Mediatani – Seorang nelayan asal Thailand mendadak menjadi kaya setelah tak sengaja menemukan mutiara Melo yang terdapat di dalam tiram. Mutiara yang ditemukannya itu berwarna oranye cantik dan dianggap sebagai mutiara termahal di dunia.
Nelayan yang menemukan Mutiara tersebut bernama Hatchai Niyomdecha. Dia dikenal sebagai nelayan miskin yang hidupnya penuh dengan berbagai keterbatasan. Namun, nasibnya itu berubah ketika dirinya menemukan sebutir mutiara saat hendak berjuang untuk mencari kerang dan tiram.
Dilansir dari The Daily Mail (5/2), mutiara tersebut ditemukan Hatchai di pesisir pantai di provinsi Nakhon Si Thammarat, Thailand pada 27 Januari 2021 lalu. Dia tak sengaja menemukan sebuah bola pelampung yang terdampar di pantai dengan tiga tiram yang menempel pada permukaannya.
Karena tertarik dengan tiram tersebut, Hatchai meminta bantuan saudaranya Worachat Niyomdecha untuk mengambil dan membawanya pulang. Setelah dibersihkan oleh ayah mereka Bangmad (60), ternyata di dalamnya terdapat mutiara berwarna oranye yang ukurannya lebih besar dari uang koin 10p Thailand.
Ayahnya kemudian meminta istri dan putranya untuk mengecek mutiara cantik yang memiliki berat 7,68 gram itu. Setelah diperikasa, ternyata mutirara tersebut bukan mutiara biasa, melainkan mutiara orange melo yang harganya bisa mencapai 10 juta Baht (£ 250.000), atau setara Rp4.804.910.000.
Para tetangga Hatchai yang mengetahui kabar soal temuan mutiara langka ini, berbondong-bondong mendatangi rumahnya hanya untuk sekedar melihat tampakan dari mutiara melo.
Sebelum menemukan Mutiara tersebut, Hatchai mengaku sempat bermimpi aneh dimana ia bertemu seorang pria tua berpakaian serba putih yang mendatanginya dan menyuruh Hatchai untuk datang ke pantai untuk menerima hadiah.
Hatchai mengaku percaya bahwa lelaki tua dalam mimpinya itu bisa jadi adalah dewa yang ingin membantu mengubah nasibnya agar terbebas dari kemiskinan dan memiliki hidup lebih layak.
“Saya ingin menjual mutiara dengan harga terbaik. Uang tunai tidak hanya akan mengubah hidup saya, tetapi juga harus mengubah takdir saya. Seluruh keluarga saya bisa memiliki kehidupan yang lebih baik,” kata Hatchai.
Hatchai mengaku berniat menjual mutiara yang ditemukannya itu untuk membantu perekonomian keluarganya. Hingga saat ini, mutiara tersebut telah ditawar oleh 3 kolektor barang langka yang menemuinya dan berniat membeli. Pertama yaitu seorang pengusaha kaya dari daerah lain di Thailand yang menawar dengan harga satu juta Baht (£ 24.000), namun ditolak oleh keluarga Hatchai.
Tawaran selanjutnya datang dari kolektor barang mewah yang menawar dengan harga lima juta Baht (£ 122.000), tetapi keluarga Hatchai tetap bersikukuh menolak karena mereka yakin akan mendapat harga yang lebih tinggi.
Hingga akhirnya ia mendapat pembeli potensial yang berasal dari Cina. Dia bernegosiasi dengan keluarga Hatchai untuk membeli Mutiara tersebut sesuai dengan harga yang diharapkan yaitu 10 juta Baht. Namun, pengusaha itu mengatakan ingin melihat langsung untuk membuktikan keaslian mutiara orange melo yang ditemukan Hatchai.
Dikabarkan calon pembeli itu akan terbang ke Thailand pada pekan depan, tetapi ia harus menjalani karantina terlebih dahulu selama dua pekan.
Perlu diketahui, mutiara Melo merupakan permata alami yang dihasilkan oleh spesies siput laut yang biasa disebut Melo melo. Sebab itu, penemuan mutiara pada tiram ini dianggap sebagai sebuah kejadian yang aneh.
Umumnya, siput Melo memiliki panjang cangkang 175 mm dan bisa mencapai 275 mm. Pada cangkangnya itu, terdapat garis besar bulat atau hampir lonjong yang dianggap menjadi garis pertumbuhan.
Sedangkan mutiara yang dihasilkan, memiliki ciri-ciri warna jingga yang cerah, kuning hingga coklat. Namun diantara warna tersebut, mutiara warna jingga terang memiliki harga paling mahal. Mutiara ini dibanderol dengan harga yang mahal karena mutiara melo tidak dapat dibudidayakan seperti mutiara lainnya.
Pasalnya, beda dengan kerang bivalve, siput memiliki lobang yang lebih kecil sehingga sulit untuk disisipkan ‘sesuatu’ untuk memancing terbentuknya mutiara seperti yang biasa dilakukan pada kerang bivalvia yang dibudidayakan.