Mediatani – Indonesia dikenal sebagai negeri nyiur. Tak salah dahulu Ismail Marzuki telah menciptakan lagu Rayuan Pulau Kelapa yang sangat merdu. Kelapa merupakan salah satu harta milik kita yang sangat besar manfaatnya. Kebutuhan manusia yang beraneka ragam banyak yang dapat dipenuhi oleh pohon kelapa. Kelapa adalah tanaman yang serba guna. Tidak hanya daging buah kelapa saja yang bermanfaat, tetapi juga hampir seluruh bagian dari tanaman tersebut seperti tempurung, sabut, bahkan ampasnya, untuk tidak menyebut daun, lidi, batang pohon kelapa dan niranya dan sebagainya. Itulah sebabnya mengapa kelapa menjadi bahan konsumsi orang Indonesia yang penting.
Dalam bukunya yang berjudul “Bertanam Kelapa”, Sang penulis Djoehana Setyamidjaja menjelaskan bahwa kelapa juga mempunyai potensi untuk menjadi bahan ekspor yang penting. Akhir-akhir ini kelapa merupakan satu komoditi yang cukup popular dengan berkembangnya jenis kelapa hibrida. Indonesia sebelum Perang Dunia II pernah menjadi Negara pengekspor kopra yang penting. Dewasa ini Indonesia diketahui belum berhasil kembali pada posisi sebagai pengekspor kopra sebelum Perang Dunia II itu: Untuk konsumsi dalam negeri pun produksi belum mencukupi.
Keadaan seperti disebutkan di atas perlu mendapatkan perhatian, terlebih lagi bila kita kaitkan dengan kepentingan pembangunan yang sedang kita lancarkan. Sebagai negeri kelapa, perkebunan kelapa merupakan satu bidang pembangunan juga dalam mewujudkan cita-cita masyarakat yang sejahtera.
Untuk meningkatkan produksi itu, kita harus meningkatkan pengetahuan petani dan calon petani yang masih belajar di sekolah-sekolah seperti SPP-SPMA, SFMA, SMA Agraria, SPG Pertanian, SPbMA dan sebagainya.
Sejak zaman prasejarah, Kelapa telah dikenal dalam peradaban manusia dan diketahui mampu tumbuh di daerah tropis.
Ada tiga teori menyatakan tentang daerah asal tanaman kelapa. Ketiga teori ini mempunyai argumentasi akan kemungkinan kebenarannya, tetapi tidak seluruhnya dapat diterima.
Teori pertama, telah diperkirakan bahwa kelapa adalah salah satu anggota genus CocosĀ seperti yang tumbuh di Amerika dan daerah asalnya adalah lembah-lembah Andes di Columbia, Amerika Selatan. dan dari sinilah di zaman prasejarah komoditas kelapa ini menyebar lalu dibawa oleh penjelajah-penjelajah dalam kawasan Pasifik.
Teori Kedua, yang beranggapan bahwa kelapa itu berasal dari daerah pantai kawasan Amerika Tengah, dengan melalui perantaraan arus larutan terbawa dan menyebar ke pulau-pulau yang ada di Samudera Pasifik.
Teori Ketiga, yang menyatakan bahwa Daerah asal kelapa itu adalah suatu kawasan di Asia Selatan atau Malaysia, atau mungkin Pasifik Barat. Bertentangan dengan teori kedua, teori ketiga ini berasal dari kawasan terakhir itulah kelapa menyebar ke pantai-pantai Barat Benua Amerika, terutama pada daerah tropis.
Dengan memperhatikan pembudidayaan tanaman kelapa ini di daerah-daerah berperadaban tertua di dunia, di mana di Filipina dan Sri Lanka telah dikenal sejak tiga ratus tahun sebelum Masehi dan di India telah pula dikenal sejak tiga ratus tahun yang lalu, sehingga diperkirakan bahwa kelapa ini pasti berasal dari daerah tropis sekitarnya.
Lalu kesimpulan akhir, para peneliti menyampaikan bahwa kelapa berasal dari kawasan yang sekrang kita kenal sebagai Malaysia-Indonesia. Dari kawasan inilah, baik melalui arus laut maupun perantaraan manusia, kelapa menyebar ke daerah-daerah lain.
Tentang nama “cocos” mungkin berasal dari Bahasa Arab, yaitu dari kata “Gauzos indi” yang berarti “biji dari Indonesia”, mungkin dari kata “couquos” yaitu nama kelapa dalam bahasa Arab asli; atau mungkin pula dari kata “macoco“, bahasa Portugis, yang berarti kera, sebab kalau kita perhatikan biji kelapa besarnya sebesar kepala kera, dua mata tempat kecambah keluar tak ubahnya seperti sepasang mata, dan lubang ketiga seperti hidungnya.