Mediatani – Pemerintah Republik Indonesia terus melakukan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional akibat dampak dari pandemi Covid-19. Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yakni dengan menggelar berbagai layanan pelatihan perikanan.
Untuk masyarakat Kab. Sumbawa dan Kab. Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), KKP bekerja sama dengan Komisi IV DPR RI menggelar Pelatihan Pembesaran Ikan Lele. Pelatihan tersebut berlangsung pada 25 hingga 26 Juni 2021. Selain itu, KKP juga mengadakan Pelatihan Pembuatan Mochi Rumput Laut (24/6/2021) secara daring.
Pelatihan Mochi Rumput Laut
Pelatihan pembuatan mochi rumput laut yang diselenggarakan secara daring oleh KKP melalui BPPP Banyuwangi, diikuti antusias oleh sebanyak 695 peserta dari 31 provinsi di Indonesia.
Mochi merupakan salah satu jenis kue tradisional yang berasal dari Jepang. Pembuatan kue ini menggunakan tepung ketan yang dicampurkan dengan air dan gula, kemudian dimasak hingga membentuk adonan yang lembut dan lengket. Setelah dimasak, kue ini dibalur dengan tepung maizena atau tapioka, lalu dipotong-potong bulat atau persegi.
Seiring dengan populernya kue mochi ini di berbagai negara, termasuk Indonesia, banyak pelaku usaha yang kemudian mulai menekuni bisnis kuliner asal Negeri Sakura ini.
Kepala BPPP Banyuwangi, Achmad Subijakto, yang akrab disapa Totok, menjelaskan bahwa pelatihan pembuatan mochi rumput laut ini digelar karena dianggap sebagai salah satu upaya dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.
“Kami melihat mochi rumput laut sebagai salah satu komoditas usaha yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Dengan begitu, pelatihan ini dapat membuka peluang usaha baru ataupun menambah komoditas usaha bagi masyarakat. Terlebih di tengah pandemi Covid-19, pemerintah terus mengupayakan pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya.
Lebih lanjut Totok mengungkapkan bahwa saat ini, tren makanan diet tengah populer di kalangan masyarakat. Mochi rumput laut dianggap sebagai salah satu alternatif menu diet tersebut karena rumput laut termasuk makanan rendah kalori, tinggi serat, dan bebas pengawet sehingga memperlancar pencernaan.
Melalui pelatihan ini, KKP terus mengajak masyarakat, khususnya ibu rumah tangga untuk mulai membangun usaha sampingan untuk menopang perekonomian rumah tangga.
Nantinya, pembuatan mochi rumput laut ini juga dapat dikemas dengan menarik seperti produk lainnya yang ada di pusat perbelanjaan, dengan mencantumkan nomor izin usaha dan logo halal MUI, serta dipasarkan melalui e-commerce dan media sosial. Terakhir, para peserta juga dilatih menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) mochi rumput laut.
Salah satu peserta latih, Sartana yang merupakan pelaku usaha di Semarang mengaku bersyukur dapat ikut serta dalam pelatihan ini. Dia berminat untuk menambah komoditas untuk mengembangkan usahanya.
“Ini pertama kalinya saya membuat mochi dengan komposisi rumput laut, ternyata selain sehat, mochi rumput laut juga memiliki tampilan yang cantik dan rasa yang lezat,” ucap Sartana.
Sementara itu, Pelatihan pembesaran ikan lele yang diinisiasi oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan itu diikuti sebanyak 150 peserta dari Kab. Sumbawa dan 150 peserta dari Kab. Sumbawa Barat.
Demi menjaga protokol kesehatan, pelatihan yang dipandu oleh instruktur dan widyaiswara Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi ini, dibagi menjadi tujuh titik lokasi.
Selama ini lele telah menjadi salah satu jenis ikan yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dan diperjualbelikan di pasaran. Wajar saja jika banyak masyarakat yang tertarik membudidayakannya.
Namun, terdapat berbagai permasalahan yang kerap dihadapi, yaitu produktivitas panen yang minim karena kurangnya pemahaman cara budidaya yang baik dan benar. Biaya pakan yang tinggi juga menjadi kendala karena tidak sebanding dengan keuntungan yang didapatkan.
Terpisah, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) Sjarief Widjaja menyampaikan, melalui pelatihan ini, KKP berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam membudidayakan ikan lele yang bernilai ekonomi tinggi.
“Berbekal pengetahuan dan keterampilan yang didapat, pembudidaya mampu meningkatkan produktivitas panen. Tentunya dengan padat tebar yang tinggi, sistem manajemen air yang tepat, hingga komposisi pakan dan frekuensi pemberian pakan yang dianjurkan,” ujar Sjarief.