Mau Bikin Usaha Budidaya Ikan di Tambak? Coba Mulai dengan Ikan Bandeng

  • Bagikan
Panen ikan bandeng

Mediatani – Ikan bandeng dikenal dengan cita rasanya yang gurih dan sering diolah menjadi bandeng presto untuk melunakkan durinya yang cukup banyak. Permintaan pasar akan jenis ikan ini masih lumayan tinggi sehingga peluang usaha untuk budidaya ikan bandeng juga masih terbuka lebar.

Nilai ekonomis dari ikan bandeng memang cukup tinggi sehingga potensi keuntungan dari budidaya ikan air payau ini cukup menjanjikan. Lalu, bagaimana tahap dan cara budidaya yang tepat untuk jenis ikan bandeng? Sobat Mediatani bisa menyimak informasi lengkapnya berikut ini.

Mengenal Ciri-ciri Ikan Bandeng

Ikan bandeng merupakan salah satu ikan yang populer di Indonesia, jenis ikan ini juga dikenal dengan nama muloh, bolu, dan agam.

Sebelum membahas mengenai bagaimana cara membudidayakan ikan bandeng, ada baiknya Sobat Mediatani mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri ikan bandeng berikut ini:

  • Ikan bandeng memiliki bentuk badan seperti torpedo dengan sirip ekor yang bercabang.
  • Warnanya keperak-perakan dengan posisi mulut di ujung kepala dan rahang tanpa gigi.
  • Mata ikan bandeng diselimuti selaput bening dengan lubang hidung di depan mata.
  • Ukuran ikan bandeng di laut bisa mencapai 1 meter. Namun, jika dibudidayakan di tambak ukuran panjangnya tidak lebih dari 50 cm.

Tahap dan Cara Budidaya Ikan Bandeng

Metode yang digunakan untuk membudidayakan ikan bandeng cukup bervariasi, seperti metode tradisional, progresif, modular, hingga metode penebaran berganda. Meski demikian, pada dasarnya untuk cara pembudidayaannya tetap sama.

Adapun cara yang diperlukan untuk membudidayakan ikan bandeng secara umum meliputi beberapa tahap seperti berikut ini:

1. Menentukan Lokasi Tambak Bandeng

Menentukan lokasi tambak merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam membudidayakan ikan bandeng dan harus sesuai jenisnya, tawar atau payau. Sangat efektif jika lokasi tambak dekat dengan sumber air seperti danau, sungai, atau bahkan laut.

Dalam membuat kolam atau tambak juga tidak boleh dilakukan sembarangan, harus memperhatikan beberapa hal seperti berikut:

  • Jika Sobat Mediatani ingin membudidayakan ikan bandeng air tawar, maka kolamnya juga harus kolam air tawar.
  • Perhatikan kedalaman kolam serta luas kolam untuk menentukan jumlah bibit ikan yang akan ditebar.
  • Manfaatkan genangan air di sawah atau air dalam tanah untuk membuat tambak.
  • Agar benih ikan bisa mendapatkan makan, maka pastikan untuk menumbuhkan plankton secara alami.

2. Persiapan Tambak

Cara budidaya bandeng selanjutnya adalah mempersiapkan tambak dengan membuat sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

  • Persiapan yang perlu dilakukan adalah pintu air, saringan, saluran pemasukan dan pengeluaran, jala lingkar, pompa air, dan sebagainya.
  • Endapan lumpur dan kotoran yang mungkin bekas ikan peliharaan sebelumnya harus dibersihkan agar tidak menjadi racun bagi ikan bandeng yang akan dibudidayakan.
  • Meningkatkan pH tanah dan membasmi bakteri patogen dengan memberikan kapur pertanian pada kolam.
  • Melakukan pengisian air sebelum tebar benih ikan bandeng.

3. Menyiapkan Benih Bandeng

Persiapan benih pada budidaya ikan bandeng tidak boleh asal-asalan agar kualitas bandeng yang dihasilkan bagus dan maksimal. Pemilihan benih ikan bandeng harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

  • Memilih benih ikan yang berkualitas, aktif bergerak, dan tidak cacat.
  • Benih ikan bandeng harus sehat dan bebas penyakit atau hama.
  • Jangan sampai salah memilih benih ikan air tawar dan air payau.
  • Ukuran benih yang ideal adalah 1-2 inci.
  • Tempatkan benih pada wadah yang bersih dan diberi oksigen.

4. Menebar Benih Ikan Bandeng

Dalam membudidayakan ikan bandeng, khususnya pada saat menebar benih, Sobat Mediatani juga tidak boleh sembarangan dan harus memperhatikan beberapa hal penting seperti berikut:

a. Padat Tebar

Salah satu hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penebaran benih adalah memperhitungkan ukuran konsumsi dan metode pembesarannya. Pada metode konvensional biasanya padat tebar 2-3 ekor per m2 dengan lama pemeliharaan 4 bulan.

b. Waktu Tebar

Sebaiknya waktu penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari sekitar jam 07.30 atau jam 16.00-18.00. Pada waktu tersebut kondisi suhu cenderung stabil, sementara parameter air maupun lingkungannya tidak mengalami banyak perubahan.

5. Pemberian Pakan

Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan budidaya ikan bandeng adalah pemberian pakan yang teratur dengan komposisi gizi sesuai kebutuhan ikan. Pakan perlu mengandung karbohidrat, protein, asam lemak, lemak, vitamin, dan mineral.

Jenis pakan yang diberikan terdiri dari pakan buatan dan alami. Tetapi, tidak boleh diberikan berlebihan karena bisa menurunkan kualitas air kolam sehingga berpengaruh pada kesehatan ikan.

6. Perawatan dan Pemeliharaan

Bukan hanya faktor pakan saja yang berpengaruh terhadap perkembangan ikan bandeng, faktor perawatan dan pemeliharaan juga sangat penting untuk dilakukan. Salah satunya adalah dengan pengendalian hama yang berisiko menyerang benih ikan bandeng yang ditebar.

Jenis hamanya bisa sangat beragam, seperti belut, ikan pemangsa, kepiting, ular air, burung, dan lainnya. Untuk mengantisipasi risiko tersebut maka diupayakan metode pengendalian hama secara fisik maupun kimiawi.

Untuk pengendalian hama secara fisik, bisa dengan memasang perangkap, saringan pada pintu air, hingga pemasangan tali-tali yang tidak berwarna. Sementara untuk pengendalian secara kimiawi bisa dengan pestisida seperti bungkil biji teh, basudin, brestan, akar tuba, sumition, dan sebagainya.

7. Panen Ikan Bandeng

Tahap terakhir yang paling ditunggu saat membudidayakan ikan bandeng adalah panen. Tahap ini dilakukan setelah ikan bandeng mencapai ukuran yang sudah layak konsumsi. Pemanenan ikan bandeng sendiri bisa dilakukan secara bertahap dan selektif atau sekaligus.

**

Budidaya ikan bandeng masih menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan hingga saat ini. Untuk cara budidayanya sendiri meliputi beberapa tahapan, mulai dari pemilihan lokasi tambak, persiapan tambak, penebaran benih, pemberian pakan, perawatan dan pemeliharaan, hingga tahap panen.

  • Bagikan