Mentan SYL Tinjau Lahan Pengembangan Budidaya Padi IP400 di Bulukumba

  • Bagikan

Mediatani – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengunjungi hamparan lahan sawah pengembangan budidaya padi IP400 atau penanaman padi 4 kali setahun di Desa Bialo, Kec. Gantarang, Bulukumba seluas 250 hektar.

Di tahun ini, Mentan Syahrul rencananya akan memperluas pengembangan budidaya padi IP400 menjadi 2 ribu hektar. Bahkan jika berhasil, pengembangan lahan akan ditingkatkan lagi hingga 10 ribu hektar.

“Pertanian Bulukumba tidak boleh kalah dengan daerah lain. Program padi IP400 ini adalah upaya mendorong produktivitas, produksi dan kesejahteraan petani dengan bertani yang maju, mandiri dan modern yang mengoptimalkan potensi sumberdaya alam,” ungkap Mentan SYL pada kunjungan tersebut, Minggu (6/2/2022).

Mentan menjelaskan, air dan sinar matahari yang tersedia sepanjang musim seharusnya bisa dioptimalkan untuk kemajuan pertanian agar tetap tanguh di tengah dampak perubahan iklim dan pandemi covid 19.

Selain itu, menurut Mentan Syahrul, kunci keberhasilan dari program IP400 ini terletak pada penggunaan benih genjah kualitas unggul, pupuk organik, pupuk yang berimbang dan manajemen air irigasi.

Dengan produktivitas 5 ton per hektar, petani bisa memperoleh penghasilan hingga Rp 30 juta perhektar. Jika 1.000 hektar, penghasilan yang diperoleh Rp 30 miliar permusim tanam dan jika musim tanam 4 kali setahun, diperoleh Rp 120 miliar. Dengan begitu, penghasilan yang bisa didapatkan petani mencapai Rp 10 juta perbulan.

“Bisa kita hitung jika luasanya meningkat menjadi 2.000 hektar. Stok beras kita makin tangguh,” jelas Mentan Syahrul.

Dia menginginkan pengembangan budidaya padi yang ada di Bulukumba tersebut harus naik kelas, terutama untuk kualitas penggilingan padi (rice milleng unit/RMU) yang kapasitas penggilinganya bisa lebih meningkat dan beras yang menghasilkan berkualitas tinggi agar tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan sendiri tetapi juga bisa digunakan untuk ekspor.

“Pertanian kita jangan lagi seperti dulu, tapi harus naik kelas. Bila perlu kita ekspor beras dari Bulukumba. Saya pun dukung pakai dana KUR, kita tidak boleh manja-manja dengan bantuan, APBN tidak cukup, petani harus berpikir dan bertindak maju,” tegasnya.

Tidak hanya padi, Mentan SYL juga mendorong kemajuan pertanian Bulukumba yaitu budidaya komoditas unggulan dan strategis lainnya yang meliputi jagung, kelapa, kopi dan sapi. Mekanisasi pertanian pun didorong termasuk fasilitas dana KUR yang lebih besar.

“Bantuan harus kita fokuskan dalam skala ekonomis dulu yang jelas memberikan hasil. Bulukumba punya potensi lahan kelapa 13 ribu hektar, kita fokuskan dulu bantuan pengembangannya 2 ribu hektar berikut kita bangun hilirisasinya,” tegasnya.

Sementara itu, Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf mengatakan bahwa pihaknya serta masyarakat Bulukumba sangat mengapresiasi adanya bantuan dari Kementerian Pertanian.

Mereka berharap agar Kementerian Pertanian akan memberikan perhatian yang lebih besar lagi untuk kemajuan sektor pertanian dan berhasil menyelamatkan pertumbuhan ekonomi khususnya di Bulukumba.

Data perhitungan PDRB menunjukkan bahwa sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi dari tahun 2015 sampai 2020 telah memberikan kontribusi dan nilai yang terbesar.

Ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Sulawesi Selatan pada tahun 2020 terjun bebas hingga pada angka minus akibat pandemi Covid-19, namun Kabupaten Bulukumba masih berada di angka Positif yaitu 0,43 persen.

Senada dengan hal tersebut, Wakil Bupati Bulukumba Andi Edy Manaf juga mendukung penuh program dan gebrakan dari Mentan Syahrul dalam upayanya untuk mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern.

Menurutnya, program pertanian memang harus melalui langkah-langkah inovatif agar petani tidak dimanjakan terus dengan bantuan pemerintah.

“Petani sudah saatnya mandiri. Kita dorong program Pak Mentan SYL menumbuhkan inovasi, petani milenial, peningkatan produksi dan hilirisasi serta pasar ekspornya agar petani semakin maju. Kita arahkan petani akses dana KUR. Kita harapkan petani tidak lagi bergantung pada bantuan. Pupuk pun bisa dihasilkan sendiri, begitu kebutuhan lainnya,” ujarnya.

  • Bagikan