Mengenal Dataran Rendah dan Ciri – Cirinya

  • Bagikan
Sumber foto: kumparan.com

Mediatani – Sebelum memulai kegiatan bercocok tanam, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan. Memilih jenis tanaman yang hendak dibudidayakan, menentukan ketersediaan lahan, pupuk yang digunakan, ketersediaan air dan juga pemilihan daerah untuk berbudidaya. Berdasarkan tempat tingginya, ada 3 golongan yaitu dataran rendah, dataran tinggi dan gabungan dari keduanya (bisa di dataran rendah dan dataran tinggi).

Indonesia, memiliki keadaan geografis yang sangat beragam, ada dataran rendah dan dataran tinggi. Namun, kebanyakan penduduk Indonesia bermukim di daerah dataran rendah. Beberapa hal yang mendasar karena pusat kegiatan lebih dominan di dataran rendah, disebabkan keadaannya yang datar dan cukup stabil.

Banyaknya jalan raya dan jalan tol, menjadikan dataran rendah sebagai pusat keramaian, sehingga banyak masyarakat yang memilih untuk mencari penghidupan disana tak terkecuali kegiatan bertani.

Dataran rendah adalah daerah yang memiliki permukaan tanah yang datar dan atau landai. Dataran rendah memiliki lokasi yang berada di ketinggian 0 – 600 meter diatas permukaan laut (mdpl). Dataran rendah juga memiliki defenisi sebagai daerah hamparan tanah yang lapang yang memiliki ketinggian permukaan yang relatif rendah.

Dataran rendah memiliki ciri tekstur yang beragam karena letaknya berada didekat permukaan laut. Memiliki tekstur tanah yang relatif gembur sehingga cukup memadai untuk melakukan kegiatan pertanian. Tetapi tidak semua dataran rendah di Indonesia yang memiliki tekstur yang gembur. Kalimantan ternyata mengandung gambut, sehinga cukup sulit untuk bercocoktanam disana.

Selain tekstur tanahnya, umurnya juga yang relatif muda. Itu berarti tingkat ketebalannya bisa bertambah dari waktu kewaktu. Memiliki kandungan hara yang cukup menjanjikan, apalagi yang terletak sekitar sungai. Keuntungan lainnya adalah memiliki pH yang sangat beragam, yaitu antara 6,5 – 7,5 yang sangat cocok mendukung untuk kegiatan pertanian.

Pada dataran rendah, terdiri lagi atas beberapa bagian yaitu lahan kering, lahan basah dan lahan perkebunan. Pada lahan kering, kita bisa menanam beberapa tanaman, contohnya palawija, jagung, sayur – mayur dan berbagai bumbu dapur. Pada lahan basah, kita bisa menanam padi, gandum dan tanaman sejenis lainnya. Pada lahan perkebunan, kita bisa menanam komoditas perkebunan, seperti tebu, kelapa sawit dan beberapa tanaman buah. Pemanfaatan di lahan ini tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan juga cakupan lahan yang cukup besar.

Di lain sisi, pola tanam pada dataran rendah juga harus di perhatikan. Pola tanam merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah. Pola tanam adalah bagian atau sub sistem dari sistem budidaya tanaman, maka dari sistem budidaya tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih sistem pola tanam.

Pola tanam ini memiliki tujuan untuk menghindari resiko gagal dan memanfaatkan sumber daya secara optimal. Namun yang penting persyaratan tumbuh antara kedua tanaman atau lebih terhadap lahan hendaklah mendekati kesamaan.

Pola tanam yang umum pada dataran rendah adalah adalah pola tanam tumpang gilir. Pola tanam tumpang gilir ini adalah penanaman dua tanaman atau lebih secara berurutan pada sebidang lahan dalam waktu satu tahun, setelah tanaman yg pertama dipanen kemudian disusul tanaman berikutnya.

Masing masing daerah dataran rendah yang ada di Indonesia menerapkan sistem yang berbeda dalam menentukan tanaman apa yang digilir dalam satu tahun, hal ini dikarenakan kebiasaan dan kebutuhan penduduk, dan karakteristik lahan, serta komoditi unggulan yang mereka miliki.

  • Bagikan