Mediatani – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan pemantaun terhadap pengelolaan pupuk bersubsidi. Menurutnya, semua pihak yang terlibat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa pupuk bersubsidi sampai ke petani tanpa ada kekurangan.
“Jangan sampai ada penyelewengan dan penyimpangan, boros di sana dan di sini. Tolong jaga dengan baik,” ungkap SYL saat membuka kegiatan Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Pupuk Bersubsidi di PPMKP, Ciawi, pada Kamis (19/01/2023) sore.
SYL menambahkan bahwa pertanian dunia saat ini menghadapi kondisi yang kompleks dan harga pupuk yang meningkat tajam akibat konflik antara Rusia dan Ukraina.
Sebelum terjadi pandemi, harga urea tertinggi terjadi pada 24 juni 2019 yaitu sebanyak Rp. 4.123 per kilogram. Tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina, peningkatannya mencapai 242 persen pada 25 Maret 2022, dan peningkatan tersebut masih berlanjut hingga hari ini.
“Dengan kondisi ketersediaan pupuk saat ini, maka kita harus menerapkan prinsip bahwa pupuk harus bisa cepat dibagi, cermat dalam membagi, dan akurat,” tegas SYL.
Untuk meningkatkan akurasi, SYL meminta distribusi pupuk dapat memanfaat kecanggihan sistem digital. Sistem tersebut dipercaya dapat menambah kecepatan untuk mengantisipasi berbagai kendala dalam proses distribusi.
SYL juga menuntut pelaksanaan pelatihan dilakukan secara optimal. Menurutnya, pelatihan untuk para penyuluh dan pengelola pupuk bersubsidi ini penting dilaksanakan karena dalam pengelolaan pupuk bersubsidi dibutuhkan orang yang memiliki pola pikir membela kedaulatan negara.
“Para peserta yang ikut ToT hari ini harus memiliki tekad semangat berjuang bagi rakyat. Di tangan kita, ada kesejahteraan petani. Ada kemampuan untuk menyediakan makanan buat rakyat,” ujar SYL.
Selain dari pengawasan terhadap tata kelola pupuk bersubsidi, Mentan juga meminta kepada semua pihak untuk selalu kreatif dalam memanfaatkan sumber daya lokal demi menyiasati ketersediaan pupuk bersubsidi. Sebagai salah satu solusi, perlu dilakukan pemberdayaan pengembangan pupuk organik sebagai jalan alternatif untuk pengganti pupuk anorganik.
Sementara itu, Direktur Badan Penyuluhan dan Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan peserta dalam kegiatan ToT ini melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya.
“Dari target 40 ribu peserta, saat ini telah terdaftar 40.676 peserta yang terdiri dari penyuluh dan pengelola pupuk bersubsidi yang hadir secara online maupun offline,” ungkap Dedi.
Sesuai instruksi Menteri Pertanian, materi pelatihan akan difokuskan pada upaya meningkatkan efektifitas tata kelola pupuk bersubsidi.
“Outcome dari kegiatan ini adalah peningkatan kompetensi penyuluh dan pengelola pupuk bersubsidi. Para peserta akan diajar mulai dari pengisian e-lokasi sampai implementasinya di lapangan,” tutur Dedi.
ToT akan dilaksanakan selama 3 hari, dimulai pada tanggal 16-18 Januari 2023 yang dilakukan secara tatap muka di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawin dan serentak secara daring di Diklat UPT Pelatihan Pertanian, Kantor Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota. dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) seluruh Indonesia