Mengenal Penyakit Rebah Kecambah dan Cara Pengendaliannya

  • Bagikan
Rebah Kecambah/Damping off
Rebah Kecambah/Damping off

Medatani – Penanaman melalui benih merupakan salah satu metode yang bisa dijadikan solusi. Karena, di masa sekarang, benih-benih yang tersebar di Indonesia sudah memiliki kualitas yang baik, dan semakin unggul. Dengan menggunakan benih yang berkualitas ini, harapannya adalah produk yang dihasilkan tanaman akan menjadi berkualitas pula.

Namun demikian, tak jarang petani, melalui metode pembudayaan benih tanamannya mengalami bencana sebab adanya rebah kecambah. Alhasil, dari terjangkitnya tanaman oleh rebah kecambah, tanaman tersebut mengalami masalah dalam proses pertumbuhannya. Kemudian, lebih dari itu, tanaman pun akan mati saking parahnya serangan tersebut.

Rebah kecambah atau bahasa kerennya damping off adalah penyakit tanaman yang menjangkit benih, kecambah, dan semaian. Tertulis di baskara90.wordpress.com, terdapat dua jenis damping off yakni pre-emergence damping off dan post-emergence damping off. Perbedaan keduanya terdapat pada waktu penyerangan.

Pre-emergence damping off merupakan tipe damping off yang menyerang sebelum kemunculannya, sedangkan post-emergance damping off melakukan penyerangan kepada semaian bibit yang masih muda sampai batang menjadi kayu.

Umumnya, rebah kecambah, baik itu post-emergence damping off maupun pre-emergance damping off menyerang tanaman cabai, tomat, jeruk, dan terong. Tetapi, tak menutup kemungkinan pada tanaman yang lain juga. Sebab, sebagaimana yang telah dikatakan sebelumnya bahwa rebah kecambah ini adalah penyakit yang menyerang bibit, maka tanaman apapun yang ditanam melalui bibit, ia mempunyai potensi untuk terkena damping off.

Kemunculan penyakit tanaman ini pastinya dipengaruhi oleh faktor benih. Baik buruknya kualitas benih bisa menentukan, benih yang buruk kemungkinan akan menghasilkan kelayuan pada kecambah lalu kemudian mati. Selain itu, organisme-organisme mengganggu, dalam hal ini patogen juga kerap menjadi penyebab. Phytophthora sp. , Rhizoctonia solani Kuhn, Phytium sp. , dan Fusarium sp. adalah contohnya.

Gejala

Adapun gejala yang timbul akibat damping off ini tergantung pada jenis apa benihnya. Kemudian, ada juga faktor umur dan stadia perkembangan semainya. Patogen Phytophthora yang menjadi penyebab rebah kecambah, menyebabkan pembusukan pada bagian pangkal batang. Pembusukan yang utama, terjadi pada perkembangan bji apalagi di bagian dekat tanah.

Lalu, untuk serangan yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani, ia menjangkit tanaman sehingga kemudian menyebabkan pembusukan semai yang dekat ke permukaan tanah. Dan bagi Pythium, mulanya menyerang bagian tanaman pada bagian tanah. penyerangan itu membuat layu, busuknya kulit akar, dan pembusukan pada tunas serta daun.

Pengendalian

Untuk rekomendasi pengendaliannya sendiri, cobalah gunakan GDM Black BOS (Bio Organic Stimulant). GDM Black BOS ini adalah salah satu produk yang bisa membantu jika tanaman terkena damping off karena di dalamnya terkandung bakteri yang berfungsi mencegah penyakit tertular pada tanah, salah satunya adalah damping off. Tak cukup sampai di situ, dengan menggunakan produk ini, asupan unsur hara, baik makro maupun mikro dapat terpenuhi baik.

Dengan berkembangnya zaman, Bio Organic Stimulant ini bisa dijumpai di online shop atau pasar online. Baik melalui situs khusus online shop atau melalui platform seperti Instagram, facebook, dan lain-lainnya sekarang produk GDM ini terjual dengan mudah.Tak jarang juga, toko offline yang menjual produk tersebut.

Mengenai caranya, bisa rendam benih tanaman pada larutan GDM sepuluh persen di air hangat selama 30 menit. Hal ini dilakukan sebagai tahap pencegahan penularan melalui biji. Selanjutnya, aplikasikan POC GDM secara rutin supaya memperkuat daya tahan tanaman terhadap patogen penyakit.

  • Bagikan