Tanaman bayam merupakan salah satu bahan olahan sayuran yang paling diminati banyak orang. Entah cara memasak yang praktis, atau rasa gurihnya yang sulit tergantikan, membuat sayuran ini sangat laris di pasaran.
Bayam merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk di konsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Selain memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, ternyata bayam juga bisa menyebabkan penyakit bahkan kematian jika disajikan dengan cara yang salah.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyajikan sayur bayam untuk dikonsumsi;
1. Menyimpan dan Menghangatkan Bayam
Sayur bayam jangan dihangatkan atau disimpan lebih dari 5 jam. Kandungan zat besi (Fe) yang tinggi pada bayam menyebabkan zat tersebut mudah bereaksi dengan udara sehingga zat besi (Fe2+) akan berubah menjadi zat besi yang bersifat racun bagi tubuh (Fe3+).
Bayam juga mengandung Nitrat (NO3) yang bila bereaksi dengan udara akan menjadi Nitrit (NO2) yang bersifat racun di dalam tubuh. Sebab itu, sayur bayam harus selalu habis untuk satu kali makan, jangan disimpan lebih dari 5 jam, dan jangan menghangatkan sayuran bayam.
2. Penggunaan Alat Masak dari Aluminium
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jangan gunakan alat masak berbahan alumunium karena zat besi pada bayam akan bereaksi dengan alumunium sehingga menjadi racun. Lebih baik lagi bila sayur bayam yang dikonsumsi adalah bayam organik karena kandungan nitratnya rendah.
3. Dikomsumsi Penderita Asam Urat dan Rematk
Sayur bayam mengandung purin sehingga tidak dianjurkan bagi penderita asam urat dan rematik. Di dalam tubuh, purin akan mengalami metabolisme asam urat.
Bayam merupakan sumber zat besi paling tinggi untuk tubuh, tetapi ketika bayam banyak bereaksi dengan udara, maka zat besi tersebut akan berubah menjadi senyawa ferro, maka zat ferro ini bersifat racun (oksidan) bagi tubuh.
Salah satu penyakit yang berbahaya disebabkan konsumsi bayam yang tidak benar adalah penyakit Sianosis, yaitu ketidak mampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen, sehingga seluruh jaringan tubuh akan terasa lemas karena kekurangan oksigen.
Kandungan Nitrit Pada Bayam
Nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama-tama menjadi ammonium, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat.
Oleh karena itu, nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, sedangkan nitrat adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air tanah dan air permukaan.
Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammoniaanhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat dalam tanah
Bahaya Nitrit Terhadap Kesehatan
1. Nitrit dalam jumlah sedikit
Nitrit merupakan senyawa toksin yang tidak mudah dinetralisir oleh sistem hati. Sifatnya merusak komponen hemoglobin termasuk pula menyerap kandungan zat besi sebagai faktor pengikat oksigen di dalam hemoglobin.
Gejala klinis yang timbul dapat berupa nyeri perut, nyeri kepala, pusing, penurunan tekanan darah. Selain itu sianosis dapat muncul beberapa menit sampai 45 menit.
Pada kasus ringan, sianosis hanya tampak disekitar bibir dan membran mukosa. Adanya sianosis sangat tergantung dari jumlah total hemoglobin dalam darah, saturasi oksigen, pigmentasi kulit dan pencahayaan saat pemeriksaan.
Bila mengalami keracunan berat, korban tidak dapat sadar seperti koma atau kejang sebagai akibat hipoksia berat.
2. Nitrit dalam jumlah banyak
Nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan diare campur darah, disusul oleh konvunsi, koma, dan bila tidak tertolong akan meninggal. Keracunan kronis dapat menyebabkan depresi, sakit kepala. Methemoglobin dapat terjadi apabila hemoglobin terpapar oksidator termasuk nitrat yang teroksidasi oleh udara menjadi nitrit.
Nitrit akan mengoksidasi hemoglobin pada darah menjadi methemoglobin yang tidak dapat mengikat oksigen. Nitrit bisa berubah kembali menjadi senyawa baru ketika bertemu dengan sejumlah jenis asam amino dalam darah disebut nitrosamin.
Nitrosamin ini memiliki karakter karsinogen, menganggu keseimbangan sirkulasi darah dan memberi efek negatif terhadap proses regenerasi sel termasuk terhadap karakter DNA.