Meskipun Lebih Lezat, Seruput Tiram dari Cangkangnya Ternyata Berisiko

  • Bagikan
Salah satu sajian masakan tiram

Mediatani – Tiram dikenal sebagai salah satu seafood yang berbentuk menjijikkan namun memiliki rasa yang gurih dan lezat. Jenis kerang yang satu ini bahkan sering dijadikan masakan favorit di berbagai restoran mewah dengan harga yang sangat mahal.

Selain lezat, kandungan nutrisi pada tiram atau kerang ini juga cukup tinggi. Tiram termasuk makanan laut yang menjadi sumber zinc, zat besi, kalsium, dan vitamin A. Tiram juga diategorikan sebagai makanan yang rendah kalori, dengan kandungan 110 kkal untuk 12 ekor tiram atau kerang.

Dalam keadaan mentah, tiram ini memiliki raza yang lebih lezat. Namun, cara makan yang populer ini sering menjadi perdebatan karena faktor keamanannya. Tiram yang dikonsumsi secara mentah, hanya dikupas dan ditambahkan perasan lemon. Kemudian orang yang menyantapnya akan menyeruput daging tiram langsung dari cangkangnya.

Meski demikian, tiram dapat menjadi biofilter atau kemampuan alami untuk menyaring air yang ada di lingkungan tempat mereka tinggal. Biota laut ini biasanya mampu menyaring sebanyak 190 liter air setiap harinya.

Sehingga, kerang yang bersih kemungkinan besar disebabkan karena air tempat hidup kerang atau tiram tersebut. Sebaliknya, jika kerang tersebut diambil dari air yang tercemar, maka polusi dan racun yang terendap di laut dikhawatirkan ikut menetap di dalam daging kerang ini.

Dilansir dari Sora News, salah satu pemilik akun Twitter di Jepang mengungkapkan cara jitu untuk menghindari keracunan makanan saat mengonsumsi tiram mentah, yaitu dengan tidak menyentuh bibir cangkang karena ia menganggap bahwa menyeruput tiram dari cangkang lebih berbahaya.

Cuitan twitter yang menimbulkan kehebohan di kalangan netizen ini pun telah dihapus, namun tetap membuat banyak netizen bertanya-tanya tentang cara yang aman untuk mengonsumsi tiram mentah. Hingga akhirnya, pejabat dari Kementerian Kesehatan Jepang ikut memberikan penjelasan.

Kementerian Kesehatan Jepang menjelaskan bahwa menyeruput tiram dari cangkangnya tidak lebih berbahaya, baik itu diseruput langsung atau dengan mengeluarkan daging tiram dari cangkangnya. Keduanya dinilai tidak mengurangi kemungkinan risiko keracunan makanan atau terhindar dari bakteri berbahaya.

Sebab, keracunan tiram bukan karena adanya bakteri, melainkan virus yang lebih spesifik disebut norovirus. Mereka yang berisiko kercunan karena bersentuhan langsung dengan norovirus yang terdapat pada daging tiram, bukan pada cangkangnya.

Norovirus yang terdapat di perairan berasal dari limbah pembuangan yang tidak diproses. Partikel novovirus inilah yang sering ikut tersaring ke dalam tiram saat berada di dekat area pembuangan limbah yang buruk. Sehingga, potensi keracunan tiram tergantung dari jumlah partikel norovirus yang terdapat pada usus bagian dalam tiram.

Namun, Kementerian Kesehatan Jepang juga menyarankan bagi orang yang ingin mengonsumsi tiram yang mentah, perlu melakukan pengolahan yang benar. Misalnya dengan menangani tiram setelah mencuci tangan untuk memastikan keamanan konsumsi kerang tersebut.

Hanya saja, sebenarnya hal tersebut tidak bisa secara pasti menghindari risiko keracunan saat memakan tiram mentah. Hal yang perlu dilakukan adalah mengetahui asal kerang tersebut dan mengolahnya dengan benar. Dan lebih amannya lagi, yaitu dengan mengolah atau memasak tiram terlebih dahulu dengan api besar sehingga segala virus dan bakteri dapat dimatikan.

Tiram yang ditemukan di teluk atau seperti kerang hijau yang tinggal di pesisir biasanya mengandung bakteri yang tinggi pada bulan-bulan hangat seperti musim kemarau. Maka dari itu, sebaiknya kerang yang dikonsumsi itu adalah kerang yang dipanen saat musim dingin.

Selanjut memilih kerang yang masih dalam keadaan hidup. Salah satu tandanya, yaitu cangkang tiram yang sedikit terbuka akan bergerak tertutup saat tersentuh tangan.

Meskipun menemukan kerang hidup tidak mudah, namun kondisi kesegaran kerang dapat dideteksi dari aroma dan tampilannya. Bila kerang itu tidak beraroma seperti laut dan tampa tidak segar, kemungkinan kerang atau tiram itu sudah mati lama.

Langkah lainnya, yaitu dengan mengonsumsi tiram atau kerang hasil budidaya. Tiram atau kerang dari hasil budidaya cenderung lebih terhindar dari kemungkinan limbah tercemar.

  • Bagikan