan beternak ayam dengan cara inseminasi buatan (IB) oleh Komandan Pleton Satgas Pamtas RI-PNG Yonif Mekanis 512/QY Letda Chb Agung Purnomo.

Komandan Satgas Yonif Mekanis 512/QY Letkol Inf Taufik Hidayat dalam keterangannya, Jumat (23/7/2021), lalu menuturkan bahwa inseminasi buatan atau kawin suntik adalah teknik mengawinkan secara buatan dengan memasukkan sperma ayam jantan ke saluran reproduksi betina.

Sperma ayam itu sudah diencerkan dengan NaCl (Natrium Klorida) lalu dimasukkan ke fisiologis saluran reproduksi ayam betina yang sedang berproduksi. Sehingga ayam betina dapat bertelur dengan bantuan manusia.

“Penyuluhan beternak ayam yang digelar anggota Pos Kotis tersebut bertujuan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat tentang cara berternak unggas dengan hasil yang maksimal,” jelas Dansatgas, mengutip dari laman inews.id.

Dengan cara kawin suntik buatan yang telah diajarkan, diharapkan hasil ternak ayam milik warga jadi lebih maksimal.

“Tidak hanya mengajarkan kawin suntik, kami juga ajarkan cara penggunaan mesin penetas telur otomatis yang dirakit anggota kami sendiri dan memberikan mesin itu kepada warga kampung Wonorejo,” tambah Letkol Taufik. (*)

  • Bagikan